Selasa, 12 Maret 2013 (sumber : ANTARA)
"Mereka sudah mempresentasikan rencana investasi di Batam pada bidang industri penerbangan dengan membangun Maintenance, repair and overhaul (MRO)," kata Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan di Batam, Selasa.
Dalam presentasi tersebut, PT. Ilthabi juga mengajukan lahan di Bandara Internasional Hang Nadim Batam.
Berdasarkan presentasi yang disampaikan, kata Eka, perusahaan milik Ilham Habibie tersebut hanya menyampaikan keinginannya untuk membangun industri MRO, namun tidak menutup kemungkinan merambah ke industri pembuatan pesawat.
"Semua kemungkinan bisa terjadi. Namun hingga saat ini belum ada proses administrasinya ke BP Batam," kata dia.
Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Ilham Habibie sebelumnya menyatakan selalu punya mimpi ingin menghidupkan kembali industri teknologi penerbangan nasional, seperti cita-cita sang ayah BJ Habibie, terlebih Indonesia memiliki SDM yang tidak kalah hebatnya dengan luar negeri.
"Di Hang Nadim memang disediakan lahan untuk MRO dengan luas mencapai 150 hektar. Saat ini yang sudah pasti membangun MRO baru Lion Air diatas lahan empat hektare," kata Eka.
Mantan Presiden RI Bacharudin Jusuf Habibie atau yang akrab dipanggil BJ Habibie, sebelumnya mengatakan pesawat N250 yang proyeknya sempat terhenti di tengah jalan merupakan salah satu pesawat terbaik.
Habibie mengatakan pesawat tersebut akan dapat terbang dalam lima tahun ke depan dengan perubahan rancangan pesawat yang serba digital.
Ia mengatakan, akan "redesign" (desain ulang) pesawat, salah satunya mesin untuk mensesuaikan dengan kebutuhaperkembangan teknologi saat ini.
Langkah tersebut dilakukan Habibie dengan mendirikan PT Regio Aviasi Industri (RAI). PT tersebut didirikan dua perusahaan swasta, PT Ilthabi milik putra sulungnya, Ilham Akbar Habibie, yang memegang saham 51 persen dan PT Eagle Capital milik Erry Firmansyah yang memegang saham 49 persen yang ditandatangani pada 11 Agustrus 2012.
Di perusahaan tersebut Habibie menjadi Ketua Dewan Komisaris.
Pesawat N250 sektar 17 tahun lalu sempat direncanakan untuk mendapatkan sertifikat Federal Aviation Administration (FAA) pada tahun 2000, namun kemudian terhenti.
"Kalau ada investor yang serius, tentu kami sangat mendukung kemajuan industri di Batam. Namun untuk keinginan dari Ilthabi tersebut belum disampaikan," kata dia.
Berbagai kemudahan dan pembebasanbeberapa jenis pajak membuat banyak investor tertarik mendirikan usaha di Batam.iskandar zulkarnaen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar