Info Barelang
Kamis, 01 Agustus 2013
Kinerja Mustofa Widjaja Dinilai Tak Memuaskan
Batam – Keinginan Mustofa Widjaja untuk menjabat kembali sebagai Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam menuai pro dan kontra.
Meski di internal BP Batam masih banyak yang menginginkan Mustofa Widjaya menjabat kembali. Namun para tokoh masyarakat dan anggota dewan, banyak yang tidak puas dengan kinerja Ketua BP Batam yang dulu bernama Otorita Batam se-telah ditinggal oleh Ismeth Abdullah.
Pada awal Februari lalu LSM Kodat mewakili kepentingan publik bahkan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Agar BP Batam dibubarkan karena keberadaan BP Batam tumpang tindih dengan wewenang Pemko Batam sesuai dengan regulasi otonomi daerah. Terlebih Batam secara hirarki maupun historis, keberadaannya berbeda dengan Badan Otorita Batam (OB).
Mustofa Widjaya sendiri disebut-sebut pensiun bulan ini dari PNS serta masa jabatannya sebagai Kepala BP Batam akan berakhir dalam waktu dekat. Hanya saja, Kasubdit Humas dan Dokumentasi BP Batam, Ilham mengaku tidak ingat persis bulan berapa Mustofa Widjaya akan pensiun.
”Sepengetahuan saya memang tahun ini dia pensiun sebagai PNS, tapi saya tidak ingat persis bulan berapanya,”’ elak Ilham.
Saat ditanya Mustofa Widjaya yang berakhir dalam beberapa bulan ini, Ilham menyebutkan jabatan sebagai Kepala BP Batam, itu berbeda dengan jabatan karir karena diangkat oleh Ketua Dewan Kawasan.
”Yang pejabatnya mesti di bawah usia 60 tahun itu untuk tingkat direktur, sementara Pak Mustofa itu jabatannya sudah lebih dari level itu,” sebutnya.
Sementara itu Riky Indrakari, saat ditanya tentang pengembangan investasi di Batam selama kepemimpinan Mustofa Widjaya, menyebutkan, pertumbuhannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Padahal, infrastuktur serta letak wilayah Batam yang sangat strategis, namun belum menghasilkan pertumbuhan yang signifikan. Selain perkembangan industri yang tidak signifikan, Mustofa Widjaja juga menurutnya bertanggung jawab terhadap hasil padu serasi lahan di Batam.
”Tidak ada persoalan jika Mustofa diganti dengan figur lain. BP Batam butuh pemimpin berwawasan internasional. Hasil padu serasi sekarang, harus dipertanggungjawabkan Mustofa,” tegas Riky, Selasa (30/7).
Menurut Riky, keputusan Menhut soal Paduserasi lahan di Batam, sangat mengecewakan. Di mana, dari semua lahan yang diajukan, hanya 60 persen disetujui kawasan komersil. ”Patut kita pertanyakan keseriusan dan kapasitas beliau,” cetusnya.
Dia juga menilai, Batam jauh tertinggal dibanding daerah lain di Indonesia, yang menjadi tujuan investasi. Bahkan, Batam dinilai tertinggal dibanding Kalimantan.
”Batam tertinggal dibanding Kalimantan dan Jabotabek. Prestasi BP tidak bagus-bagus amat selama kepemimpinan beliau. Padahal Batam memiliki lebih banyak keunggulan dibanding wilayah tersebut diantaranya berada di jalur lintas internasional yang strategis,” sambungnya.
Secara institusi, BP Batam dinilainya ternyata belum memberikan sesuatu yang baik dalam dunia investasi.
”Batam lemah karena tidak terukurnya sumber daya tenaga dan upah minimal yang rendah. BP tidak memberikan arahan yang baik untuk investor dan selalui upah murah jadi jualan,” imbuh politisi PKS ini.
Masa jabatan Mustofa Widjaja sebagai Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam akan berakhir bulan ini (Agustus 2013). Beberapa waktu lalu Mustofa Widjaja mengaku siap jika masih mendapat kepercayaan untuk menjabat kembali.(ZAKMI)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar