Wakil�Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas,�Lukita�Dinarsyah Tuwo mengatakan pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan akan dilaksanakan tahun 2016.
"Jembatan Batam-Bintan diharapkan technical assistance 2013-2014 selesai, pembangunan tahun 2016," kata Lukita di Batam, Senin.
Meski begitu, Lukita belum dapat memastikan sistem pembiayaan jembatan yang menghubungkan dua Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas itu.
"Pendanaan bisa terbuka, tergantung," kata dia.
Bisa saja pendanaan dengan partisipasi publik, negara murni atau kombinasi, sebagian swasta," kata Wakil Kepala Bappenas.
Sama dengan pembangunan Jembatan Babin, ia mengatakan rencana pembangunan Pelabuhan Tanjungsauh juga sudah memasuki technical assistance dan blue book.
Sebelumnya, Desember 2012, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Young Sun menyatakan Korea berminat mendanai pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin) yang akan menghubungkan dua kawasan perdagangan bebas.
"Jembatan Babin sangat penting bagi perkembangan dua kawasan bebas perdagangan Batam dan Bintan. Korea sangat menaruh perhatian besar pada kawasan bebas Batam," kata dia.
Ia mengatakan, pada awal 2013 akan menurunkan tim dari Korea untuk melakukan prastudi kelayakan pembangunan jembatan tersebut.
"Tim yang akan turun dari lembaga milik pemerintah Korea. Mereka akan berkunjung ke kawasan bebas Batam," kata Dubes.
Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja mengatakan masih menawarkan pada pihak lain bila ada yang ingin turut membangun jembatan Babin.
"Kami masih membuka peluang bagi pihak lain untuk turut serta melakukan pembangunan. Bisa jadi Korea bukan satu-satunya penyandang dana pembangunan," kata dia.
Rencananya, Jembatan Babin sepanjang 6,7 km akan menyambungkan Pulau Batam dan Bintan dan dua pulau yang terletak di antaranya Pulau Tanjungsauh dan Pulau Buau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar