- Minggu, 21 October 2012 (sumber Haluan Kepri)
"Tahap pendataan kerusakan gedung telah dilakukan. Pada 2013 kami juga akan memasukkan anggaran untuk menghidupkan kembali BLK tersebut," kata Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan di Batam, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini belum bisa menentukan besaran kebutuhan dana untuk perbaikan gedung dan alat-alat pelatihan yang dibutuhkan di BLK. "Peralatan praktik yang sudah lama tidak dipakai banyak rusak. Kami masih menghitung mau diganti atau mau diperbaiki bila masih memungkinkan," kata Ilham.
Ilham mengatakan, selama ini tenaga kerja sektor perkapalan di Batam sebagian besar masih diambil dari daerah lain. Sementara masyarakat tempatan belum banyak mengisi lowongan kerja yang tersedia. "Kami berharap nantinya tenaga kerja di Batam mampu mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Jadi tidak semua harus didatangkan dari luar," kata dia.
Pemerintah Kota Batam berharap Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengambil alih pengelolaan BLK di Batam yang sedang dalam tahap renovasi. "Untuk mengelola BLK sendiri membutuhkan anggaran yang besar. Kami berharap kementerian bisa pengelolaan BLK di Batam agar bisa beroperasi sesuai kebutuhan," kata Walikota Batam Ahmad Dahlan, Selasa lalu.
Dahlan mengatakan, kebutuhan BLK di Batam mendesak setelah ribuan angkatan kerja tidak mampu mengisi berbagai pekerjaan yang dibutuhkan perusahaan. "Yang paling tepat mengelola adalah Kementerian Tenaga Kerja. Agar berbagai pelatihan yang akan dilakukan di sana bisa maksimal," kata dia.
Ia berharap usulan tersebut bisa dikaji oleh Kemenakertrans lalu membuka peluang pengelolaan BLK oleh Kemenakertrans sehingga pemberian sertifikat untuk tenaga kerja bisa segera dilakukan. "Pada dasarnya pemerintah pusat sangat mendukung agar BLK di Batam kembali diaktifkan. Agar kebutuhan perusahaan di Batam bisa terpenuhi oleh tenaga ahli dari lokal," kata Dahlan.
Selain mengaktifkan BLK, kata Dahlan, pemerintah kota akan berupaya menambah jumlah sekolah kejuruan di Batam meski hingga kini masih banyak kendala. "Lahan yang dibutuhkan belum semuanya tersedia. Karena membangun sekolah kejuruan berbeda dengan sekolah umum. Jadi memerlukan lahan yang luas," kata dia. (hk/ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar