Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 14 Juli 2011

Rumah Warga Jadi Sasaran

(sumber tamjung Pinang Pos)
14 Juli, 2011

Tarif Air Industri Tak Naik

BATAM - Komisi III DPRD Batam mempertanyakan kebijakan ATB dan BP Batam, yang hanya menaikkan tarif air untuk rumah tangga. Sementara untuk tarif ATB untuk industri dan pelabuhan tidak naik. BP beralasan, perlu menjaga Batam agar lebih kompetitif dibanding Singapura. Sementara DPRD meminta agar kebocoron yang mencapai 25 persen diminimalisir.

Menurut Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, Freddy Tanoto, Selasa (12/7) sore, mereka mengambil kebijakan dengan pertimbangan matang. “Pelabuhan laut tak naik karena kita harus menjaga orang kapal. Jika dinaikkan kunjungan akan turun,” katanya.

Demikian halnya dengan kawasan industri. Kawasan industri tidak dinaikkan agar kompetitif dengan Singapura. “Jika tarif air di kawasan industri, investor bisa lari ke Singapura,” ucap Freddy.

Freddy berjanji, jika kenaikan terjadi, maka sejumlah kawasan bermasalah dengan air bisa diatasi. Air Sei Beduk, Bengkong dan lainnya akan lebih lancar. Pada tahun 2012 mendatang, kebutuhan air di Batam akan meningkat. Peluang itu dinilai terjadi karena industri di Batam akan menggeliat. Dengan kenaikan tarif, ATB mampu menjawab kebutuhan air di Batam nanti.

“Kebutuhan sambungan baru untuk perumahan terus meningkat. Peningkatan volume air untuk sejumlah wilayah di Batam juga perlu dilakukan,” imbuhnya.

Hal itu disampaikan Freddy menjawab pertanyaan anggota Komisi III DPRD Batam. Komisi III dalam hal ini mempertanyakan penanganan kebocoran air bersih di Batam. Menurut mereka, jika ATB menekan kebocoran, kenaikan tarif tidak diperlukan. Terlebih saat ini kebocoran yang terjadi hingga 29 persen.

“Setiap kenaikan harus diimbangi dengan peningkatan pelayanan. Kualitas layanan, warna air bermasalah, cobalah pak Freddy, sampaikan di sini, apa sebenarnya indeksasi yang naiknya 6,5 persen ini, seharusnya kalau hanya sekedar mengejar keuntungan capai 26,5 persen, sebaiknya tidak usah,” cetus Irwansyah.

Sementara Wakil Ketua Komisi III, Siti Nurlaila mempertanyakan kebijakan kenaikan tarif rumah tangga. Dia mempertanyakan kebijakan yang hanya menguntungkan pengusaha. “Ini kami pertanyakan. Kalaupun kenaikan dalam rupiah kecil, tapi itu untuk masyarakat kecil sudah besar,” cetusnya.

Hingga rapat berakhir, Komisi III belum mengambil kesimpulan terkait dengan kenaikan tarif di Batam. Direncanakan, minggu depan, rapat dengar pendapat akan dilanjutkan.(Martua)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar