NAGOYA -- Persoalan banjir menjadi salah satu isu strategis dalam rencana pembangunan Kota Batam tahun 2013. Salah satu yang tak boleh dilupakan adalah pembangunan drainase.
Oleh: Zaki Setiawan dan Jailani, Liputan Batam
Dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kota Batam tahun 2012 di Hotel Vista, Selasa (20/3), Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Batam Wan Darussalam memaparkan, penyebab banjir di Batam belakangan ini dipicu oleh penetapan pemanfaatan lahan (PL)
Hal tersebut, kata dia, akibat dari jarangnya PL yang mengalokasikan bagi pembangunan drainase. Sehingga terkadang batas PL yang ada habis seluruhnya untuk pembangunan.
"Seharusnya di setiap batas PL, mempertimbangkan pembangunan drainase. Kawasan untuk pengaman drainase ini yang sering terlupakan, sehingga terjadi banjir," ujarnya.
Walikota Batam Ahmad Dahlan menyatakan, banjir yang terjadi di Batam juga akibat adanya pembangunan yang terus berjalan. Sebagaimana banjir terakhir yang terjadi di kawasan Legenda Malaka, yang di antaranya diakibatkan adanya cut and fill yang menghalangi jalan air.
"Cut and fill ini yang menyebabkan parit menjadi dangkal dan adanya bangunan di atas sungai yang mengganggu arus air," ungkapnya.
Dari 1.089,08 kilometer panjang jalan di Batam, hanya 899,45 kilometer saja yang kondisinya baik. Selebihnya dalam kondisi sedang 156,51 kilometer, rusak 27,49 kilometer dan rusak berat 5,64 kilometer.
Dengan kondisi ini, Ahmad Dahlan merasa gembira dengan masih adanya kewenangan BP Batam untuk membangun jalan dan drainase pada 2013. Karena BP Batam sudah jadi Badan Layanan Umum (BLU) yang anggarannya langsung dan besar dari pusat.
"Kita sarankan ke BP Batam untuk terus berjuang memperjuangkan anggaran, karena beban jelas sekali. Sebaiknya tidak hanya pada 2013 saja, tapi 2013 merupakan awal dari dukungan BP Batam secara berkesinambungan," harapnya.
Pada Musrengbang tersebut, selain banjir, prioritas lainnya adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), transportasi, pengembangan wilayah hinterland, peningkatan pemberdayaan perekonomian masyarakat, investasi dan pariwisata.
“Masalah pembangunan pelantar atau dermaga di hinterland juga masih jadi prioritas. Harapannya, pembangunan infrastruktur ini juga dapat dibantu anggaran dari pemerintah provinsi (pemprov) Kepri,” ujar Wan Darussalam.
Ketua DPRD Kota Batam, Surya Sardi berharap forum Musrenbang dapat menampung kegiatan strategis dan prioritas yang menjadi aspirasi serta harapan masyarakat Batam dari waktu ke waktu.
“Untuk itu hendaklah menjadi perhatian bahwa hal itu bukan cacatan belaka namun perlu ditanggapi dan dimasukkan dalam program prioritas sehingga aspirasi yang disampaikan masyarakat dapat terjawab,” katanya.
Legenda Malaka
Sementara itu, paska banjir yang terjadi Rabu (13/3) lalu, warga Legenda Malaka khususnya Blok D mengeluhkan banyaknya debu dan sampah di saluran drainase. Warga khawatir, banjir akan kembali datang saat hujan turun.
"Mungkin lamanya pengangkutan terhadap sampah-sampah rumah tangga membuat warga mengambil jalan pintas dengan membuang sampah tersebut ke dalam drainase," ujar salah satu warga yang rumahnya berada persis di depan drainase itu.
Sekretaris Lurah Baloi Permai, Agus mengatakan pengerjaan penggalian dan pelebaran drainase di lokasi pertemuan aliran dari beberapa drainase, memang sangat membantu untuk mengalirkan genangan air tersebut ke Dam Duriangkang.
"Walau bentuknya hanya sementara namun itu cukup fektif," katanya.
Pantauan di lapangan, tampak para petugas dari Dinas PU dan BP Batam sedang melakukan galian untuk memperlebar area muara pertemuan drainase dari beberapa perumahan yang berada di kawasan itu. Pembuangan dari Perumahan Oma, Legenda Malaka, Legenda Bali semua bermuara ke drainase tersebut. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar