BATAM, METRO: “Bajunya yang lama aja la ma,”. Perkataan ini di lontarkan, Dipira anak dari salah seorang karyawan PT SCI, Endang. Bocah
perempuan yang duduk di bangku kelas empat Sekolah Dasar itu bahkan
tidak dapat menahan air matanya saat melihat sang ibu memberikan
penjelasan dari Ketua Komisi IV, Riki Syolihin.
“Tanggal 31 (Juli) adalah momen yang sangat penting bagi kita. Tapi hasil pertemuan hari ini tak ada. Kami sudah sampaikan semua keluh kesah teman-teman semua. Saya merasakan apa yang teman-teman rasakan,” ujarnya.
Ia bahkan menyampaikan, dirinya sendiri memiliki tiga orang anak yang masih bersekolah. Dirinya bahkan tidak mengetahui dari mana dana untuk menutupi biaya pendidikan anak-anaknya. “Saya biasanya awal bulan sudah membelikan baju baru untuk anak-anak saya. Tapi kemarin waktu saya ngobrol dengan anak-anak mereka bilang ga usah beli baju baru yang lama aja la ma,” ujarnya dengan nada bergetar menahan tangis.
Endang menjelaskan, saat ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dirinya harus pintar-pintar mengatur keuangan. Pasalnya hanya sang suami lah yang memiliki penghasilan. “Ya saya hemat-hemat lah mas.
Biasanya bisa makan ayam atau ikan, sekarang hanya telur, tahu dan tempe,” ujarnya.
Ia mengatakan, saat pertemuan dengan Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Riki Syolihin yang di sampaikan hanya akan diberikan bantuan berupa sembako untuk seluruh karyawan PT SCI.
Perempuan yang sudah bekerja sekitar sepuluh tahun itu menjelaskan, bantuan berupa sembako hanya dapat digunakan untuk beberapa hari saja. “Kami disinikan menuntut hak, bukan minta bantuan,” paparnya. Warga Bengkong Sadai itu menyatakan, sampai hari ini ia dan keluarga tidak ada persiapan untuk menyambut lebaran. “Jangankan beli baju untuk anak-anak mas, persiapan saja tidak ada. Makan aja sekarang dikurangi,” paparnya. Karyawan lainnya, Aya mengatakan, dirinya akan tetap bertahan di gedung DPRD sampai ada kejelasan mengenai tempat kerja mereka. Apakah benar-benar tutup atau tidak. “Ya kalau tutup berikan hak-hak kami. Kami pengen ada kejelasan,” paparnya sambil menyeka air mata.
Wanita yang sudah lima tahun bekerja di perusahaan tersebut mengatakan, dirinya saat ini tidak tahu harus mendapatkan uang darimana untuk membayar kontrakan rumah. Pasalnya, sang suami hanya bekerja serabutan. “Ya ga tau la mas, gimana. Lihat nanti saja,” paparnya.
Perempuan yang terakhir menjabat sebagai leader production itu juga mengaku tidak ada persiapan berarti menyambut lebaran tahun ini. “Jangan beli baju lebaran, untuk bikin kue aja (uang) tidak ada,” paparnya.
Selama ini lanjutnya, untuk berbuka puasa, ia dan teman-temannya mendapatkan bantuan dari teman-teman mereka yang juga bekerja di pabrik. “Kami selalu berbuka bersama di PT. Makanan berbukanya bantuan dari PT-PT lain.(ams)
“Tanggal 31 (Juli) adalah momen yang sangat penting bagi kita. Tapi hasil pertemuan hari ini tak ada. Kami sudah sampaikan semua keluh kesah teman-teman semua. Saya merasakan apa yang teman-teman rasakan,” ujarnya.
Ia bahkan menyampaikan, dirinya sendiri memiliki tiga orang anak yang masih bersekolah. Dirinya bahkan tidak mengetahui dari mana dana untuk menutupi biaya pendidikan anak-anaknya. “Saya biasanya awal bulan sudah membelikan baju baru untuk anak-anak saya. Tapi kemarin waktu saya ngobrol dengan anak-anak mereka bilang ga usah beli baju baru yang lama aja la ma,” ujarnya dengan nada bergetar menahan tangis.
Endang menjelaskan, saat ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dirinya harus pintar-pintar mengatur keuangan. Pasalnya hanya sang suami lah yang memiliki penghasilan. “Ya saya hemat-hemat lah mas.
Biasanya bisa makan ayam atau ikan, sekarang hanya telur, tahu dan tempe,” ujarnya.
Ia mengatakan, saat pertemuan dengan Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Riki Syolihin yang di sampaikan hanya akan diberikan bantuan berupa sembako untuk seluruh karyawan PT SCI.
Perempuan yang sudah bekerja sekitar sepuluh tahun itu menjelaskan, bantuan berupa sembako hanya dapat digunakan untuk beberapa hari saja. “Kami disinikan menuntut hak, bukan minta bantuan,” paparnya. Warga Bengkong Sadai itu menyatakan, sampai hari ini ia dan keluarga tidak ada persiapan untuk menyambut lebaran. “Jangankan beli baju untuk anak-anak mas, persiapan saja tidak ada. Makan aja sekarang dikurangi,” paparnya. Karyawan lainnya, Aya mengatakan, dirinya akan tetap bertahan di gedung DPRD sampai ada kejelasan mengenai tempat kerja mereka. Apakah benar-benar tutup atau tidak. “Ya kalau tutup berikan hak-hak kami. Kami pengen ada kejelasan,” paparnya sambil menyeka air mata.
Wanita yang sudah lima tahun bekerja di perusahaan tersebut mengatakan, dirinya saat ini tidak tahu harus mendapatkan uang darimana untuk membayar kontrakan rumah. Pasalnya, sang suami hanya bekerja serabutan. “Ya ga tau la mas, gimana. Lihat nanti saja,” paparnya.
Perempuan yang terakhir menjabat sebagai leader production itu juga mengaku tidak ada persiapan berarti menyambut lebaran tahun ini. “Jangan beli baju lebaran, untuk bikin kue aja (uang) tidak ada,” paparnya.
Selama ini lanjutnya, untuk berbuka puasa, ia dan teman-temannya mendapatkan bantuan dari teman-teman mereka yang juga bekerja di pabrik. “Kami selalu berbuka bersama di PT. Makanan berbukanya bantuan dari PT-PT lain.(ams)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar