Badan Pengusahaan (BP) Batam melakukan pertemuan dengan sejumlah pengusaha dari Australia yag akan menamkan modal mereka di Kawasan Perdagangan dan Pelabuhan Bebas (free trade zone/FTZ) Batam, Rabu.
Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan mengatakan pertemuan tersebut sebagai tindaklanjut mengenai keinginan pengusaha asal Queensland, Austalia yang akan membangun tiga pabrik perhiasan di Batam.
"Saat ini pertemuan sedang dilakukan di Gegung Marketing BP Batam sebagain tindak lanjut keinginan mereka membangun pabrik perhiasan berbahan baku batu oval mentah," kata dia.
Ilham mengatakan, dari BP Batam pertmuan diwaliko oleh Kepala Sub Direktorat Investasi Chairul dan Kepala Sub Direktorat Pemasaran Badru.
Sementara dari australia diwakili dari perusahaan Broken River Mining, yaitu perusahaan yg bergerak di bidang pengolahan batu oval, Ashleigh Theuerkauf sama Susan Cooper.
"Mereka membutuhkan lahan sekitar 150 hektare untuk pabrik mereka. Produk yang dihasilkan nantinya untuk memenuhi pasar internasional," kata Ilham.
Jika ini terealisasi, kata Ilham, akan membutuhkan banyak tenaga kerja terampil untuk membuat perhiasan yang jumlahnya di Batam masih sangat minim.
"Kemungkinan harus didatangkan dari luar Batam. Karena disini belum ada tenaga terampil seperti yang dibutuhkan perusahaan," kata Ilham.
Masuknya calon investor dari Australia tersebut, kata Ilham, merupakan hasil dari promosi yang dilakukan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Australia.
Ia mengatakan, pihak KBRI di Australia yang pertama mengabarkan rencana ketertarikan perusahaan tersebut.
"Rencana pembangunan pabrik tersebut menjadi angin segar bagi Batam. Karena BP Batam memprediksi dunia investasi akan lesu dengan datangnya musim Pemilu 2014," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar