Tribun Batam - Rabu, 13 Juli 2011
BATAM, TRIBUN - Mahasiswa di Batam mendesak agar kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh mahasiwi Ibnu Sina, Aisyah, dalam demonstrasi menentang kenaikan tarif air ATB segera ditindaklanjuti oleh aparat. Untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang tidak senonoh tersebut, mereka menuntut pihak Badan Pengusahaan (BP) Kawasan agar memberikan sanksi bagi stafnya yang nakal tersebut.
Selain itu, kepada aparat Polsek Batam Kota agar memprosesnya secara hukum. Sebab setelah aksi usai, kasus ini telah dilaporkan ke polsek setempat.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE Ibnu Sina, Rahmad Hidayat dan Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) STAI Batam M Tahmid menyatakan, para mahasiswa menginginkan pertanggungjawaban dari aparat yang bertindak tidak simpatik tersebut.
"Sebagai aparat seharusnya menjamin kemerdekaan siapa saja untuk mengeluarkan aspirasi. Kita hanya menyuarakan keluhan kami karena keberatan dengan kenaikan tarif air ATB. Tidak etis jika ditanggapi dengan pelecehan kepada rekan kami," kata Rahmad saat datang ke Redaksi Tribun, Rabu (13/7).
Tuntutan ini disampaikan sebagai rasa solidaritas para mahasiswa atas perlakuan kepada rekan mereka. Menurutnya, jika tidak disikapi secara serius bukan tidak mungkin pelecehan serupa akan terjadi di dalam aksi-aksi selanjutnya.
"Kita sudah mengadu ke Polsek Batam Kota. Sehingga sudah seharusnya polisi menindaklanjutinya. Kepada Otorita Batam sepantasnya memberikan tindakan tegas pada pegawainya itu," tambah Rahmad yang didukung pengurus BEM yang lain.
Diberitakan Tribun, Rabu, salah seorang mahasiswi bernama Aisyah mendapatkan perlakuan pelecehan dari seorang anggota Ditpam Badan Pengusahaan Kawasan Batam (Otorita Batam) saat para mahasiswa menggelar orasi di depan kantor setempat, Selasa (12/7). Aisyah tiba-tiba hendak dicium oleh oknum tersebut saat berorasi di hadapan massa.
Mahasiswa sempat menuntut pertanggungjawaban kepada oknum tersebut agar meminta maaf. Namun, sampai aksi bubar tak ada niat baik dari BP Kawasan untuk menyelesaikan secara kekeluargaan.
Ditanya mengenai sikap mahasiswa terkait kenaikan tarif air ATB, baik Rahmad, Tahmid, maupun rekannya yang lain menyatakan tetap menolak. Alasannya kenaikan itu cukup memberatkan karena waktunya bertepatan dengan musim ajaran baru bagi anak sekolah dan juga menjelang Lebaran.
Mahasiswa juga menyesalkan sikap Walikota Batam, Ahmad Dahlan yang memilih bersikap tidak mau tahu tentang proses pembahasan kenaikan tarif tersebut. "Kita tidak percaya walikota tidak dilibatkan dan tidak tahu mengenai kenaikan tarif air," ucap Tahmid.(pwk)
Editor : dedy suwadha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar