Batam (ANTARA Kepri) - Badan Pengusahaan Batam, membenarkan kabar
perusahaan China akan membangun kilang minyak di Pulau Janda Berhias
Kepulauan Raiu dengan nilai investasi Rp7,2 triliun.
Secara resmi aplikasinya memang belum masuk, tapi memang ada rencana mereka berinvestasi di Pulau Janda Berhias," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Kepulauan Ruau, Jumat.
Janda Berhias, kata dia, memang diperuntukkan bagi kawasan industri dan telah masuk sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas.
"Peruntukan Janda Berhias memang untuk industri, tentu kami menyambut baik bila ada investor yang berminat berinvestasi di sana," kata dia.
Pada 2011, pembangunan Janda Berhias menjadi kawasan industri sempat dipertentangkan oleh DPRD Kota Batam karena saat ini belum masuk kawasan perdagangan bebas (FTZ). Sementara BP Batam menyatakan kalau Janda Berhias telah masuk kawasan perdagangan bebas.
Dari Tanjungpinang diberitakan, Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengatakan perusahaan minyak asal China, Sinopec, sudah dipastikan akan membangun kilang minyak di Pulau Janda Berhias, Batam.
"Rencananya pada Juni 2012 sudah mulai dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp7,2 triliun," kata Gubernur Sani beberapa waktu lalu.
Sani mengatakan, pembangunan kilang minyak di Pulau Janda Berhias itu, akan menyerap sebanyak 5.000 tenaga kerja.
Pematangan lahan dan kajian sudah dilakukan perusahaan minyak itu sejak 2011.
Lahan untuk Sinopec yang disiapkan oleh PT Batam Sentralindo (BS) telah direklamasi seluas 35 hektare dari 42,16 ha alokasi berdasarkan izin prinsip (IP) dari Ketua Badan Pengusahaan Batam pada 2011 sebagai pengembangan IP yang diminta BS setelah pada tahun 2002 hanya untuk 22 ha.
Menurut Gubernur, selain pengembangan Pulau Janda Berhias yang langsung berbatasan dengan perairan Singapura itu, juga dikembangkan Pulau Bawah, di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai daerah tujuan wisata bahari.
(KR-LNO/S025)
Secara resmi aplikasinya memang belum masuk, tapi memang ada rencana mereka berinvestasi di Pulau Janda Berhias," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Kepulauan Ruau, Jumat.
Janda Berhias, kata dia, memang diperuntukkan bagi kawasan industri dan telah masuk sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas.
"Peruntukan Janda Berhias memang untuk industri, tentu kami menyambut baik bila ada investor yang berminat berinvestasi di sana," kata dia.
Pada 2011, pembangunan Janda Berhias menjadi kawasan industri sempat dipertentangkan oleh DPRD Kota Batam karena saat ini belum masuk kawasan perdagangan bebas (FTZ). Sementara BP Batam menyatakan kalau Janda Berhias telah masuk kawasan perdagangan bebas.
Dari Tanjungpinang diberitakan, Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengatakan perusahaan minyak asal China, Sinopec, sudah dipastikan akan membangun kilang minyak di Pulau Janda Berhias, Batam.
"Rencananya pada Juni 2012 sudah mulai dibangun dengan nilai investasi sebesar Rp7,2 triliun," kata Gubernur Sani beberapa waktu lalu.
Sani mengatakan, pembangunan kilang minyak di Pulau Janda Berhias itu, akan menyerap sebanyak 5.000 tenaga kerja.
Pematangan lahan dan kajian sudah dilakukan perusahaan minyak itu sejak 2011.
Lahan untuk Sinopec yang disiapkan oleh PT Batam Sentralindo (BS) telah direklamasi seluas 35 hektare dari 42,16 ha alokasi berdasarkan izin prinsip (IP) dari Ketua Badan Pengusahaan Batam pada 2011 sebagai pengembangan IP yang diminta BS setelah pada tahun 2002 hanya untuk 22 ha.
Menurut Gubernur, selain pengembangan Pulau Janda Berhias yang langsung berbatasan dengan perairan Singapura itu, juga dikembangkan Pulau Bawah, di Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai daerah tujuan wisata bahari.
(KR-LNO/S025)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar