Tribun Batam - Senin, 16 April 2012
Laporan Tribun Batam, Zabur Anjasfisnto
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM - Meski hujan turun hanya sebentar sekitar 15 menit, sepanjang jalan R Suprapto atau tepatnya didepan komplek pasar Melayu Batuaji tenggelam, Senin (16/4). Air hujan setinggi lutut orang dewasa itu membuat arus kendaraan jadi macet.
Beberapa kendaraan roda empat terlihat menerobos genangan banjir tersebut, sementara kendaraan roda dua banyak yang mogok dan terpaksa mendorong sepeda motornya.
Banjir ini disebabka drainasenya tidak berfungsi, air hujan mengalir ke bahu jalan. Sehingga, ruas jalan arah Simpang Base Camp ke Mukakuning maupun sebaliknya langsung digenangi banjir. Akibatnya kendaraan baik mobil dan motor harus mengurangi kecepatannya.
Tidak hanya jalan didepan pasar Melayu, banjir juga menggenangi simpang Univeritas Putra Batam, Batuaji. Ditempat tersebut kendaraan sepeda motor memilih berteduh dihalte bus. Sementara kendaraan roda empat terus melaju menerobos banjir tersebut.
"Hampir setiap hujan meski hanya sebentar didua titik ini selalu banjir, bahkan ketinggiannya mencapai lutut orang dewasa. Ya kalau dihitung-hitung sudah dua bulan tiap hujan pasti banjir,"ujar Hendri Nianggolan salah satu pengendara sepeda motor.
Menurutnya, setiap hujan turun tidak hanya didua titi jalan R Suprapto saja yang digenangi air. Hal serupa juga terjadi dijalan turunan Bukit Daeng Tembesi, kemudian simpang Barelang, dan depan perumahan Puteri Tujuh Batuaji. Sekali banjir di titik jalan rawan banjir itu macet hingga berjam-jam. Persoalan banjir sama sekali tidak bisa ditangani Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemko Batam. Keduanya saling lempar tanggungjawab. Intinya, hanya alasan demi alasan saja yang mereka lontarkan tanpa berbuat.
Beberapa waktu lalu anggota DPRD Kepri, Alex Guspeneldi mengatakan BP Batam harus bertanggung jawab atas banjir yang terjadi di Batam. Karena selama ini BP Batam selalu menjual lahan kepada pihak pengembang atau pelaku bisnis, tapi tidak pernah memikirkan bagaimana mengatasi banjir yang terjadi. Jangan hanya melemparkan kesalahan kepada Pemko Batam setelah terjadi banjir. Padahal yang menerima uang dari penjualan lahan itu adalah BP Batam.
"BP Batam sudah diluar fungsinya saat ini. Sebelumnya visi untuk memajukan Batam, malah sekarang bagaimana untuk mencari keuntungan dari penjualan lahan. Banyak warga yang dirugikan atas tindakan BP Batam selama ini,"ujarnya. (bur)
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM - Meski hujan turun hanya sebentar sekitar 15 menit, sepanjang jalan R Suprapto atau tepatnya didepan komplek pasar Melayu Batuaji tenggelam, Senin (16/4). Air hujan setinggi lutut orang dewasa itu membuat arus kendaraan jadi macet.
Beberapa kendaraan roda empat terlihat menerobos genangan banjir tersebut, sementara kendaraan roda dua banyak yang mogok dan terpaksa mendorong sepeda motornya.
Banjir ini disebabka drainasenya tidak berfungsi, air hujan mengalir ke bahu jalan. Sehingga, ruas jalan arah Simpang Base Camp ke Mukakuning maupun sebaliknya langsung digenangi banjir. Akibatnya kendaraan baik mobil dan motor harus mengurangi kecepatannya.
Tidak hanya jalan didepan pasar Melayu, banjir juga menggenangi simpang Univeritas Putra Batam, Batuaji. Ditempat tersebut kendaraan sepeda motor memilih berteduh dihalte bus. Sementara kendaraan roda empat terus melaju menerobos banjir tersebut.
"Hampir setiap hujan meski hanya sebentar didua titik ini selalu banjir, bahkan ketinggiannya mencapai lutut orang dewasa. Ya kalau dihitung-hitung sudah dua bulan tiap hujan pasti banjir,"ujar Hendri Nianggolan salah satu pengendara sepeda motor.
Menurutnya, setiap hujan turun tidak hanya didua titi jalan R Suprapto saja yang digenangi air. Hal serupa juga terjadi dijalan turunan Bukit Daeng Tembesi, kemudian simpang Barelang, dan depan perumahan Puteri Tujuh Batuaji. Sekali banjir di titik jalan rawan banjir itu macet hingga berjam-jam. Persoalan banjir sama sekali tidak bisa ditangani Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemko Batam. Keduanya saling lempar tanggungjawab. Intinya, hanya alasan demi alasan saja yang mereka lontarkan tanpa berbuat.
Beberapa waktu lalu anggota DPRD Kepri, Alex Guspeneldi mengatakan BP Batam harus bertanggung jawab atas banjir yang terjadi di Batam. Karena selama ini BP Batam selalu menjual lahan kepada pihak pengembang atau pelaku bisnis, tapi tidak pernah memikirkan bagaimana mengatasi banjir yang terjadi. Jangan hanya melemparkan kesalahan kepada Pemko Batam setelah terjadi banjir. Padahal yang menerima uang dari penjualan lahan itu adalah BP Batam.
"BP Batam sudah diluar fungsinya saat ini. Sebelumnya visi untuk memajukan Batam, malah sekarang bagaimana untuk mencari keuntungan dari penjualan lahan. Banyak warga yang dirugikan atas tindakan BP Batam selama ini,"ujarnya. (bur)
Editor : dedy suwadha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar