Batam, 10/10 (ANTARA) - Perusahaan asal China, Sinopec membangun gudang penyimpanan minyak terbesar se-Asia Tenggara di Pulau Janda Berhias Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau.
"'Oil storage" ini akan mampu menampung 2,6 juta meter kubik atau setara dengan 16 juta barel minyak, sehingga ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara," kata Presiden Direktur West Point Terminal Hawana di Batam, Rabu.
Peletakan batu pertama pendirian Depo tersebut dilakukan Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani, disaksikan Kepala Badan Penanaman Modal Azam Lubis, Duta Besar China Lu Jianchao, Rabu.
Ia mengatakan depo minyak di pulau yang baru selesai direklamasi itu akan menyaingi kawasan sejenis di Jurong, Singapura dan di Malaysia.
Sinopec menginvestasikan dananya sekitar Rp7,7 triliun untuk membangun depo di lahan seluas 75 hektare pada tahap pertama.
Depo Sinopec di Batam akan menyimpan minyak hasil kilang milik perusahaan China itu dari Afrika dan Timur Tengah.
Ditanya kemungkinan distribusi minyak untuk Indonesia, ia mengatakan masih dalam penjajakan.
Presiden Sinopec Wang Tianpu mengatakan gembira dengan pembangunan depo di Batam dan kerjasama yang dilakukan dengan Grup MAS.
Sinopec memilih membangun depo di Batam karena lokasinya yang strategis terletak di Selat Malaka.
Sementara itu, Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengatakan menyambut penanaman modal yang dilakukan perusahaan asal China itu.
Batam, kata dia, merupakan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yang memberikan berbagai kemudahan bagi pengusaha, termasuk insentif perpajakan dan penyediaan lahan.
Awalnya, kata Gubernur, Pulau Janda Berhias yang terletak timur Batam itu tidak masuk KPBPB Batam, karena terpisah dari pulau utama. Namun, karena permintaan pengusaha dan dukungan pemerintah, maka pulau itu masuk dalam KPBPB Batam.
"Pulau Janda Berhias dekat Singapura dengan kondisi keamanan dan ketertiban relatif baik," kata Gubernur.
Gubernur menyatakan pemerintah daerah terus mendukung upaya penanaman modal dan berjanji akan membantu memecahkan masalah yang melintang.
Kepala BKPM Azam Lubuis mengatakan pemerintah mendukung investasi yang dilakukan Sinopec, apalagi perusahaan itu berpengalaman dan memiliki teknologi tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar