Oleh chandra gunawan
on Oct 23rd, 2012 (sumber Bisnis Kepri)
BATAM: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam)
mulai fokus mengembangkan startup lokal atau perusahaan baru di bidang
teknologi informasi untuk mendukung industri berbasis teknologi di
kawasan perdagangan bebas Batam.
Tri Novianta Putra, Kasubdit Monitor Evaluasi
Industri dan Perdagangan BP Batam, mengungkapkan BP Batam tengah
mempersiapkan Politeknik Negeri Batam untuk menjadi inkubator teknologi
sebagai upaya mendorong munculnya startup lokal melalui program Batam
Techno Park.
“Kami akan membuat Batam Techno Park, nanti tugasnya
memfasilitasi industri teknologi dan juga memfasilitasi startup UKM
yang berbasiskan IT,” kata dia, Senin, (22/10/2012).
Menurutnya perkembangan UKM lokal atau startup
berbasis teknologi terhambat karena belum adanya inkubator bisnis
teknologi. Sehingga tidak banyak investor yang mau menyerap produk
startup lokal dan mendidik mereka mandiri.
Padahal Indonesia, kata dia, membutuhkan fasilitas
yang bisa memproduksi produk elektronik inovasi teknologi untuk skala
menengah dengan kapasitas produksi 20.000 hingga 50.000. Sementara di
Batam industri elektronik yang berskala besar hanya menerima pesanan
dengan kapasitas produksi diatas 100.000 hingga jutaan.
“China banyak sekali startup yang bisa memproduksi untuk skala produksi dibawah 100.000, ini kita tidak punya,” jelasnya.
Tri menambahkan saat ini BP Batam bekerja sama
dengan Politeknik Batam dan ITB untuk menyerap startup lokal.”PMA yang
mau investasi tapi punya masalah robotic packaging karena kita tidak
punya. Saat ini Poltek sedang membuat Teaching factory dengan ITB,
konsepnya belajar seolah di industri,” paparnya.
Pusat inovasi Batam Techno Park yang akan berada di
Politeknik Batam akan dimanfaatkan untuk mengintegrasikan temuan
inkubator teknologi dan mengembangkan startup lokal sehingga bisa
menangkap peluang kerja sama dengan industri besar yang ada di Batam.
Menurut Tri, Politeknik Batam dan ITB sudah memiliki
desain beberapa produk prototipe inovasi teknologi yang sudah bisa
diproduksi di Batam dan dijual di pasar global.
Terakhir mereka berhasil mendesain jaringan data 4G
dengan produk Wimax. “Teman-teman dari ITB sudah bisa mendesain 4G
dengan Wimax. Bukan merakit, tapi mendesain mulai dari sisi hulu
rangkaian, chipnya, sampai ke final product. Batam dengan Menkominfo
sudah meluncurkan wimax Jumat lalu,” tuturnya.
Dalam waktu dekat ini BP Batam akan mengalokasikan
Rp300 juta untuk pelatihan Teaching Factory yang akan dilaksanakan di
Politeknik Batam.
Tri menuturkan pengembangan inkubator teknologi ini
sebagai langkah memperkuat industri di bidang inovasi teknologi yang
selama ini Batam dikuasai tiga industri.
“BP Batam ingin memperkuat industri teknologi,
karena marketnya sangat besar. Selama ini kan Batam terkenal dengan
manufaktur, perkapalan dan support oil and gas,” kata dia.(K17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar