Oleh chandra gunawan
on Apr 4th, 2012 (sumber Bisnis Kepri)
BATAM (BisnisKepri.com): Economic Development Board (EDB)
Singapura mengkhawatirkan masalah ketenagakerjaan yang terjadi di
kawasan perdagangan bebas Batam akan mengganggu iklim investasi di
kawasan ini termasuk mempersulit kegiatan promosi tentang Batam kepada
investor yang mereka lakukan.Sekretaris Dewan Kawasan FTZ Batam-Bintan-Karimun Jon Arizal mengungkapkan EDB menggelar pertemuan tertutup dengan Pemerintah Kota Batam dan BP Batam untuk membahas permasalahan yang belakangan terjadi di Batam, sekaligus sebagai respon setelah pertemuan SBY-Perdana Menteri Singapura beberapa waktu lalu.
EDB, kata dia, meminta Pemerintah Daerah di Kota Batam untuk bisa mengatasi masalah ketenagakerjaan demi mempermudah pihaknya mempromosikan FTZ Batam.
“EDB meminta masalah-masalah ketenagakerjaan di Batam, Bintan dan Karimun bisa diatasi dengan baik. Direktur Eksekutif EDB Singapura ingin mencari masukan perkembangan investasi di sini terutama masalah ketenagakerjaan karena mereka concern dalam perjanjian Indonesia-Singapura,”ujarnya usai pertemuan tertutup dengan EDB-Pemkot Batam dan BP Batam, Rabu 4 April.
Menurutnya, pihak EDB ingin membantu mempromosikan BBK sehingga bisa menarik investasi asing untuk BBK namun belakangan di kawasan Batam kerap terjadi permasalahan tenaga kerja yang membuat citra Batam memburuk.
Dalam pertemuan tertutup itu, sambung dia, pihak EDB juga meminta agar unjuk rasa pekerja yang sempat terjadi di Kawasan Industri Batamindo tidak terulang lagi. Termasuk kejadian yang dipersoalkan EDB tentang kejadian unjuk rasa pekerja PT Sanmina beberapa waktu lalu.
“Pihak Singapura meminta agar kejadian itu bisa dijadikan pelajaran agar tidak terulang. Kami diminta ketenagakerjaa bisa diselesaikan. DK juga mengharapkan masalah itu bisa diselesaikan ditingkat Pemerintah Daerah, kalau demo tidak perlu Menko,”
Selain itu diluar masalah ketenagakerjaan, ia mengungkapkan dalam pertemuan itu EDB juga sempat menyampaikan informasi tentang pertemuan kedua Kepala Negara di Bogor beberapa waktu lalu termasuk isu infrastuktur konektifitas BBK-Singapura terkait penurunan harga kargo dan penambahan frekuensi kapal kargo.
Sementara itu, Kepala Badan Pengusahaan Batam Mustofa Widjaya mengatakan EDB meminta agar masalah ketenagakerjaan tidak mengganggu investasi. “Singapura sangat ‘concern’ dengan Batam, karena tetangga,” kata dia.
EDB Singapura, kata dia, selama ini membantu promosikan Batam. Jika kondisi pekerja tidak kondusif, maka sulit untuk mencari penanam modal. Ia mengakui selain EDB ingin memperoleh masukan-masukan memang inti dalam pertemuan ini adalah masalah ketenagakerjaan.
“Pertemuan ini memang tidak terfokus pada masalah memperoleh masukan karena mereka sudah mengetahui tentang Batam. Intinya, masalah ketenagakerjaan,” ujarnya.
Wakil Walikota Batam Rudi mengatakan pertemuan dengan EDB ini mendiskusikan bagaimana Batam menjadi lebih baik mengingat EDB sangat konsen dengan sejumlah perusahaan internasional yang ada di Batam termasuk PT Sanmina Sci sehingga EDB mempromosikan Batam menjadi mudah jika iklimnya kondusif.
“Rupanya PT Sanmina adalah perusahaan internasional, kalau ini berbunyi, maka luar negeri akan tahu semua, sehingga mereka sangatt konsen dengan hal seperti ini. Demo kemarin sangat menciderai nama baik Kota Batam,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar