Info Barelang
Senin, 16 September 2013
Industri Kecil Jadi Rekanan Shipyard
Batam – Saat ini, industri galangan kapal atau shipyard merupakan industri nomor satu di Batam. Namun, ke depan perlu mendorong industri menengah dan kecil berkembang melalui pembentukan kelompok.Karena itu, Badan Pengusahaan (BP) Batam perlu membangun kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk merealisasikannya.
Sebagai langkah awal, BP Batam dan BPPT melakukan kerja sama yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understansing (MoU), Jumat (13/9) di Batam.
BP Batam dengan BPPT menjalin kerja sama pembentukan kelompok industri perkapalan di Batam. Kelompok ini dimaksud untuk meningkatkan daya saing industri perkapalan Batam. “Nanti akan dibentuk dan dibina kelompok industri perkapalan,” jelas Mustofa.
“Karena pertumbuhannya cepat, membutuhkan rekan. Partner industri besar galangan kapal Batam, diharapkan pengusaha lokal,” harapnya.
Mustofa berharap, industri galangan kapal yang besar mencari mitra dari pengusaha lokal untuk mengerjakan proyek di Batam. Sebab, selama ini industri besar di Batam masih banyak mencari mitra dari luar negeri.
“MoU ini dalam rangka mendorong industri kecil dan menengah mendapat rekanan dari industri besar,” katanya.
Direncanakan, dalam bulan ini akan dilakukan pertemuan dengan industri kecil dan sedang di bidang shipyard Batam.
“Kita dorong untuk terlibat menunjang industri galangan. Kalau usaha kecil terlibat seperti di mancanegara, akan lebih murah biayanya,” imbuh Mustofa.
Di tempat sama, Kepala BPPT, Marzan Aziz Iskandar mengatakan, mereka terlibat dalam memperkuat kelompok industri galangan di Batam. Kelompok industri akan mendorong keterlibatan pengusaha kecil. “Tidak bisa mengabaikan pengusaha kecil. Pengusaha kecil jauh lebih murah,” ujar Marzan.
Kerja sama BP dan BPPT akan mendorong industri perkapalan menghasilkan pelaku ekonomi kecil. Saat ini, yang tumbuh masih perusahaan besar. “Sekarang kita kerja sama membuat kelompok untuk perusahaan menengah dan kecil,” sambungnya.
Direktur PTSP dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan, MoU dengan BPPT mensinergikan secara efektif dan efisien kemampuan serta potensi kedua lembaga ini.
Ruang lingkup dari MoU ini mencakup tentang pengkajian kebijakan teknologi.Diantaranya, pengkajian kebijakan teknologi inovasi, difusi, unggulan daerah dan kapasitas masyarakat, serta pengembangan wilayah.
Selain itu, kajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi.MoU juga mencakup kajian dan penerapan teknologi pemanfaatan sumber daya alam. Kajian dan penerapan teknologi industri rancang bangun dan rekayasa. Kajian dan/atau penerapan teknologi informasi, energi, material dan lingkungan.
“MoU juga terkait pengembangan dan penerapan teknologi industri perkapalan bidang desain dan produksi kapal, bangunan baru, manufaktur offshore facilities dan reparasi kapal,” imbuhnya.
Akan dilaksanakan pelatihan galangan tradisional, pembinaan dan pelatihan galangan terkait implementasi aturan IMO (International Maritime Organization) dan lingkungan MARPOL (Marine Pollution).
“Akan ada pertukaran data dan informasi serta penugasan tenaga ahli,” imbuhnya.(Martua)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar