Rabu, 27 March 2013 (sumber : Haluan Kepri)
Namun rencana tersebut baru akan menjadi kenyataan setelah ketiga instansi yakni Pemko, BP Batam dan LIPI bertemu kembali untuk mematangkan pembahasan sebelumnya pada Mei tahun ini.
Kepala Sub Direktorat Humas dan Publikasi BP Batam, Ilham Eka Hartawan mengatakan, pembangunan kebun raya akan diketahui pada akhir Mei tahun ini. Dimana kesepakatan tersebut tertuang dalam nota kesepahaman yang sebelumnya disepakati antar ketiga instansi tersebut.
" Sampai saat ini, masih dalam tahap pembahasan. Namun yang jelas, Nota kesepahaman antara LIPI, BP Batam dan Pemko Batam sudah ditandatangani Mei 2012 di Bogor. Dalam kesepakatan tersebut, setahun setelahnya harus sudah ada progres. Nah kita lihat nanti Mei ini," kata Ilham, kemarin.
Ia menyebutkan, saat ini BP Batam, masih terus melakukan pembahasan realisasi rencana pembangunan. Untuk lahan sudah ada realisasinya seluas 85 hektar di Sambau Nongsa. Kebun Raya Batam tersebut nantinya akan dilengkapi sarana dan prasarana serta taman rekreasi.
Adapun temanya adalah 'The View of Indonesia'. Artinya, tidak lari dari apa yang direncanakan, sebab nanti, di dalam kebun raya tersebut, akan dibangun rumah adat dari berbagai daerah di Indonesia, sebagai gambaran keragaman di Kota Batam.
" Kalau lahan sudah ada ya, 85 hektar. Dulu diminta, sekitar 87 hektar, tapi yang disepakati sekitar 85 hektar. Sementara untuk pengelolanya nanti, sampai saat ini belum dipastikan. Bisa jadi, akan ada badan khusus," tambah Ilham.
Kepala Dinas Tata Kota Batam Gintoyono Batong mengatakan detail engineering design (DED) sedang dibuat. Dimana ia berharap pada tahun depan pembangunannya sudah bisa dianggarkan di APBN.
Kebun raya tersebut, tidak ubahnya seperti Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Batam akan menjadi pusat konservasi dan penelitian tanaman. Bedanya jika di Bogor tanaman daratan dan pegunungan, maka di Batam lebih fokus pada tumbuhan pesisir, yang intinya dapat melestarikan kekayaan hayati.
Sebelumnya, Walikota Batam Ahmad Dahlan mengatakan, taman bermain di Batam sangat kurang. Satu-satunya yang mendapat pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup, tentang ruang terbuka hijau di Batam, hanya dataran Engku Putri.
" Paling parah di Batam, tidak punya ruang terbuka hijau. Satu-satunya, diakui KLH hanya engku putri. Ini masalah besar. Memang sangat diperlukan sekali, tempat bermain, khususnya bagi anak-anak,"kata Dahlan. (mnb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar