Oleh: Larno
Batam (ANTARA Kepri) - Badan Pengusahaan (BP) Batam mulai fokus
mengembangkan "Batam Techno Park" untuk mendukung industri berbasis
teknologi di kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas (FTZ).
"BP Batam tengah mempersiapkan Politeknik Negeri Batam untuk menjadi inkubator teknologi sebagai upaya mendorong munculnya startup lokal melalui program 'Batam Techno Park'," kata Kasubdit Monitor Evaluasi Industri dan Perdagangan BP Batam, Tri Novianta Putra di Batam, Senin.
"BP Batam tengah mempersiapkan Politeknik Negeri Batam untuk menjadi inkubator teknologi sebagai upaya mendorong munculnya startup lokal melalui program 'Batam Techno Park'," kata Kasubdit Monitor Evaluasi Industri dan Perdagangan BP Batam, Tri Novianta Putra di Batam, Senin.
Ia
mengatakan, saat ini pembangunan "Batam Techno Park" di Politeknik
Negeri Batam yang akan digunakan untuk memfasilitasi industri teknologi
dan juga memfasilitasi startup UKM yang berbasiskan IT tengah dilakukan.
"Perkembangan UKM lokal berbasis teknologi terhambat karena belum adanya inkubator bisnis teknologi. Sehingga tidak banyak investor yang mau menyerap produk lokal dan mendidik mereka mandiri," kata Novianta.
Agar Indonesia memiliki basis ekonomi yang kuat dari usaha kecil, kata dia, Indonesia membutuhkan fasilitas yang bisa memproduksi produk elektronik inovasi teknologi untuk skala menengah dengan kapasitas produksi 20.000 hingga 50.000.
Sementara saat ini yang ada hanya industri besar dengan skala produksi 100.000 hingga jutaan.
"BP Batam juga bekerja sama dengan ITB Bandung untuk mewujudkan 'Batam Techno Park' yang akan menjadi dasar pengembangan industri berbasis teknologi baru di Batam," kata dia.
Menurut Tri, Politeknik Batam dan ITB sudah memiliki desain beberapa produk prototipe inovasi teknologi yang sudah bisa diproduksi di Batam dan dijual di pasar global.
"Yang terbaru, mereka berhasil mendesain jaringan data 4G dengan produk Wimax yang ditujukan untuk mempermudah komunikasi di seluruh Indonesia," kata Novianta.
Dalam waktu dekat, kata dia, BP Batam akan mengalokasikan Rp300 juta untuk pelatihan "Teaching Factory" yang akan dilaksanakan di Politeknik Batam.
"BP Batam ingin memperkuat industri teknologi, karena marketnya sangat besar," kata dia.(*)
Editor: Dedi
"Perkembangan UKM lokal berbasis teknologi terhambat karena belum adanya inkubator bisnis teknologi. Sehingga tidak banyak investor yang mau menyerap produk lokal dan mendidik mereka mandiri," kata Novianta.
Agar Indonesia memiliki basis ekonomi yang kuat dari usaha kecil, kata dia, Indonesia membutuhkan fasilitas yang bisa memproduksi produk elektronik inovasi teknologi untuk skala menengah dengan kapasitas produksi 20.000 hingga 50.000.
Sementara saat ini yang ada hanya industri besar dengan skala produksi 100.000 hingga jutaan.
"BP Batam juga bekerja sama dengan ITB Bandung untuk mewujudkan 'Batam Techno Park' yang akan menjadi dasar pengembangan industri berbasis teknologi baru di Batam," kata dia.
Menurut Tri, Politeknik Batam dan ITB sudah memiliki desain beberapa produk prototipe inovasi teknologi yang sudah bisa diproduksi di Batam dan dijual di pasar global.
"Yang terbaru, mereka berhasil mendesain jaringan data 4G dengan produk Wimax yang ditujukan untuk mempermudah komunikasi di seluruh Indonesia," kata Novianta.
Dalam waktu dekat, kata dia, BP Batam akan mengalokasikan Rp300 juta untuk pelatihan "Teaching Factory" yang akan dilaksanakan di Politeknik Batam.
"BP Batam ingin memperkuat industri teknologi, karena marketnya sangat besar," kata dia.(*)
Editor: Dedi
COPYRIGHT © 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar