30 Januari 2013 - (sumber Batam Pos)
Batam rawan kebakaran hutan di bulan Januari
hingga April di setiap tahunnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala
Sub-Direktorat Badan Penanggulangan Kebakaran Badan Pengusahaan (BPKBP)
Batam Gunadi di kantor BP Batam, Selasa (29/1).
Di tahun 2013 ini, misalnya. Sepanjang bulan Januari ini sudah terjadi empat kali kebakaran hutan. Pertama di kawasan hutan lindung Dermaga. Kedua di kawasan hutan lindung Batuaji. Ketiga di semak Sei Panas. Dan yang terakhir, terjadi di kawasan hutan lindung Seiladi, Senin (28/1) malam lalu.
Setiap kebakaran yang terjadi, kata Gunadi, sekurang-kurangnya mampu memangkas habis 1 hektar lahan. Meskipun itu hanya berupa semak.
“Kalau dihitung-hitung, sepanjang bulan Januari ini ada 4 hektar lahan yang habis terbakar,” katanya.
Bahkan, ketika ditilik ke belakang, akumulasi lahan yang habis karena terbakar mencapai 50 hektar. Penghitungan itu datangnya dari kebakaran-kebakaran yang terjadi sepanjang tahun 2012 lalu.
Seringnya terjadi kebakaran hutan di kota Batam, menurut Gunadi, dipicu oleh kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang kurang. Kejadian kebakaran yang terjadi di kawasan hutan lindung Seiladi, misalnya, diduga terjadi karena masyarakat yang lalai mematikan puntung rokok dan membuangnya begitu saja di kawasan tersebut.
“Kawasan Seiladi itu kan biasa digunakan untuk memancing. Kalau tidak rokok, mungkin saja ada yang sengaja memasak di kawasan tersebut,” katanya.
Selain itu, faktor kesengajaan juga bisa menjadi penyebab kebakaran. Seperti misalnya, sengaja membakar hutan untuk membuka lahan.
Mengatasi hal-hal semacam itu, Gunadi mengatakan bahwa BPKBP telah berulang kali menghimbau masyarakat yang hendak menghabiskan waktu di kawasan hutan lindung. Mereka tidak diperbolehkan untuk memarkir kendaraan di dalam kawasan hutan lindung, memancing sambil merokok, memasak, juga membuat api unggun.
Kebakaran, kata Gunadi, juga beberapa kali terjadi di wilayah Bandara. “Kalau kebakaran sudah terjadi di hutan Bandara itu sudah gawat. Karena bisa mengganggu sistem penerbangan,” katanya. (ceu) (95)
Di tahun 2013 ini, misalnya. Sepanjang bulan Januari ini sudah terjadi empat kali kebakaran hutan. Pertama di kawasan hutan lindung Dermaga. Kedua di kawasan hutan lindung Batuaji. Ketiga di semak Sei Panas. Dan yang terakhir, terjadi di kawasan hutan lindung Seiladi, Senin (28/1) malam lalu.
Setiap kebakaran yang terjadi, kata Gunadi, sekurang-kurangnya mampu memangkas habis 1 hektar lahan. Meskipun itu hanya berupa semak.
“Kalau dihitung-hitung, sepanjang bulan Januari ini ada 4 hektar lahan yang habis terbakar,” katanya.
Bahkan, ketika ditilik ke belakang, akumulasi lahan yang habis karena terbakar mencapai 50 hektar. Penghitungan itu datangnya dari kebakaran-kebakaran yang terjadi sepanjang tahun 2012 lalu.
Seringnya terjadi kebakaran hutan di kota Batam, menurut Gunadi, dipicu oleh kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang kurang. Kejadian kebakaran yang terjadi di kawasan hutan lindung Seiladi, misalnya, diduga terjadi karena masyarakat yang lalai mematikan puntung rokok dan membuangnya begitu saja di kawasan tersebut.
“Kawasan Seiladi itu kan biasa digunakan untuk memancing. Kalau tidak rokok, mungkin saja ada yang sengaja memasak di kawasan tersebut,” katanya.
Selain itu, faktor kesengajaan juga bisa menjadi penyebab kebakaran. Seperti misalnya, sengaja membakar hutan untuk membuka lahan.
Mengatasi hal-hal semacam itu, Gunadi mengatakan bahwa BPKBP telah berulang kali menghimbau masyarakat yang hendak menghabiskan waktu di kawasan hutan lindung. Mereka tidak diperbolehkan untuk memarkir kendaraan di dalam kawasan hutan lindung, memancing sambil merokok, memasak, juga membuat api unggun.
Kebakaran, kata Gunadi, juga beberapa kali terjadi di wilayah Bandara. “Kalau kebakaran sudah terjadi di hutan Bandara itu sudah gawat. Karena bisa mengganggu sistem penerbangan,” katanya. (ceu) (95)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar