TRIBUNNEWSBATAM, BATAM -
Bandara Internasional Hang Nadim Batam mengalami kesulitan air bersih
setiap pagi sehingga mengganggu aktivitas pelayanan bandara.
"Setiap pagi, air mengalir sangat kecil sehingga tidak bisa naik ke lantai dua," kata Humas Bandara Hang Nadim Setyo Utomo di Batam, Senin.
Sumber air dari perusahaan air minum PT Adhya Tirta Batam mengalir sangat kecil dan hanya dapat melayani kebutuhan lantai satu. Padahal, ruang tunggu penumpang bandara di lantai dua.
Pihak bandara, kata dia, sudah berulang kali menghubungi PT ATB untuk memberikan pelayanan maksimal. Namun tidak mendapat jawaban yang memuaskan. "Kami sudah sering melapor, tetapi tetap saja," kata Setyo.
Menurut dia, pelayanan ATB tidak memuaskan. Karena biasanya setiap pagi di seluruh perumahan sekitar bandara, air mati.
"Air di perumahan kalau pagi mati semua. Di bandara masih ada tapi kecil," kata dia.
Sebenarnya, kata dia, pihak bandara berencana membangun sumur sendiri untuk memenuhi kebutuhan pelayanan. Namun, Perda Batam melarang pembuatan sumur air sendiri.
"Kami tidak bisa melanggar peraturan dengan buat sumur sendiri," kata dia.
Untuk menyiasati kekurangan air setiap pagi, ia mengatakan akan menyediakan tangki-tangki besar. "Nanti kami buat tangki lagi," kata dia.
Krisis air bersih terjadi setiap hari hingga sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah itu air mengalir normal, kata dia.
Sementara itu, sejumlah penumpang mengeluhkan ketersediaan air kamar kecil di Bandara Hang Nadim Batam.
"Tidak ada air, padahal kami hendak menggunakan kamar kecil," kata penumpang Syamsir di Batam, Senin.
Ia mengatakan di dalam toilet, tidak ada air. Keran air tidak menetes sama sekali sehingga mengganggu aktivitas. Padahal air sangat dibutuhkan di kamar kecil. Karena tidak ada air, maka kamar kecil terkesan jorok dan bau.
Senada dengan Syamsir, penumpang tujuan Jakarta yang lain, Gino mengeluhkan ketersediaan air di bandara internasional itu.
"Air itu kebutuhan vital. Kenapa bandara tidak bisa mengelola dengan baik, padahal ini bandara internasional," kata dia. (ANT)
"Setiap pagi, air mengalir sangat kecil sehingga tidak bisa naik ke lantai dua," kata Humas Bandara Hang Nadim Setyo Utomo di Batam, Senin.
Sumber air dari perusahaan air minum PT Adhya Tirta Batam mengalir sangat kecil dan hanya dapat melayani kebutuhan lantai satu. Padahal, ruang tunggu penumpang bandara di lantai dua.
Pihak bandara, kata dia, sudah berulang kali menghubungi PT ATB untuk memberikan pelayanan maksimal. Namun tidak mendapat jawaban yang memuaskan. "Kami sudah sering melapor, tetapi tetap saja," kata Setyo.
Menurut dia, pelayanan ATB tidak memuaskan. Karena biasanya setiap pagi di seluruh perumahan sekitar bandara, air mati.
"Air di perumahan kalau pagi mati semua. Di bandara masih ada tapi kecil," kata dia.
Sebenarnya, kata dia, pihak bandara berencana membangun sumur sendiri untuk memenuhi kebutuhan pelayanan. Namun, Perda Batam melarang pembuatan sumur air sendiri.
"Kami tidak bisa melanggar peraturan dengan buat sumur sendiri," kata dia.
Untuk menyiasati kekurangan air setiap pagi, ia mengatakan akan menyediakan tangki-tangki besar. "Nanti kami buat tangki lagi," kata dia.
Krisis air bersih terjadi setiap hari hingga sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah itu air mengalir normal, kata dia.
Sementara itu, sejumlah penumpang mengeluhkan ketersediaan air kamar kecil di Bandara Hang Nadim Batam.
"Tidak ada air, padahal kami hendak menggunakan kamar kecil," kata penumpang Syamsir di Batam, Senin.
Ia mengatakan di dalam toilet, tidak ada air. Keran air tidak menetes sama sekali sehingga mengganggu aktivitas. Padahal air sangat dibutuhkan di kamar kecil. Karena tidak ada air, maka kamar kecil terkesan jorok dan bau.
Senada dengan Syamsir, penumpang tujuan Jakarta yang lain, Gino mengeluhkan ketersediaan air di bandara internasional itu.
"Air itu kebutuhan vital. Kenapa bandara tidak bisa mengelola dengan baik, padahal ini bandara internasional," kata dia. (ANT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar