Diposting oleh admin pada 14 April, 2012 (sumber Tanjung Pinang Pos)
Hanya saja, tak seperti yang diperkirakan, ternyata lahan mereka terkendala dengan lahan yang dipenuhi rumah liar. Akibatnya, pengusaha dihadapkan dengan warga ruli.
Ahok Parulian Sihombing, Direktur PT HJA mengatakan, tahun ini mereka berencana membangun pabrik peleburan baja di Sagulung, Kelurahan Sei Binti.
Namun, mereka harus mengeluarkan dana miliaran untuk melakukan penggusuran.
Pihak perusahaan ini tidak menolak memberi uang sagu hati kepada sekitar 400 kepala keluarga (KK) yang bermukim di lahan mereka seluas 22 hektar tersebut.
Hanya, saja pemerintah baik BP Batam dan Pemko Batam harusnya ikut membantu mereka mendata warga tersebut.
Sebab, data yang masuk ke mereka cenderung selalu bertambah. Saat dicek ke lapangan, ternyata sebagian warga memberi nomor rumah mereka secara tidak benar. Sebab, ada juga kamar mandi yang ikut diberi nomor rumah. Harusnya, hanya satu nomor rumah saja yang akan diganti rugi, namun mereka meminta dua kali. Hal ini membuai investor pusing.
Meski demikian, mereka tetap berupaya untuk melakukan negosiasi.
“Kami akan tetap bayar sesuai dengan kesepakatan. Namun, urusan penggusuran ini hanya antara kami dengan warga. Tidak ada pihak ketiga. Kalau dibantu pemerintah akan sangat bagus,” ujarnya kemarin.
Dari tiga RT yang ada di sana, tinggal dua RT lagi yang belum selesai. Karena itu, jika mereka tetap bertahan di sana perusahaan akan menempuh jalur hukum.
“Kalau tetap bertahan, akan kita bawa ke jalur hukum. Karena mereka itu menumpang di lahan kita. Itu pun tetap akan kita beri uang sagu hatinya,” tegasnya.(martua)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar