Batam (ANTARA Kepri) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia
(DPD-RI) Irman Gusman mengatakan, Indonesia dapat meningkatkan daya
saing di sektor ekonomi dengan memaksimalkan kinerja faktor produksi
serta memperhatikan daya dukung kebijakan ekonomi dari pemerintah.
"Indonesia meskipun saat ini telah menjadi bagian dari kelompok negara-negara maju (G20), mendapatkan 'investment grade' pada tahun 2011, tapi secara makro sebenarnya kemampuan daya saing ekonomi kita masih berada di bawah rata-rata negara maju," kata Irman Gusman pada "focus group discussion" Kadin Kepulauan Riau di Batam, Rabu.
Acara bertajuk "Menuju Sistem Pengupahan yang Layak" dihadiri Direktur Jaminan Sosial dan Sistem Pengupahan Kementerian Tenaga Kerja Wahyu Indriani, Pengurus KADIN Indonesia Haryadi Sukamdani, serta Kedua Kadin Provinsi Kepulauan Riau Johannes Kennedy.
Menurut Irman Gusman, selama ini pemerintah selalu berpandangan bahwa faktor utama penyumbang kemajuan, daya saing, dan pertumbuhan ekonomi daerah adalah jumlah investasi, kemampuan daya beli masyarakat, dukungan infrastruktur, birokrasi yang bersih, penegakan hukum, serta jaminan keamanan.
Namun, kata dia, pemerintah sering mengabaikan faktor kesejahteraan tenaga kerja dan buruh.
"Padahal dukungan kinerja tenaga kerja dan buruh, juga merupakan salah satu faktor penting dalam menggerakkan aktivitas ekonomi," katanya.
Menurut dia, kesejahteraan pekerja dan buruh akan menumbuhkan etos kerja yang menghasilkan produktivitas perusahaan, di mana produktivitas akan menghasilkan keuntungan dan keuntungan perusahaan akan memberikan sumbangan bagi pendapatan asli daerah untuk meningkatkan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Irman Gusman juga mengutip hasil riset "World Economic Forum" pada 2011 yang menyusun ranking daya saing ekonomi negara-negara di dunia.
"Dari 146 negara yang disurvei, Indonesia berada di posisi 46," katanya.
Irman menambahkan, dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia berada pada ranking kelima setelah Singapura (2), Malaysia (21), Brunai Darussalam (28), Thailand (39).
Apalagi, kata dia, di antara negara-negara maju dimana mereka jauh lebih unggul dari Indonesia, seperti Amerika Serikat (4), Jerman (5), Jepang (6), dan Kanada (9).
Sementara di antara negara-negara BRIC, kata dia, daya saing ekonomi Indonesia masih kalah dari China (13), tapi lebih baik dari India (51) dan Brazilia (58).
"Indonesia meskipun saat ini telah menjadi bagian dari kelompok negara-negara maju (G20), mendapatkan 'investment grade' pada tahun 2011, tapi secara makro sebenarnya kemampuan daya saing ekonomi kita masih berada di bawah rata-rata negara maju," kata Irman Gusman pada "focus group discussion" Kadin Kepulauan Riau di Batam, Rabu.
Acara bertajuk "Menuju Sistem Pengupahan yang Layak" dihadiri Direktur Jaminan Sosial dan Sistem Pengupahan Kementerian Tenaga Kerja Wahyu Indriani, Pengurus KADIN Indonesia Haryadi Sukamdani, serta Kedua Kadin Provinsi Kepulauan Riau Johannes Kennedy.
Menurut Irman Gusman, selama ini pemerintah selalu berpandangan bahwa faktor utama penyumbang kemajuan, daya saing, dan pertumbuhan ekonomi daerah adalah jumlah investasi, kemampuan daya beli masyarakat, dukungan infrastruktur, birokrasi yang bersih, penegakan hukum, serta jaminan keamanan.
Namun, kata dia, pemerintah sering mengabaikan faktor kesejahteraan tenaga kerja dan buruh.
"Padahal dukungan kinerja tenaga kerja dan buruh, juga merupakan salah satu faktor penting dalam menggerakkan aktivitas ekonomi," katanya.
Menurut dia, kesejahteraan pekerja dan buruh akan menumbuhkan etos kerja yang menghasilkan produktivitas perusahaan, di mana produktivitas akan menghasilkan keuntungan dan keuntungan perusahaan akan memberikan sumbangan bagi pendapatan asli daerah untuk meningkatkan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Irman Gusman juga mengutip hasil riset "World Economic Forum" pada 2011 yang menyusun ranking daya saing ekonomi negara-negara di dunia.
"Dari 146 negara yang disurvei, Indonesia berada di posisi 46," katanya.
Irman menambahkan, dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia berada pada ranking kelima setelah Singapura (2), Malaysia (21), Brunai Darussalam (28), Thailand (39).
Apalagi, kata dia, di antara negara-negara maju dimana mereka jauh lebih unggul dari Indonesia, seperti Amerika Serikat (4), Jerman (5), Jepang (6), dan Kanada (9).
Sementara di antara negara-negara BRIC, kata dia, daya saing ekonomi Indonesia masih kalah dari China (13), tapi lebih baik dari India (51) dan Brazilia (58).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar