Sabtu, 14 September 2013 ( sumber : Haluan Kepri )
BATAM CENTRE (HK) - Untuk memperkuat industri galangan kapal, Badan
pengusahaan (BP) Batam menggandeng Badan Pengkajian Dan Penerapan
Teknologi (BPPT). Kerjasama ini ditandai dengan penandatangan Memorial
of Understanding (MoU) antara Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja dengan
Kepala BPPT, Marzan Aziz Iskandar di Politeknik Negeri Batam, Jumat
(13/9).
Point penting yang dituangkan dalam MoU itu, adalah pengkajian kebijakan makro dan mikro bidang industri perkapalan di Batam, termasuk desain dan bangunan baru, manufaktur offshore facilities serta reparasi kapal.
" Salah satu point terpentingnya, adalah pengkajian industri galangan," ungkap Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho dalam rilisnya.
Tidak hanya kajian khusus di galangan kapal, juga akan dilaksanakan pelatihan galangan tradisional, pembinaan dan pelatihan galangan terkait implementasi aturan internasional IMO (International Maritime Organization) dan lingkungan MARPOL (Marine Pollution).
Namun secara garis besarnya, MoU tersebut menyangkut pengkajian kebijakan teknologi, yang meliputi pengkajian kebijakan teknologi, inovasi, difusi, unggulan daerah dan kapasitas masyarakat, serta pengembangan wilayah, serta pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi.
MoU yang dilakukan setelah soft launching Batam Techno Park itu bertujuan untuk menyinergikan secara efektif dan efisien kemampuan serta potensi sesuai dengan tugas dan fungsi kedua badan pemerintah tersebut, khususnya di bidang teknologi untuk mendukung pembangunan Pulau Batam,
Sebagai tindak lanjut dari MoU ini, lanjut Djoko, kedepan akan dibentuk kerjasama teknis dalam bentuk pertukaran data dan informasi, penugasan tenaga ahli sesuai dengan ketentuan, pelatihan, pendidikan, seminar dan pelayanan jasa.
"Intinya, ada sejumlah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangkaian MoU ini," tegasnya.
Di tempat sama, Kepala BPPT, Marzan Aziz Iskandar mengatakan, kerjasama ini merupakan upaya memperkuat industri galangan yang ada di Batam, dengan melibatkan seluruh pengusaha galangan.
"Semua akan kita libatkan, baik pengusaha besar terlebih lagi pengusaha kecil," ungkapnya. (ays).
Point penting yang dituangkan dalam MoU itu, adalah pengkajian kebijakan makro dan mikro bidang industri perkapalan di Batam, termasuk desain dan bangunan baru, manufaktur offshore facilities serta reparasi kapal.
" Salah satu point terpentingnya, adalah pengkajian industri galangan," ungkap Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho dalam rilisnya.
Tidak hanya kajian khusus di galangan kapal, juga akan dilaksanakan pelatihan galangan tradisional, pembinaan dan pelatihan galangan terkait implementasi aturan internasional IMO (International Maritime Organization) dan lingkungan MARPOL (Marine Pollution).
Namun secara garis besarnya, MoU tersebut menyangkut pengkajian kebijakan teknologi, yang meliputi pengkajian kebijakan teknologi, inovasi, difusi, unggulan daerah dan kapasitas masyarakat, serta pengembangan wilayah, serta pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi.
MoU yang dilakukan setelah soft launching Batam Techno Park itu bertujuan untuk menyinergikan secara efektif dan efisien kemampuan serta potensi sesuai dengan tugas dan fungsi kedua badan pemerintah tersebut, khususnya di bidang teknologi untuk mendukung pembangunan Pulau Batam,
Sebagai tindak lanjut dari MoU ini, lanjut Djoko, kedepan akan dibentuk kerjasama teknis dalam bentuk pertukaran data dan informasi, penugasan tenaga ahli sesuai dengan ketentuan, pelatihan, pendidikan, seminar dan pelayanan jasa.
"Intinya, ada sejumlah kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangkaian MoU ini," tegasnya.
Di tempat sama, Kepala BPPT, Marzan Aziz Iskandar mengatakan, kerjasama ini merupakan upaya memperkuat industri galangan yang ada di Batam, dengan melibatkan seluruh pengusaha galangan.
"Semua akan kita libatkan, baik pengusaha besar terlebih lagi pengusaha kecil," ungkapnya. (ays).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar