Info Barelang
Selasa, 13 Agustus 2013
Pengelola Bandara Tak Kucurkan CSR
Menurut mereka, sejak bandara itu berdiri, tidak pernah sekalipun warga menerima kompensasi ataupun bantuan dari pengelola bandara. Padahal, kebisingan yang dialami warga sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
“Selama ini, kami hanya diancam digusur saja. Yang merasakan dampak langsung dari kebisingan Bandara Hang Nadim ada 3 RW yang terdiri dari 9 RT, karena lokasinya berada di ujung landasan pacu. Saat kami tekena musibah puting beliung yang butuh bantuan, mereka tidak ada datang,’’ kata, Ami Nurdin, Ketua RW 04, Kampung Jabi. Menurut Ami, saat pesawat akan landing atau sedang take off, suara pesawat sangat terasa. Bahkan, ketika kotbah Jumat, khotif Jumat terpaksa harus berhenti khotbah sesaat saat ada pesawat melintas.
“Demikian juga saat sedang gobrol, terpaksa harus berhenti karena tidak terdengar. Parahnya lagi, umumnya bayi yang ada di tiga RW ini kurang tidur siang karena selalu bising di siang hari, terlebih jalur penerbangan di Bandara Hang Nadim saat ini sangat padat,’’ terang Ami.
Selain mendapat kebisingan dari suara pesawat, getaran juga sangat terasa hingga bangunan yang ada di sekitar Batubesar pondasinya harus benar-benar kokoh.
Celakanya lagi, sambung Ami, saat hujan turun kampung mereka selalu mendapat banjir kiriman dari areal bandara, karena pembangunan drainasenya tidak memadai hingga air yang akan mengalir ke laut terlebih dahulu membanjiri perkampungan warga.
“Selama ini kami tidak melakukan aksi apapun, karena kami sangat mendukung adanya bandara untuk kemajuan daerah. Hanya saja mereka tidak tau diri dan tidak pernah memberikan Corporate Social Responsibility (CSR). Kami sudah membahas hal ini, masak sudah lebih dari 30 tahun kami tidak pernah mendapatkan kompensasai apa apa,’’ terangnya.
Menurut Ami, pihaknya sudah sering melayangkan proposal untuk berbagai agenda sosial, diantaranya meminta bantuan peringatan HUT RI. Kami tidak minta yang berlebihan. Sesuai dengan amanat UU No.40 tahun 2007, mereka itu harus menyisihkan CSR untuk warga sekitar. CSR ini juga mestinya bukan merupakan kompensasi atau ganti rugi, namun program sosial sebagai tanggungjawab mereka untuk ikut serta memakmurkan warga,’’ sebut Ami.
Bandara Hang Nadim Batam ini sendiri berdiri sejak tahun 1980 dan pada 1985 menjadi Bandara Nasional. Lantas setelah 1990 naik lagi menjadi bandara Internasional. Bahkan, kini setiap harinya ada 116 penerbangan yang berangkat dan datang di Bandara Hang Nadim.(MARTUA)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar