BATAM KOTA (BP) – Batam merupakan salah satu kota selain Jakarta
di Indonesia yang dipercayakan dunia internasional untuk penyelenggaraan
perizinan satu atap atau single window di Asia Tenggara.
Proyek yang bertujuan menghubungkan seluruh perizinan untuk perkembangan bisnis, investasi dan perdagangan di negara-negara ASEAN (Association of South East Asia Nations) ini ke depannya akan terintegrasi ke seluruh negara ASEAN demi terwujudnya ASEAN Economic Community.
Demikian disampaikan Wakil Tetap RI untuk ASEAN Ngurah Swajaya di sela-sela kunjungan dan peninjauan 10 delegasi ASEAN Connectivity Coordinating Committee (ACCC) di kantor BP Batam, Kamis (28/6).
Dikatakannya, proyek ACCC ini dikembangkan untuk mendukung visi ASEAN menjadi kawasan yang terintegrasi baik politik, ekonomi maupun sosial-budaya (ASEAN Community) pada tahun 2015.
Salah satu proyek untuk mewujudkan impian para pemimpin ASEAN itu yakni pembentukan satu portal yang dapat mengakomodasi seluruh instansi dari berbagai negara ASEAN berupa ASEAN Single Window.
Pentingnya konektivitas ASEAN ini, kata Ngurah, untuk menciptakan kawasan ASEAN yang lebih kompetitif dengan peningkatan aliran barang, jasa dan modal secara efisien dan efektif. ASEAN Single Window ini menurut Ngurah sangat penting karena terkait dengan perdagangan, investasi dan lainnya termasuk dari segi perhubungan laut dan udara.
”Salah satunya adalah pengembangan Roro. Dan Batam punya potensi untuk pilot project Roro Batam-Singapura, Batam-Malaysia dan lainnya,” katanya.
Ia juga menyebutkan, dalam waktu dekat akan diujicobakan roro dari Filipina ke Bitung, Sulawesi Utara serta akan dikembangkan di Sumatera dan Batam.
”Untuk Batam masih butuh studi kelayakan lagi. Tapi kita juga ingin bangun transportasi untuk hubungan udara,” katanya.
Ketua BP Kawasan Batam Mustofa Widjaya mengatakan bandara Hang Nadim Batam cukup refresentatif untuk mendukung program ACCC tersebut. Karena selain penerbangan rute Batam Malaysia, bisa terkoneksi juga ke hampir semua negara ASEAN maupun Korea, China dan Jepang.
”Saat ini masih Batam-Malaysia tapi hampir semua negara ASEAN bisa dibuka rute penerbangannya ke dan dari Batam,” katanya.
Mustofa juga mengatakan program single window di Batam masih terus dilakukan dan instansi-instansi yang ada di pusat telah terhubung dengan sistem informasi teknologi yang ada.
”Hubungan dengan IT dari institusi di pusat mulai lancar,” katanya. (spt) (31)
Proyek yang bertujuan menghubungkan seluruh perizinan untuk perkembangan bisnis, investasi dan perdagangan di negara-negara ASEAN (Association of South East Asia Nations) ini ke depannya akan terintegrasi ke seluruh negara ASEAN demi terwujudnya ASEAN Economic Community.
Demikian disampaikan Wakil Tetap RI untuk ASEAN Ngurah Swajaya di sela-sela kunjungan dan peninjauan 10 delegasi ASEAN Connectivity Coordinating Committee (ACCC) di kantor BP Batam, Kamis (28/6).
Dikatakannya, proyek ACCC ini dikembangkan untuk mendukung visi ASEAN menjadi kawasan yang terintegrasi baik politik, ekonomi maupun sosial-budaya (ASEAN Community) pada tahun 2015.
Salah satu proyek untuk mewujudkan impian para pemimpin ASEAN itu yakni pembentukan satu portal yang dapat mengakomodasi seluruh instansi dari berbagai negara ASEAN berupa ASEAN Single Window.
Pentingnya konektivitas ASEAN ini, kata Ngurah, untuk menciptakan kawasan ASEAN yang lebih kompetitif dengan peningkatan aliran barang, jasa dan modal secara efisien dan efektif. ASEAN Single Window ini menurut Ngurah sangat penting karena terkait dengan perdagangan, investasi dan lainnya termasuk dari segi perhubungan laut dan udara.
”Salah satunya adalah pengembangan Roro. Dan Batam punya potensi untuk pilot project Roro Batam-Singapura, Batam-Malaysia dan lainnya,” katanya.
Ia juga menyebutkan, dalam waktu dekat akan diujicobakan roro dari Filipina ke Bitung, Sulawesi Utara serta akan dikembangkan di Sumatera dan Batam.
”Untuk Batam masih butuh studi kelayakan lagi. Tapi kita juga ingin bangun transportasi untuk hubungan udara,” katanya.
Ketua BP Kawasan Batam Mustofa Widjaya mengatakan bandara Hang Nadim Batam cukup refresentatif untuk mendukung program ACCC tersebut. Karena selain penerbangan rute Batam Malaysia, bisa terkoneksi juga ke hampir semua negara ASEAN maupun Korea, China dan Jepang.
”Saat ini masih Batam-Malaysia tapi hampir semua negara ASEAN bisa dibuka rute penerbangannya ke dan dari Batam,” katanya.
Mustofa juga mengatakan program single window di Batam masih terus dilakukan dan instansi-instansi yang ada di pusat telah terhubung dengan sistem informasi teknologi yang ada.
”Hubungan dengan IT dari institusi di pusat mulai lancar,” katanya. (spt) (31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar