Rabu, 27 March 2013 (sumber : Haluan Kepri)
Kepala Pos Pemadam Kebakaran (Damkar) Sekupang, Amri mengatakan, diduga penyebab kebakaran hutan lindung tersebut akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh warga yang sering nongkrong di pinggiran hutan itu.
" Saat ini cuaca Batam sedang panas-panasnya. Sehingga gambut kering yang tebal dalam hutan lindung ini terkena api sedikit saja akan mudah terbakar," kata Amri.
Dikatakan dia, kejadian ini diketahui setelah mendapatkan laporan dari masyarakat yang melihat titik api dan asap tebal dari rumah sakit, sekitar pukul 13.30 WIB. Kemudian, kata Amri, saya langsung memerintahkan anggota mendatangi titik api dan berupaya untuk memadamkannya.
"Tiga jam lebih kami melakukan pemadaman, dengan menggunakan empat unit mobil PBK dan 20 orang personel Damkar dari pos PBK BP Batam Sekupang dan pos PBK BP Batam Duriangkang," terang Amri yang kelelahan usai memadamkan api.
Candra, salah seorang anggota Damkar yang memadamkan api menambahkan, sekitar pukul 14.30 WIB lalu, api sudah sempat padam. Namun, karena cuaca yang sedang panas-panasnya serta gambut hutan yang tebal, api menyala kembali.
" Dua jam yang lalu, api sudah sempat padam. Namun, karena cuaca yang panas, tiupan angin yang kencang serta gambut hutan yang tebal akhirnya api menyala kembali," ujar Candra.
Kawasan hutan lindung di Tanjungpinggir itu, memang sudah dipagari dan digembok pintu masuk. Namun, karena tidak ada jagawana (polisi hutan) di kawasan hutan lindung tersebut sehingga saja ada warga yang berupaya masuk. Mereka datang untuk mencari tempat nongkrong dan tempat berpacaran di pinggir hutan lindung itu.
Salah seorang pelajar SMP yang menyaksikan kebakaran, Rian mengatakan, lokasi hutan lindung tersebut sering dikunjungi pelajar dan warga sekitar untuk tempat bermain dan pacaran.
"Lokasi di kawasan hutan lindung ini sering digunakan untuk berpacaran oleh warga dan pelajar. Mereka, sering nongkrong-nongkrong di pinggiran hutan dan buang puntung rokok sembarangan," kata Rian.
Hingga pukul 17.00 WIB, proses pemadaman terus berlangsung dengan cara menyemprotkan air hutan dan ke gambut tebal, kering yang masih berasap. Anggota damkar berupaya membuat batas dan membongkar-bongkar gambut, dengan menggunakan sepatu bot untuk memastikan api benar-benar sudah padam.(vnr).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar