Ketua Kamar dagang dan industri (Kadin) kota Batam Nada Faza Soraya mengatakan, bila terjadi kenaikan BBM bersubsidi, imbasnya tidak hanya pada masyarakat umum tetapi juga dunia Industri.
"Secara makro, kenaikan BBM akan menggoyang industri," ujar Nada Faza Soraya usai Launcing Website Kadin Batam di Hotel Navotel, Senin (5/2).
Disebutkannya, secara otomatis biaya operasional yang akan dikeluarkan pasti mengalami kenaikan, seperti biaya pengiriman barang dan UMK (upah minimum kota). Dia juga memperkirakan UMK akan melonjak tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sebanding dengan kebutuhan barang yang juga mengalami kenaikan.
Sementara, pengaruh yang akan dirasakan oleh masarakat secarang langsung adalah naiknya harga kebutuhan pokok. Dalam hal ini juga berimbas pada lemahnya daya beli.
"Paling tidak efek yang akan terasa adalah kenaikan sejumlah harga barang. Namun kenaikannya tidak sampai dua digit," terangnya.
Agar dampak dari kebijakan kenaikan BBM ini tidak telalu besar, diperlukan kebijakan berupa stimulus ekonomi berupa keringanan-keringanan kepada masarakat maupun pelaku usaha.
Diperlukan antisipasi efek yang akan ditimbulkan dari kenaikan harga BBM di Batam. Karena itu butuh koordinasi antara pengusaha dan pihak pemerintah daerah. Dalam hal kebijakan dan langkah bersama yang akan diambil.
"Untuk Batam sendiri, pemerintah kota Batam harus duduk bersama-sama dengan para pengusaha untuk membahas imbas yang akan terjadi dari kenaikan BBM ini," ujar Nada.
Dengan duduk bersama, bisa diambil langkah-langkah apa saja yang bisa ditempuh yang akan ditindaklanjuti para pengusaha maupun pemerintah secara bersama-sama.
Ditempat yang sama mantan Asisten II Ekonomi Pembangunan Kota Batam Syamsul Bahrum menyampaikan, imbas dari kenaikan harga BBM ini akan berpenghrus, terhadapat sektor properti, Industri dan lain sebagainya.
"Kebijakan kenaikan BBM yang paling kuat yang akan terkena imbasnya adalah sektor Indutri," kata Syamsul Bahrum.
Sektor properti juga ajab terkena imbas dari kenaikan BBM itu. Yang mana, penjualan akan mengalami penurunan, meningkatnya kredit macet karena turunnya pendapatan masarakat. Harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Dan juga harga jual properti akan mengalami kenaikan seiring kenaikan bahan baku.
Sedangkan untuk Infalasi di Batam, diprediksi akan lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu berkisaran 3-4 persen. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi juga akan sedikit terdistorsi, yang mana seharusnya 7 persen mungkin akan dibawah target, yaitu sekitar 6 persen.
Masarakat akan akan lebih cenderung menahan diri untuk melakukan pembelian bahkan mengurangi. Serta turunnya nilai rupiah.
Pantauan Haluan Kepri di sejumlah toko matrial bangunan, Senin (5/3), material bangunan dipastikan akan mengalami kenaikan bila pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. Harga material bangunan yang akan mengalami kenaikan harga di antaranya semen, besi, kayu dan pasir.
"Biasanya semen dan besi yang lebih dulu naik harga, karena material tersebut paling utama dalam usaha bahan bangunan. Kalau semuanya naik, saya juga pasti ikut menaikan harga jual," kata Handri, Pemilik Toko Mulia Utama, pedagang bahan-bahan bangunan di kawasan Jodoh.
Disebutkan Handri, harga semen kemasan 50 kilogram rata-rata dijual dikisaran Rp50-52 ribu, tergantung merek semennya.
Begitupun dengan harga besi yang juga akan mengalami kenaikan harga. Bahkan, saat ini harga material impor tersebut sedang tidak menentu. "Hari ini naik mungkin besok juga naik, apalagi setelah harga minyak naik, pasti naik juga, kita sih ikuti pasaran saja," sebut Handri.
Hal yang sama juga dikatakan Rahman, Pedagang Material bangunan di kawasan komplek Ruko Air Mas, Batam Centre. Disebutkan Rahman, hingga kemarin belum terjadi kenaikan harga material, namun ia telah mendapat informasi dari distributor bahwa harga material akan segera naik. "Kita lihat saja nanti, jika harga naik dari distributor, saya juga akan menaikan harga," katanya.
Rencana kenaikan sejumlah material bangunan tersebut dikeluhkan para pelaku usaha di bidang jasa konstruksi. Pasalnya, jika harga-harga material naik, berimbas pada biaya (cost) pembangunan. Di samping itu, upah buruh juga naik setiap tahunnya. "Kalau bisa ya jangan naik dulu, karena usaha jasa konstruksi akan terimbas," kata Abdullah, seorang pemborong proyek yang tinggal di Green Land, Batam Centre.
Disebutkannya, akan ada masalah bila pengajuan anggaran dilakukan sebelum kenaikan harga, bisa dipastikan pemborong akan mengalami kerugian.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar