Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 08 Maret 2012

Ironis, Ikan Impor Beredar Luas di Batam

BATAM- Meskipun Batam dikelilingi oleh laut yang sangat luas, hingga kini masih mendatangkan ikan dari luar negeri. Sementara, ikan berkualitas hasil perairan Batam dan Kepri justeru di ekspor.

Pantauan Haluan Kepri, Selasa (6/3) di enam pasar di Batam, yaitu Pasar Tos 3.000 Jodoh, Pasar Avava Fresh Market Jodoh, Pasar Mitra Raya Batam Centre, Pasar SP Plaza Sagulung, Pasar Sagulung, dan Pasar Fanindo Batu Aji, harga ikan impor lebih murah dibandingkan ikan dalam negeri. Tidak diketahui alasan harga tersebut, namun berdasarkan kualitas, pedagang menyebutkan ikan lokal lebih bagus.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam, Suhartini menyebutkan tidak mengetahui pasti berapa banyak ikan impor yang masuk ke Batam. Namun, ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan, masih diperlukan impor.

"Saya tidak memegang data, sebaiknya tanyakan langsung kepada Karantina Ikan, mereka yang lebih tau berapa persisnya angka impor ikan. KP2K memang mendapat laporan, tetapi saya sekarang tidak memegang datanya, itu ada dikantor," ujar Suhartini ketika dikonfirmasi wartawan kemarin.

Disebutkan Suhartini, untuk memenuhi kebutuhan Batam, ikan tidak hanya didatangkan dari luar negeri, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk dari Natuna dan Anambas.

"Wajar-wajar saja kita impor, karena memang hasil ikan kita tidak cukup. Apalagi ikan impor adalah ikan yang banyak dicari masyarakat kita menengah kebawah. Terutama jenis kembung dan tongkol, ikan yang banyak dicari masyarakat kita," ujar Suhartini.

Suhartini tidak menampik banyak ikan dari perairan Batam dan Kepri yang di ekspor. Namun, menurutnya ikan ekspor tersebut merupakan ikan bernilai ekonomis tinggi, seperti kerapu, lobster dan lainnya yang dibutuhkan oleh restoran mewah di luar negeri.

Ditanyakan tentang kemungkinan jenis ikan tongkol dan kembung dari perairan Batam dan Kepri berkualitas baik ikut di ekspor, Suhartini mengaku tidak tau pasti. Namun kemungkinan itu bisa saja terjadi.

Suhartini mengaku sampai saat ini tidak mengetahui berapa banyak jumlah kapal penangkap ikan diperairan Batam. Karena izin kapal tersebut dikeluarkan oleh Provinsi Kepri dan Kementrian Kelautan.

"Jadi, berapa banyak hasil tangkapan kita itu, saya tidak tau pasti. Izin kapalnya saja dikeluarkan oleh pusat. Mungkin saja ikan hasil tangkapan itu diekspor," ujar Suhartini.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap dan Budidaya Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Kehutanan Kota Batam Alexander di Batam, mengatakan sekitar 15 ton ikan itu dikumpulkan nelayan dan diekspor melalui Batam.

"Dari keseluruhan, sekitar 30 persen ikan dari Batam, sisanya dari Senayang dan daerah lain di Provinsi Kepulauan Riau," kata Alexander.

Ia mengatakan terdapat sekitar 30 pengumpul ikan yang tersebar di pulau-pulau penyangga Batam. Setiap hari, pengumpul melakukan ekspor ikan ke negara tetangga.

Jenis ikan yang diekspor, kata dia, segala jenis ikan segar.

Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kota Batam, Firman mengatakan nelayan lebih memilih ekspor ikan segar ke Singapura ketimbang memenuhi kebutuhan lokal.

"Hanya sebagian kecil saja ikan yang dipasok ke sini, lebih banyak yang dikirim ke Singapura," kata Firman.

Ia mengatakan harga jual ikan segar ke Singapura bisa dua kali lipat dibanding nilai lokal, sehingga nelayan memilih ekspor.

"Ini terjadi sejak dulu. Harga di Singapura lebih tinggi," katanya.

Ia menambahkan bahwa segala jenis ikan, udang dan hasil laut lainnya diekspor nelayan ke negara jiran melalui koperasi-koperasi.

Sementara ikan dalam negeri diekspor, pemerintah mengimpor ikan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Batam, Ashari Syarif mengatakan bahwa impor ikan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.

Sebanyak 145 ton ikan diimpor sejak awal 2012 hingga pertengahan Februari. Sementara itu, sebanyak 25.000 kg ikan impor asal Pakistan yang masuk ke Batam dinyatakan mengandung formalin.

Harga Ikan Mahal
Pantauan koran ini di pasar, harga ikan sejak akhir tahun lalu cukup tinggi di Batam. Seperti dikatakan Ellin, Pedagang Ikan segar dan hidup di Pasar SP Plaza mengatakan. Harga ikan semakin tinggi saat pemberitaan ikan berformalin dari Pakistan di Batam. Akibatnya, pasokan ikan impor menurun, harga semakin tinggi.

"Pasokan ikan sedikit, kami juga agak takut menjual ikan impor, makanya harga ikan lokal semakin tinggi,"ujar Ellin.

Sementara itu Edi yang sudah 10 tahun berjualan ikan di Pasar Sagulung mengatakan, hampir tiap tahun ikan impor selalu masuk Batam, terutama awal tahun. Karena pada masa itu cuaca buruk di perairan Kepri, sehingga ikan tangkapan melayan sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan diperlukan ikan dari luar, termasuk luar megeri. Sehingga, ikan impor dengan mudah ditemukan di pasar-asar tradisional.

"Kalau ikan lokal banjir, ikan impor tidak laku. Tapi kalau ikan lokal kurang, ikan impor juga laku, walaupun harga penjualannya sama dengan harga ikan lokal,"terang Edi.

Hendra pedagang ikan di Pasar Aviari mengatakan sampai saat ini masih ada sebagian pedagang menjual ikan impor, meskipun sepintas ikan tersebut seperti ikan segar.

"Masyarakat biasa sulit untuk membedakan mana ikan impor dan ikan segar. Padahal biasanya harga di bawah harga ikan lokal," ujar Hendra.

Seperti ikan gembung lokal saat ini di kisaran Rp28 ribu per kilogram, sedangkan ikan gembung impor hanya Rp25 ribu per kilogram. Ikan benggol besar lokal Rp 18 ribu per kilogram, sedangkan ikan benggol besar impor hanya Rp13 ribu per kilogram.

Ameng, pedagang ikan di Pasar Mitra Raya Batam Centre mengaku tidak menjual ikan impor. Ameng saat ditanya berkumpul dengan sesama pedagang ikan mengatakan takut menjual ikan impor karena kasus ikan berformalin yang terekspos di media beberapa waktu lalu.

"Karena berita itu, penjualan kita menurun. Kami sering ditanya pembeli, bahkan ditanyakan dari mana asal ikan ini sebelum mereka beli," ujar Ameng yang diaminkan rekan-rekannya.

Karena konsumen sering menanyakan hal itu, para pedagang juga memberikan penjelasan tentang ikan yang dijualnya. "Kita selalu jawab apa adanya, ikan-ikan yang kita jual ini tidak berformalin, dan dipasok dari lokal," katanya sambil menunjukan insang ikan yang diawetkan dengan es kristal yang tersimpan dalam box.

Akibat isu ikan berformalin, selain penjualannya menurun, harganya juga melonjak. Untuk ikan jenis selar dan tongkol segar dijual Rp18 ribu perkilogram dan ikan mata besar dijual Rp20 ribu perkilogram. "Biasanya kita jual Rp12-15 ribu saja perkilonya," kata Ahmad penjual ikan laut di lapak Pasar Mitra Raya Batam Centre.

Diakuinya, para pedagang juga biasanya menjual ikan yang diimpor dari Johor, Malaysia. Karena harganya lebih murah, para pedagang ikan juga menjualnya tidak mahal, sekitar Rp12-14 ribu per kilogram. Ikan impor biasanya dipasok dari distributor di Pelabuhan Telaga Punggur, sedangkan ikan lokal dipasok dari distributor di pelabuhan rakyat Sagulung.

"Harga ikan ada kenaikan sejak isu ikan berformalin, tapi tidak signifikan. Saya berharap masyarakat tidak khawatir lagi dengan ikan-ikan yang tersebar di pasar-pasar tradisional," kata Rahman pedagang ikan di lapak TOS 3000, Jodoh. Bahkan pedagang di Tos 3.000, memberi garansi jika ikan tersebut mengandung formalin, bisa ditukar kembali dengan uang saat membeli. "Seratus persen kita kembalikan uangnya, jika ikannya berformalin," ujarnya.

Pedagang ikan lainnya mengatakan selain dari Malaysia, ada juga ikan dari Thailand. Disebutkannya, saat ikan impor masuk pasar, akan mempengaruhi harga ikan lokal, karena harganya lebih murah. Menurut pria yang enggan menyebutkan namanya ini, terakhir ikan impor masuk ke Pasar Tos 3000 minggu lalu. Namun, hingga kemarin belum ada lagi ikan impor yang masuk ke pasar.

"Kualitas ikan impor sudah pasti di bawah kualitas ikan lokal, karena sudah lama di perjalanan. Biasanya pedagang menjual ikan pakai sistim cepat

Ditanyakan berapa banyak ikan impor yang masuk ke pasar tersebut, ia mengatakan tidak tau pasti. Ia memperkirakan jumlahnya hampir sama dengan jumalh ikan lokal.

Sementara itu Ismail, pedagang ikan di Pasar Avava Fres Market Jodoh mengatakan ikan impor biasanya masuk ke Batam pada saat ikan yang ada dipasar mulai langka. Namun, di Avava Fresh tidak pernah masuk ikan impor, melainkan ikan segar yang didatangkan dari daerah Batam dan sekitanya.

"Kalau dipasar Avava Fres Market Jodoh tidak ada menjual ikan impor yang ada ikan-ikan lokal yang segar-segar, harganya pun agak di atas harga di pasar lainnya," kata Ismail.

Untuk saat ini harga ikan bisa dikatakan stabil, karena pasokan dari daerah-daerah di Kepri mulai lancar, hal ini juga dipengaruhi cuaca yang semakin baik. Namun daya beli masarakat sedikit mengalami penurunan.(pti/tea/cw57/cw41/ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar