BATAM: Empat
penanam modal asing merealisasikan investasi senilai US$2.150.000 di
Kota Batam menyebar ke empat sektor yang berbeda pada Januari 2012.
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho pada Januari empat perusahaan tersebut menanamkan modalnya di bidang usaha distributor barang impor, industri rokok, pengemasan, perdagangan alat-alat mesin berat.
"Walaupun iklim investasi sedang lesu namun pada Januari investor asing masih berminat menanamkan modal di Batam," kata dia.
Meski ada realisasi, ia enggan menyebutkan nama perusahaan yang merealisasikan investasinya di Batam pada bulan Januari.
Ia juga memprediksi investasi industri di kawasan ini akan tetap tumbuh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Kami tetap optimis Batam tetap masih menarik dan akan berkembang," ujarnya hari ini.
Selain realisasi, selama Januari 2012 BP Batam mencatat ada empat perusahaan asing menyodorkan aplikasi investasi di Batam dengan nilai sekitar US$4 juta. Nilai investasi ini menurun 71% jika dibandingkan periode yang sama pada 2011 yang mencapai 9 penanam modal dengan nilai investasi sekitar US$14 juta.
Sementara itu, Kantor Bank Indonesia Batam memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Kota Batam pada tahun ini masih sekitar 6%-7%. Sementara pada tahun 2011 angka pertumbuhan ekonomi Kota Batam mencapai 6,6%.
Deputi Bidang Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Batam, Uzersyah mengatakan krisis Eropa memang tetap berpengaruh terhadap sektor industri, namun tidak terlalu signifikan.
Apalagi, selama ini menurut dia, pengaruh itu bisa dilihat dari garis sejarah hubungan ekonomi antara Eropa dan Batam. Selama ini Batam termasuk supplier setia untuk kawasan tersebut.
"Usaha tidak selalu baik, bisa naik turun, Eropa termasuk "orang kaya" tapi tetap bisa krisis. Batam banyak mengekspor ke sana, kita termasuk supplier yang setia, apalagi disini banyak penanam modal asing, mungkin berdampak, tapi tidak signifikan,"
Menurutnya, Pemerintah Daerah bisa berupaya agar perekonomian di Batam bisa mencapai target dan tidak terlalu terpengaruh dampak krisis yang berat.
Pemda, kata dia, bisa meningkatkan sektor infrastruktur dan menciptakan kondisi yang kondusif agar Batam tetap menarik bagi investor.
"Pemerintah harus bisa menciptakan kondisi yang kondusif, termasuk meminimalisir aksi demo. Termasuk berita-berita miring dari LSM, hendaknya tidak menjelek-jelekkan perusahaan asing," tuturnya. (msb)
Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho pada Januari empat perusahaan tersebut menanamkan modalnya di bidang usaha distributor barang impor, industri rokok, pengemasan, perdagangan alat-alat mesin berat.
"Walaupun iklim investasi sedang lesu namun pada Januari investor asing masih berminat menanamkan modal di Batam," kata dia.
Meski ada realisasi, ia enggan menyebutkan nama perusahaan yang merealisasikan investasinya di Batam pada bulan Januari.
Ia juga memprediksi investasi industri di kawasan ini akan tetap tumbuh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Kami tetap optimis Batam tetap masih menarik dan akan berkembang," ujarnya hari ini.
Selain realisasi, selama Januari 2012 BP Batam mencatat ada empat perusahaan asing menyodorkan aplikasi investasi di Batam dengan nilai sekitar US$4 juta. Nilai investasi ini menurun 71% jika dibandingkan periode yang sama pada 2011 yang mencapai 9 penanam modal dengan nilai investasi sekitar US$14 juta.
Sementara itu, Kantor Bank Indonesia Batam memprediksi angka pertumbuhan ekonomi Kota Batam pada tahun ini masih sekitar 6%-7%. Sementara pada tahun 2011 angka pertumbuhan ekonomi Kota Batam mencapai 6,6%.
Deputi Bidang Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Batam, Uzersyah mengatakan krisis Eropa memang tetap berpengaruh terhadap sektor industri, namun tidak terlalu signifikan.
Apalagi, selama ini menurut dia, pengaruh itu bisa dilihat dari garis sejarah hubungan ekonomi antara Eropa dan Batam. Selama ini Batam termasuk supplier setia untuk kawasan tersebut.
"Usaha tidak selalu baik, bisa naik turun, Eropa termasuk "orang kaya" tapi tetap bisa krisis. Batam banyak mengekspor ke sana, kita termasuk supplier yang setia, apalagi disini banyak penanam modal asing, mungkin berdampak, tapi tidak signifikan,"
Menurutnya, Pemerintah Daerah bisa berupaya agar perekonomian di Batam bisa mencapai target dan tidak terlalu terpengaruh dampak krisis yang berat.
Pemda, kata dia, bisa meningkatkan sektor infrastruktur dan menciptakan kondisi yang kondusif agar Batam tetap menarik bagi investor.
"Pemerintah harus bisa menciptakan kondisi yang kondusif, termasuk meminimalisir aksi demo. Termasuk berita-berita miring dari LSM, hendaknya tidak menjelek-jelekkan perusahaan asing," tuturnya. (msb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar