Tribun Batam - Senin, 16 April 2012
Laporan Thomlimah Limahekin,
Wartawan Tribunnewsbatam.com
TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG-Selain menjadi pusat industri, Batam bakal dijadikan sebagai pintu utama bagi para wisatawan domestik dan manca negara untuk menikmati pariwisata di Indonesia. Jumaga Nadeak, ketua panitia khusus (Pansus) Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Rippda) menginformasikan bahwa Pansus akan merekomendasi Batam sebagai window of Indonesia atau miniatur Indonesia.
"Dengan adanya Rippda ini, pariwisata kita dikemas sedemikian sehingga bisa bersaing di tingkat nasional dan internasional. Kami baru bahas tentang Batam. Kami minta supaya Batam dijadikan sebagai window of Indonesia atau miniatur Indonesia," kata Jumaga, ketika ditemui di kantor DPRD Kepri, belum lama ini.
Mengonsepkan Batam sebagai miniatur Indonesia dimaksudkan untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan berkunjung ke Batam dan destinasi wisata lainnya di Kepri ini. Menurut Jumaga, jika Batam dijadikan sebagai miniatur Indonesia maka para wisatawan yang datang dari luar negeri ke Indonesia sudah cukup menyinggahi Batam, tanpa harus beranjak ke Sumatra Utara (Sumut), Padang, Toraja, Bali dan lain-lain.
"Karena di sana akan kita buat miniatur Indonesia," tandas Jumaga lagi.
Namun, untuk maksud ini, Pansus juga memberikan koreksi mengenai apa yang mesti dibenahi di Batam. Satu koreksi yang perlu diperhatikan secara serius adalah masalah transportasi, khususnya menyangkut ketertiban, keteraturan dan ketersediaan transportasi di pelabuhan laut dan bandar udara yang menjadi pintu kedatangan para wisatawan.
Namun, ketertiban dan keteraturan itu mesti dipadukan juga dengan kenyamanan dan kedamaian wilayah yang menjadi tujuan kedatangan para wisatawan. Sebab, menurut Jumaga, keindahan daerah yang dijual akan semakin diminati wisawatan apabila di oleh situasi yang nyaman dan damai di wilayah yang memiliki destinasi pariwisata.
"Di sini yang tak kalah penting adalah campur tangan para stakeholder dalam menyambut wisatawan, seperti Imigrasi, Bea Cukai, kepolisian dan lain-lain," aku legislator dari fraksi PDIP itu.
Bertolak dari pertimbangan tersebut maka saat ini, tambah Jumaga, Pansus tengah meminta masukan dari setiap kabupaten/kota supaya peraturan yang dikeluarkan dalam Rippda tidak bertentangan dengan usulan dari setiap kabupaten/kota.
"Nanti kami terima apa yang spesifik dari setiap daerah baru kami masukkan dalam Rippda. Jadi setiap kabupaten/kota akan ditelaah oleh Pansus," sebut Jumaga. (tom)
Wartawan Tribunnewsbatam.com
TRIBUNNEWSBATAM.COM, TANJUNGPINANG-Selain menjadi pusat industri, Batam bakal dijadikan sebagai pintu utama bagi para wisatawan domestik dan manca negara untuk menikmati pariwisata di Indonesia. Jumaga Nadeak, ketua panitia khusus (Pansus) Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Rippda) menginformasikan bahwa Pansus akan merekomendasi Batam sebagai window of Indonesia atau miniatur Indonesia.
"Dengan adanya Rippda ini, pariwisata kita dikemas sedemikian sehingga bisa bersaing di tingkat nasional dan internasional. Kami baru bahas tentang Batam. Kami minta supaya Batam dijadikan sebagai window of Indonesia atau miniatur Indonesia," kata Jumaga, ketika ditemui di kantor DPRD Kepri, belum lama ini.
Mengonsepkan Batam sebagai miniatur Indonesia dimaksudkan untuk menarik sebanyak mungkin wisatawan berkunjung ke Batam dan destinasi wisata lainnya di Kepri ini. Menurut Jumaga, jika Batam dijadikan sebagai miniatur Indonesia maka para wisatawan yang datang dari luar negeri ke Indonesia sudah cukup menyinggahi Batam, tanpa harus beranjak ke Sumatra Utara (Sumut), Padang, Toraja, Bali dan lain-lain.
"Karena di sana akan kita buat miniatur Indonesia," tandas Jumaga lagi.
Namun, untuk maksud ini, Pansus juga memberikan koreksi mengenai apa yang mesti dibenahi di Batam. Satu koreksi yang perlu diperhatikan secara serius adalah masalah transportasi, khususnya menyangkut ketertiban, keteraturan dan ketersediaan transportasi di pelabuhan laut dan bandar udara yang menjadi pintu kedatangan para wisatawan.
Namun, ketertiban dan keteraturan itu mesti dipadukan juga dengan kenyamanan dan kedamaian wilayah yang menjadi tujuan kedatangan para wisatawan. Sebab, menurut Jumaga, keindahan daerah yang dijual akan semakin diminati wisawatan apabila di oleh situasi yang nyaman dan damai di wilayah yang memiliki destinasi pariwisata.
"Di sini yang tak kalah penting adalah campur tangan para stakeholder dalam menyambut wisatawan, seperti Imigrasi, Bea Cukai, kepolisian dan lain-lain," aku legislator dari fraksi PDIP itu.
Bertolak dari pertimbangan tersebut maka saat ini, tambah Jumaga, Pansus tengah meminta masukan dari setiap kabupaten/kota supaya peraturan yang dikeluarkan dalam Rippda tidak bertentangan dengan usulan dari setiap kabupaten/kota.
"Nanti kami terima apa yang spesifik dari setiap daerah baru kami masukkan dalam Rippda. Jadi setiap kabupaten/kota akan ditelaah oleh Pansus," sebut Jumaga. (tom)
Editor : dedy suwadha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar