Batam (ANTARA Kepri) - Puluhan perusahaan galangan kapal yang berdiri di
sepanjang bibir Pulau Batam dinilai bisa dijadikan daya tarik wisatawan
baik dalam maupun luar negeri.
"Batam bisa membuat tur di sekitar galangan kapal," kata Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya usai meninjau galangan kapal dari tepi laut, di Batam, Senin.
Menurut dia, galangan kapal dengan puluhan kapal besar bersandar untuk dibersihkan merupakan pemandangan yang menarik.
Jika pemerintah kota mau mengembangkan galangan kapal menjadi objek wisata, maka akan menambah capaian kunjungan wisatawan mancanegara.
"Saat ini Batam nomor tiga setelah Bali dan Jakarta. Bukan tidak mungkin Batam bisa melampauinya," katanya.
Menteri mengatakan, karakteristik Batam kompleks, kota industri elektronik dan galangan kapal, namun juga kota tujuan wisata.
Sebagai kota industri yang penuh dengan galangan kapal. Menteri menilai Batam bersih dan hijau.
"Lima tahun lalu Batam merah, sekarang sudah hijau," kata dia.
Di tempat yang sama Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Batam Dendy Purnomo mengatakan persoalan limbah dapat merusak citra Batam sebagai tujuan wisata.
"Setiap bulan September sampai Februari, Batam kedatangan limbah kiriman yang terbawa air laut," kata Dendy.
Limbah minyak hitam, kata dia, terutama tergenang di kawasan Nongsa.
"Nongsa merupakan kawasan pariwisata, itu yang perlu diperhatikan. Apalagi Batam adalah kota wisata," kata dia.
Mengenai limbah industri, ia mengatakan pengusaha sudah semakin sadar akan pengelolaan limbah, termasuk yang dihasilkan galangan kapal.
"Batam bisa membuat tur di sekitar galangan kapal," kata Menteri Negara Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya usai meninjau galangan kapal dari tepi laut, di Batam, Senin.
Menurut dia, galangan kapal dengan puluhan kapal besar bersandar untuk dibersihkan merupakan pemandangan yang menarik.
Jika pemerintah kota mau mengembangkan galangan kapal menjadi objek wisata, maka akan menambah capaian kunjungan wisatawan mancanegara.
"Saat ini Batam nomor tiga setelah Bali dan Jakarta. Bukan tidak mungkin Batam bisa melampauinya," katanya.
Menteri mengatakan, karakteristik Batam kompleks, kota industri elektronik dan galangan kapal, namun juga kota tujuan wisata.
Sebagai kota industri yang penuh dengan galangan kapal. Menteri menilai Batam bersih dan hijau.
"Lima tahun lalu Batam merah, sekarang sudah hijau," kata dia.
Di tempat yang sama Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kota Batam Dendy Purnomo mengatakan persoalan limbah dapat merusak citra Batam sebagai tujuan wisata.
"Setiap bulan September sampai Februari, Batam kedatangan limbah kiriman yang terbawa air laut," kata Dendy.
Limbah minyak hitam, kata dia, terutama tergenang di kawasan Nongsa.
"Nongsa merupakan kawasan pariwisata, itu yang perlu diperhatikan. Apalagi Batam adalah kota wisata," kata dia.
Mengenai limbah industri, ia mengatakan pengusaha sudah semakin sadar akan pengelolaan limbah, termasuk yang dihasilkan galangan kapal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar