Batam (ANTARA Kepri) - Badan Pengusahaan Batam meluncurkan buku sejarah
"Mengungkap Fakta Pembangunan Batam" periode kepemimpinan Ibnu Sutowo-JB
Sumarlin 1970-1978 yang dinilai sebagai era penting bagi pengembangan
Batam.
Ketua Badan Pengusahaan Kawasan Batam (BP Batam, dulu Otorita Batam) Mustofa Widjaja saat peluncuran buku setebal 113 halaman itu di Politeknik Negeri Batam, Kamis mengatakan, Ibnu Sutowo dan Johanes Baptista (JB) Sumarlin adalah pemimpin yang memegang peranan penting dalam titik mulai dalam pengembangan Batam.
"Saat krisis keuangan melanda Perusahaan Negara (PN) Pertamina, JB Sumarlin diminta Presiden untuk menjadi pemimpin Otorita Batam menggantikan Ibnu Sutowo selaku kepala. Ia diminta memberi masukan, jadi waktu itu beliaulah yang memutuskan pembangunan Batam dilanjutkan atau tidak," ujar dia.
Mustofa menjelaskan, keputusan JB Sumarlin waktu itu untuk melanjutkan pembangunan Batam sangat tepat sehingga bisa terus dikembangkan menjadi seperti sekarang.
"Saat itu, JB Sumarlin menyelamatkan kondisi Kota Batam yang terancam tidak bisa dilanjutkan pengembangannya karena dampak krisis PN Pertamina. Keputusanya sangat tepat sehingga Batam bisa terus dibangun," kata dia di hadapan ratusan undangan yang menghadiri peluncuran buku tersebut termasuk JB Sumarlin selaku tamu kehormatan.
Ia mengatakan, dengan keputusan tersebut akhirnya Batam terus dibangun namun tidak lagi menggunakan pendanaan dari PN Pertamina, melainkan dari APBN.
"Itu menjadi cikal bakal Batam yang sekarang. Dengan peluncuran buku ini kami berharap generasi muda bisa mengetahui sejarak perkembangan Batam," kata dia.
Anhar Gonnggong, sosiolog Indonesia, yang juga sebagai penyunting buku tersebut, menyampaikan komentar dengan video tentang gambaran buku sejarah Kota Batam.
Ia mengatakan, sinopsis buku ini memberikan gambaran tentang proses pembangunan Pulau Batam dari hutan belantara menjadi kota modern.
Yang menarik dari buku tersebut, kata dia, memberikan ungkapan fakta berkaitan dengan pembangunan Pulau Batam dari awal. Lalu bagaimana Pak Harto merancang Pulau Batam yang berkaitan dengan Singapura.
(KR-LNO/S023)
Ketua Badan Pengusahaan Kawasan Batam (BP Batam, dulu Otorita Batam) Mustofa Widjaja saat peluncuran buku setebal 113 halaman itu di Politeknik Negeri Batam, Kamis mengatakan, Ibnu Sutowo dan Johanes Baptista (JB) Sumarlin adalah pemimpin yang memegang peranan penting dalam titik mulai dalam pengembangan Batam.
"Saat krisis keuangan melanda Perusahaan Negara (PN) Pertamina, JB Sumarlin diminta Presiden untuk menjadi pemimpin Otorita Batam menggantikan Ibnu Sutowo selaku kepala. Ia diminta memberi masukan, jadi waktu itu beliaulah yang memutuskan pembangunan Batam dilanjutkan atau tidak," ujar dia.
Mustofa menjelaskan, keputusan JB Sumarlin waktu itu untuk melanjutkan pembangunan Batam sangat tepat sehingga bisa terus dikembangkan menjadi seperti sekarang.
"Saat itu, JB Sumarlin menyelamatkan kondisi Kota Batam yang terancam tidak bisa dilanjutkan pengembangannya karena dampak krisis PN Pertamina. Keputusanya sangat tepat sehingga Batam bisa terus dibangun," kata dia di hadapan ratusan undangan yang menghadiri peluncuran buku tersebut termasuk JB Sumarlin selaku tamu kehormatan.
Ia mengatakan, dengan keputusan tersebut akhirnya Batam terus dibangun namun tidak lagi menggunakan pendanaan dari PN Pertamina, melainkan dari APBN.
"Itu menjadi cikal bakal Batam yang sekarang. Dengan peluncuran buku ini kami berharap generasi muda bisa mengetahui sejarak perkembangan Batam," kata dia.
Anhar Gonnggong, sosiolog Indonesia, yang juga sebagai penyunting buku tersebut, menyampaikan komentar dengan video tentang gambaran buku sejarah Kota Batam.
Ia mengatakan, sinopsis buku ini memberikan gambaran tentang proses pembangunan Pulau Batam dari hutan belantara menjadi kota modern.
Yang menarik dari buku tersebut, kata dia, memberikan ungkapan fakta berkaitan dengan pembangunan Pulau Batam dari awal. Lalu bagaimana Pak Harto merancang Pulau Batam yang berkaitan dengan Singapura.
(KR-LNO/S023)
COPYRIGHT © 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar