Selasa, 5 Maret 2013 (sumber : Bisnis Kepri)
BISNIS.KEPRI.COM, BATAM–Sebanyak 10 penanam modal asing tercatat telah menanamkan modalnya dengan total investasi US$121,87 juta di kawasan perdagangan bebas Batam pada Januari dan Februari 2013.
Investasi tersebut didorong oleh dua proyek perluasan investasi pada Januari senilai US$40,6 juta dan Februari senilai US$72,4 juta yang dilakukan salah satu perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang jasa penunjang konstruksi minyak dan gas. Proyek ini diperkirakan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 3.827 orang.
“Perusahaan itu melakukan dua kali perluasan pada Januari lalu kemudian Februari, diperkirakan pada proyek Januari dibutuhkan 1.827 tenaga kerja dan Februari 2.000 tenaga kerja,” ujar Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam Ilham Eka Hartawan, Selasa (5/3/2013).
Secara rinci, pada Januari sebanyak tiga PMA baru dengan menanamkan modal dengan nilai investasi US$2,66 juta serta dua PMA yang melakukan perluasan usaha dengan investasi US$40,9 juta.
Adapun pada Februari lima perusahaan tercatat menanamkan dengan nilai investasi mencapai US$7 juta dan satu perluasan dengan US$72,4 juta.
Menurut Ilham, sektor usaha yang masih diminati investor meliputi perdagangan besar, pembuatan kapal, dan industri penunjang migas, perusahaan semen.
Sementara investor tersebut berasal dari Korea Selatan, perusahaan join Singapura – Indonesia, serta perusahaan join Inggris – Indonesia.
“Sektor perkapalan dan industri penunjang minyak dan gas menjadi pilihan utama investor,” kata dia.
Sebelumnya, BP Batam membidik target investasi asing sebesar US$350 juta dan sebanyak 90 penanam modal asing pada 2013.
Dwi Djoko Wiwoho, Direktur PTSP dan Humas BP Batam mengungkapkan target tersebut meningkat dari target tahun lalu sebesar US$ 200 juta, namun target PMA mengalami penurunan dari 100 PMA.
“Target yang kami pasang US$350 juta dari Izin Usaha Tetap atau realisasi, perluasan dan approval atau aplikasi,” ujarnya.
Dia mengungkapkan target tahun ini meningkat karena capaian tahun lalu yang melebihi ekspetasi awal BP Batam.
Tahun lalu, lanjutnya, total investasi asing dari realisasi, perluasan, dan aplikasi menyentuh US$300 juta, melewati target US$200 juta.
Menurutnya, empat sektor bidang usaha diperkirakan akan tetap menjadi penyumbang terbesar dari target tahun ini.
“Tetap empat bidang usaha, elektronik, manufaktur, galangan kapal dan industri penunjang migas. Selain itu jasa dan perdagangan mungkin tetap ada juga,” tuturnya.
Dia menilai kepastian hukum masih menjadi kendala investasi yang masih harus dihadapi investor di FTZ Batam pada tahun ini.
Peraturan yang berubah-ubah kerap dianggap membingungkan pengusaha asing dan lembaga pemerintah di daerah.
“Tapi kami tetap melakukan koordinasi lewat Dewan Kawasan untuk disampaikan ke Pemerintah Pusat soal kendala-kendala di FTZ,” paparnya.(K17/YOP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar