Kepala Divisi Humas PT Venture Tekhnologi Indonesia, Konstantinus Loke Wea mengatakan, peristiwa penutupan jalan berlangsung selama setengah hari yakni sejak pagi hingga siang hari. Akibatnya, aktivitas karyawan di sejumlah perusahaan shipyard yang ada di kawasan tersebut, seperti PT KSB, PT venture dan PT ASDA terganggu karena harus mencari jalan alternatif melalui Dapur 12 yang memakan waktu.
Untungnya, setelah berdialog dengan perwakilan PT Energy Cipta Dana selaku pemilik lahan, ruas jalan tersebut disepakati dibuka. Meski demikian, manajemen sejumlah perusahaan shipyard meminta pemerintah, baik Badan Pengusahaan (BP) Batam, Pemko Batam dan DPRD Batam termasuk Pemprov Kepri serius menyikapi masalah ini.
"Keseriusan itu bisa ditujukkan dengan membuka akses jalan permanen ke lokasi perusahaan shipyard," kata Konstantinus ditemui usai dialog tersebut.
Menurut dia, perwakilan manajemen dari beberapa shipyard sepakat mendesak pemerintah segera memperhatikan kebutuhan parasarana jalan sebagai penunjang aktivitas di lokasi shipyard. Diharapkan, kejadian penutupan akses jalan tidak terjadi lagi karena dirasa sangat mengganggu.
Konstantin mengatakan, lokasi shipyard tersebut telah dibuka sejak tahun 2000 silam. Namun demikian, sampai sekarang pemerintah belum membuka akses jalan permanen guna mendukung aktivitas keluar masuk ke lokasi shipyard baik arus orang maupun arus barang.
"Bagaimana investor asing mengalir masuk Batam kalau prasarana jalan tidak disiapkan oleh pemerintah. Bayangkan, lokasinya sudah lama ditetapkan sebagai kawasan industri shipyard tapi akses jalan tidak dibuka, bagaimana industri bisa berkembang," ujar Konstantinus.
Menurut dia, industri shipyard memberi kontribusi cukup besar bagi daerah dan bangsa ini. Selain memberi kontribusi bagi penerimaan negara dari sisi pajak maupun penyerapan tenaga kerja. Karenanya patut mendapat perhatian dari pemerintah. (nic)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar