Oleh: Larno/Editor Rusdianto
Batam (ANTARA Kepri) - Pembangunan Pelabuhan Peti Kemas Batuampar, Kota
Batam, Kepulauan Riau, terancam tertunda akibat anggaran belum diketuk
pusat.
"Saat ini anggaran untuk Badan Pengusahaan (BP) Batam belum disahkan pusat. Proyek juga bisa telat," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Rabu.
Walaupun anggaran belum disahkan, kata dia, namun beberapa proyek termasuk Pelabuhan Peti Kemas Batuampar telah dilelang.
"Saat ini pelabuhan Batuampar telah dalam proses lelang," kata dia.
Ia mengatakan, mulai akhir Mei 2012 pembangunan baru masuk tahap awal dari rencana pengembangan Pelabuhan Batuampar selama tiga tahun dengan anggaran APBN sebesar Rp366 miliar.
Pada tahun pertama, kata dia, semula pagu anggaran sebesar Rp63,7 miliar, namun BP Batam tengah mengajukan anggaran tambahan untuk pendalaman alur dan pemancangan laut yang hingga kini belum disepakati.
Sementara, pada tahun kedua akan menelan anggaran sekitar Rp200 miliar, dan tahun ketiga Rp102 miliar.
Menurut dia, perluasan dilakukan agar pelabuhan tersebut tetap layak digunakan sebagai pendukung status Batam sebagai daerah perdagangan bebas.
Berdasarkan data BP Batam, saat ini panjang dermaga Pelabuhan Batuampar mencapai 1.250 meter dari 3.600 meter yang direncanakan.
Djoko menjelaskan, kedalaman pada sisi dermaga adalah 6 -12 LWS (lower water sea/dari dalam laut) meter dari 14 LWS meter yang direncanakan.
Kapasitas bongkar muat Pelabuhan Batuampar hanya 230 ribu TEUS (twenty feet equivalent units /unit padanan dua puluh kaki) per tahun dari 1,5 juta TEUs baru yang direncanakan, sedangkan kapasitas sandar kapal sebesar 35 ribu ton.
"Dengan pembangunan tersebut kami berharap Pelabuhan Batuampar akan mampu bersaing dengan pelabuhan bongkar muat lain di kawasan Asia Pasifik," kata Djoko.
Selain pelabuhan Batuampar, BP Batam juga merencanakan membangun Pelabuhan Tanjung Sauh sebagai pelabuhan bongkar muat menggandeng Indonesia Port Corporation II (dulu Pelindo II) dengan anggaran sekitar Rp7 triliun.
(KR-LNO/R010)
"Saat ini anggaran untuk Badan Pengusahaan (BP) Batam belum disahkan pusat. Proyek juga bisa telat," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Rabu.
Walaupun anggaran belum disahkan, kata dia, namun beberapa proyek termasuk Pelabuhan Peti Kemas Batuampar telah dilelang.
"Saat ini pelabuhan Batuampar telah dalam proses lelang," kata dia.
Ia mengatakan, mulai akhir Mei 2012 pembangunan baru masuk tahap awal dari rencana pengembangan Pelabuhan Batuampar selama tiga tahun dengan anggaran APBN sebesar Rp366 miliar.
Pada tahun pertama, kata dia, semula pagu anggaran sebesar Rp63,7 miliar, namun BP Batam tengah mengajukan anggaran tambahan untuk pendalaman alur dan pemancangan laut yang hingga kini belum disepakati.
Sementara, pada tahun kedua akan menelan anggaran sekitar Rp200 miliar, dan tahun ketiga Rp102 miliar.
Menurut dia, perluasan dilakukan agar pelabuhan tersebut tetap layak digunakan sebagai pendukung status Batam sebagai daerah perdagangan bebas.
Berdasarkan data BP Batam, saat ini panjang dermaga Pelabuhan Batuampar mencapai 1.250 meter dari 3.600 meter yang direncanakan.
Djoko menjelaskan, kedalaman pada sisi dermaga adalah 6 -12 LWS (lower water sea/dari dalam laut) meter dari 14 LWS meter yang direncanakan.
Kapasitas bongkar muat Pelabuhan Batuampar hanya 230 ribu TEUS (twenty feet equivalent units /unit padanan dua puluh kaki) per tahun dari 1,5 juta TEUs baru yang direncanakan, sedangkan kapasitas sandar kapal sebesar 35 ribu ton.
"Dengan pembangunan tersebut kami berharap Pelabuhan Batuampar akan mampu bersaing dengan pelabuhan bongkar muat lain di kawasan Asia Pasifik," kata Djoko.
Selain pelabuhan Batuampar, BP Batam juga merencanakan membangun Pelabuhan Tanjung Sauh sebagai pelabuhan bongkar muat menggandeng Indonesia Port Corporation II (dulu Pelindo II) dengan anggaran sekitar Rp7 triliun.
(KR-LNO/R010)
COPYRIGHT © 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar