Senin, 30 September 2013 ( sumber: Posmetro Batam )
BATAM,METRO: Presiden RI ketiga, Baharudin Jusuf (BJ) Habibie mengaku
kecewa dengan perkembangan Batam. Ia mengenang 20 tahun
kepemimpinannya di Otorita Batam pada masa itu, di mana tingkat
investasi berkisar 17-25 persen, tak seperti sekarang yang cuma 7-8
persen investor yang menanamkan modalnya.
<!-- more >
“Waktu saya dipanggil untuk pulang ke Indonesia, Pak Harto (Soeharto,
Presiden RI kedua) meminta saya membangun Batam untuk gudang Pertamina.
Tapi saya tidak mau. Saya mau membangun Batam kalau Batam untuk
kepentingan nasional,”
kenangnya di hadapan para pengusaha Kepri di Hotel Harris, Sabtu (29/9)
sore, saat silaturahmi bertema Batam Masa Lalu, Masa Sekarang dan Masa
yang Akan Datang.
Cerita dia, kala itu Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew menelpon
Habibie. “Cuma satu yang dimintanya, di Batam tidak boleh dibangun
tempat judi. Karena kalau ada tempat judi, masyarakatnya yang mayoritas
Tionghoa dan suka judi akan ke Batam semua,” beber Habibie disambut gerr
tawa hadirin.
Namun, Singapura justru yang kemudian membangun lokasi peruntungan.
“Saya telepon balik. Kok di sana dibangun lokasi perjudian? Dia bilang,
itu bukan pemikiran dirinya, tetapi penerusnya. Lalu saya pikir lagi,
negara Malaysia yang negara Islam saja boleh, so what?. Pajaknya mereka pakai untuk bangun sekolah, tempat kesehatan,
untuk masyarakat banyak. Orang kita pun yang nggak bisa judi di sini
akhirnya judi ke sana. Artinya, harus di-review,” ungkapnya.
“Kewajiban Anda (pengusaha Kepri) dan hak Anda untuk melihat detail
apa yang terjadi. Jadi, pandai-pandai untuk belajar masa lalu,” ulasnya
seraya berjanji akan membahas SK Menhut Nomor 463 tentang kawasan hutan
lindung, yang belakangan menuai keresahan di Batam.
Dualisme kepemimpinan di Batam, membuat Habibie sempat mengajukan wacana membentuk Daerah
Istimewa Barelang, apalagi lokasinya strategis. “Tentu untuk
membangunnya harus memenuhi persyaratan dan sarana prasarana tertentu.
Tapi Batam menjadi pincang, karena saat saya belum selesai dengan tugas,
saya sudah ditarik jadi wapres,” ucapnya menanggapi pertanyaan praktisi
hukum di Batam, Ampuan Situmeang.
Karenanya, singgung Habibie, tidak menutup kemungkinan saat ini
membuat provinsi khusus bagi Batam. “Tapi memang panjang urusannya
dengan undang-undang. Dengan UU baru daerah istimewa Barelang. Kenapa
tidak bisa? Kan sekarang ada Daerah Istimewa Jakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Daerah Istimewa Aceh. Daerah Istimewa Barelang karena kan
kita sudah bangun jembatannya di sana,” tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar