Minggu, 29 September 2013 ( sumber: Tribun Batam )
BATAM, TRIBUN - Untuk meminimalisir dualisme
kepemimpinan di Kota Batam, bisa membentuk Batam sebagai provinsi
khusus. Yang mana kepemimpinannya dipegang langsung oleh Gubernur
Kepulauan Riau.
Demikian disampaikan BJ Habibie dalam acara silaturahmi bersama Kadin
Batam dan pengusaha Provinsi Kepulauan Riau, di Haris Hotel, Batam,
Sabtu (28/9/2013).
Untuk itu, dalam waktu dekat ini dirinya akan menyampaikan usulan ini
ke pusat, agar Batam yang dulunya pernah mencapai 25 persen pertumbuhan
perekonomiannya, bisa menggeliat kembali. Mengingat Batam merupakan
wilayah industri yang strategis dan berbatasan langsung dengan Singapura
dan Malaysia.
"Mudah-mudahan sebelum tanggal 7 Oktober 2013 hasilnya sudah bisa saya sampaikan kepada masyarakat Batam," ujar BJ Habibie.
Selain itu, dengan pembentukan Provinsi Khusus untuk Batam,
setidaknya konsep awal Batam yang dijadikan sebagai kota industri atau
kota pusat perekonomian Indonesia bisa kembali terwujud.
"Bila perlu Batam membuat lokasi khusus perjudian, sehingga kita bisa banar-benar bersaing dengan negara sebelah," katanya.
Begitu juga dengan keluhan SK Menhut, meski tidak begitu disinggung
BJ Habibie, namun dirinya mengaku hal ini akan dipertanyakan ke pusat
dan Menteri Kehutanan.
Sementara itu Ketua Kadin Batam, Akhmad Ma'ruf Maulana mengaku,
rencana Presiden RI ke-3 itu, pihaknya sangat menyambut baik dan
mendukung rencana itu.
"Kami, Kadin Batam sangat menyambut baik dan mendukung sekali atas
wacana tersebut, karena dengan berubahnya Batam sebagai provinsi khusus
dan dipimpin langsung oleh Gubernur Kepri, setidaknya membuat Batam yang
selama ini ada dua kepemimpinan bisa diminimalisir. Dan yang terpenting
konsep awal Batam kembali terulang yang selama ini sedikit sudah mulai
beralih," katanya.
Tak hanya itu, sambung Ma'ruf, apa yang menjadi gugatan mereka
terhadap SK Menhut, semua berkasnya sudah dipegang oleh BJ Habibie.
"Pak BJ Habibie berjanji akan langsung bertemu dengan Menhut untuk
membahas SK Menhut ini berdasarkan atas gugutan Kadin dan keluhan
masyarakat Batam sendiri. Karena tidak dipungkiri, akibat SK Menhut ini
tidak sedikit investor yang terancam hengkang karena tidak ada kejelasan
lahan Batam itu sendiri," jelasnya.
"Mudah-mudahan 7 oktober 2013, hasilnya sudah bisa kita dengarkan
bersama dari mantan Ketua Otorita Batam ini," kata Ma'ruf lagi.