Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 16 April 2012

Ismeth: Kuncinya di Drainase

Atasi Banjir di Batam
Oleh: Amir Yunus dan Zaki Setiawan, Liputan Batam

BATAM CENTRE -- Persoalan banjir yang belakangan ini menjadi momok masyarakat Kota Batam sebenarnya bisa cepat teratasi. Kuncinya, perbaiki sistem drainase di daerah ini.

Demikian disampaikan mantan Gubernur Provinsi Kepri Ismet Abdullah. Kata dia, masalah banjir di Batam hanya soal teknis dan bukan persoalan yang rumit. Pemko Batam dan juga Badan Pengusahaan (BP) Batam harus cepat-cepat memperbaiki dan menyempurnakan kembali berbagai infrastruktur yang rusak di daerah ini, khususnya drainase.
"(Banjir) ini hanya persoalan teknis, bisa diatasi dengan memperpaiki dan menyempurnakan infrastruktur (drainase) yang belum berfungsi secara baik," ujar mantan pimpinan Otorita Batam ini ditemui dalam acara pelantikan Pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam di Gedung Nong Isa Batam Centre, Sabtu (14/4) malam.

Selain itu, ucap Ismeth, yang tak kalah penting adalah melakukan maintenance yang baik dan berkesinambungan terhadap infrastuktur penyangga terjadinya banjir. Karena kalau tidak, meskipun ada pembangunan drainase baru, tetap akan sia-sia.

"Maintenance infrastrukturnya juga harus menjadi perhatian, jangan asal dibangun lalu dilupakan perawatannya," katanya.

Menurutnya, percuma sebuah infrastruktur dibuat sebagus mungkin tapi tidak ada keseriusan merawat. Selain pemerintah, masyarakat  Kota Batam pun diimbau untuk bersama-sama merawat, salah satunya dengan tidak membuang sampah ke saluran air.

Jembatan Ambruk
Sementara itu, hujan deras yang mengguyur kawasan Mangsang, Seibeduk, Sabtu (14/4) lalu telah membuat ambruk jembatan penyeberangan anak sekolah menuju SDN 006 Mangsang. Jembatan dari kayu balok dan papan yang berukuran sekitar 2x4 meter itu berdiri di atas parit utama Kavling Mangsang.

Setiap hari, jembatan yang menghubungkan perumahan Puri Agung dan Kavling Mangsang itu menjadi akses para siswa ke sekolah.

Ketua RW Mangsang Nurdin Ariyanto mengatakan, jembatan penyeberangan itu merupakan satu-satunya akses terdekat siswa yang tinggal di perumahan Puri Agung dan sekitarnya menuju ke sekolah. Jembatan ini juga sering digunakan masyarakat sekitar untuk mendapatkan layanan kesehatan dari puskesmas pembantu.

Ambruknya jembatan, maka akses jalan menuju sekolah dan puskesmas pembantu semakin jauh. Warga harus memutar melalui jalan raya yang jaraknya lebih jauh dan berbahaya bagi anak-anak sekolah di saat lalulintas padat.

Menurut Wakil Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Mangsang, Hubertus LD, ambruknya jembatan itu akibat tidak mampu menahan derasnya terjangan air yang meluap dari parit utama. Parit dengan kedalaman sekitar dua meter dan lebar sekitar 2,5 meter ini sudah tidak mampu lagi menampung debit air di Kavling Mangsang dan sekitarnya.

Selain kedalamannya sudah mulai dangkal, dinding parit juga tidak dibangun batu miring. Sehingga tanah yang ada di kanan kiri parit selalu tergerus dan membuat parit menjadi dangkal.

"Setiap musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan) selalu kita usulkan agar dibangun jembatan permanen dan batu miring untuk drainase. Namun sampai sekarang tak kunjung mendapatkan perhatian dari pemerintah. Padahal kondisi jembatan dan drainase sudah sangat membahayakan bagi anak-anak dan masyarakat sekitar," ujarnya.

Ahmad, warga sekitar SDN 006 Mangsang juga menyayangkan lambannya respon pemerintah dengan kondisi ini.

"Jika hujan deras, air juga menggenang di halaman sekolah SDN 006 yang memiliki sekitar 1.300 siswa tersebut. kalau sudah begitu, tidak bisa lagi anak-anak melaksanakan kegiatan luar sekolah, seperti upacara ataupun olahraga," ujarnya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar