Jumat, 30 August 2013 (sumber : Haluan Kepri )
Hal itu dikemukakan General Affair Director Lion Group Edward Sirait saat kegiatan Media Visit di lokasi pembangunan proyek di Batam, Kamis (29/8).
"MRO baru yang sedang dibangun Lion Group akan diamanahkan kepada Batam Aero Teknik. Perusahaan ini akan menangani perawatan/pemeliharaan berat hingga kelas tertinggi dalam perawatan berat, yaitu kelas D Check untuk pesawat milik sendiri serta pemeriksaan berat untuk pelanggan,"terangnya.
Di tempat yang sama, Presiden Direktur Lion Teknik Romdani Ardali Adang menyebutkan, nantinya Batam Aero Teknik akan memiliki empat hanggar besar yang dapat melakukan perawatan atau pemeliharaan dan perbaikan komponen dan mesin pesawat.
" Setiap hanggar dapat melayani satu pesawat Boeing 747-400 atau tiga pesawat Boeing 737-900ER dalam waktu bersamaan,"terangnya.
Selain rangka pesawat dan mesin, BAT juga mampu menangani sistem utama pesawat lainnya, seperti roda pendaratan pesawat, radio elektronik pesawat dan unit daya tambahan pesawat.
"Saat ini sedang dalam proses sertifikasi oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU)," terangnya.
Dia juga menyebutkan, nantinya setelah proses sertifikasi rampung Batam Aero Teknik direncanakan akan dimulai dengan menangani pesawat B 737 serta pemeriksaan dan pemeliharaan berat.
Perawatan/pemeliharaan berat rangka pesawat B 737 yang ditangani oleh Batam Aero Teknik nantinya akan melengkapi dan membantu pemeriksaan berat di hangar Lion Group di Surabaya.
Beroperasi Januari 2014
Lion Group menjadwalkan pembangunan fasilitas hanggar MRO tahap I di Bandara Internasional Hang Nadim Batam akan selesai pada November 2013. Dan, Januari 2014 sudah mulai beroperasi.
Dia menjelaskan, pengerjaan pembanguna MRO tahap pertama diatas lahan seluas 4 hektar ini awalnya diperkirakan akan selesai pada pertengahan tahun ini. Dikarenakan adanya kendala cuaca maka proses penyelesaian mundur hingga November 2013.
Numun, mudurnya jadwal penyelesaian pembangunan MRO untuk tahap I ini tidak menjadi persoalan yang berarti bagi Lion Group. Masih kata Edward, saat ini pembangunan MRO tahap pertama telah mencapai 60 persen. Tinggal pengerjaan beberapa bagian lagi.
Edward Sirait menyampaikan, nantinya MRO tahap I ini akan menyerap sebanyak 600 orang tenaga kerja. Dan saat ini proses prekrutannya yang dilakukan di sejumlah kota besar di Indonesia.
Setelah MRO tahap pertama selesai dan beroperasi, Edward menyampaikan, Lion Air akan segera membangun kembali MRO tahap kedua dengan luas lahan mencapai 12 hektar.
"Pembanguna tahap II dijadwalkan dimulai pada Januari 2014 dengan luas lahan 12 hektare,"terangnya.
Kenapa Lion Membangun Di Batam
Edward Sirait menyampaikan, pemilihan Batam sebagai tempat pembangunan MRO Lion Group yang pertama adalah masih banyaknya lahan yang tersedia di Batam dan ditambah dengan proses perizinan yang cepat.
"Kami sebelumnya telah menjajaki sejumlah tempat yang ada di Indonesia sejak tahun 2009 namun tidak ada yang bisa. Seperti Makassar dan Jawa Timur tetapi mentok di masalah perizinan. Pada tahun 2011 kami ketemu dengan ketua BP Batam langsung diterima dan prizinannya juga cepat,"terangnya.
Dia juga menjelaskan, BP Batam juga memberikan izin untuk membangun taxi way dari runway Bandara Hang Nadim ke hanggar MRO.
"Ketiga yakni kedekatan wilayah Batam dengan Singapura yang memudahkan maskapai menerima pengiriman suku cadang dari OEM (Original Equipment Manufacturer) yang kebanyakan berada di negri singa tersebut,"ungkapnya.
Lion Group juga sudah mengkalkulasi bahwa pengoperasian hangar MRO di Kota Batam akan memberikan efesiensi bagi mereka hingga 30% baik dari sisi pengeluaran biaya, waktu maupun kinerja SDM dalam kegiatan perawatan/pemeliharaan pesawat. (jua)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar