Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 25 Juli 2011

Bos ATB Bantah Suap

Senin, 25 July 2011 (sumber Haluan Kepri)
Bantah Pertemuan di Kazu Restaurant

BATAM-Wakil Presiden Direktur PT Adhya Tirta Batam (ATB) Benny Andrianto membantah ada pertemuan antara dirinya dengan unsur pimpinan DPRD Kota Batam di Kazu Restaurant, Kampung Utama, Nagoya Batam. Benny juga membantah memberikan uang sosialiasi kenaikan tarif air ATB kepada pimpinan DPRD Kota Batam.

"Hari Senin itu saya baru kembali dari luar kota, tidak ada pertemuan dengan mereka. Saya ada di rumah," kata Benny kepada wartawan di Kantor ATB Batam, Minggu (24/7).

Sebelumnya Wakil I Ketua DPRD Kota Batam Ruslan Kasbulatov mengaku diundang menghadiri makan malam oleh pihak ATB, Senin (18/7) sekitar pukul 18.15 WIB di restoran masakan Jepang, Kazu Restaurant. Selesai berobat di Rumah Sakit Awal Bros Ruslan bersama supirnya Bobby Fernando meluncur ke Kazu Restaurant.

Di tempat itu ternyata telah ada tiga pimpinan DPRD Kota Batam lainnya, yakni Ketua DPRD Kota Batam Surya Sardi, Wakil Ketua II DPRD Kota Batam Zainal Abidin, Wakil Ketua III DPRD Kota Batam Aris Hardy Halim dan Wakil Presiden Direktur PT Adhya Tirta Batam (ATB) Benny Andrianto.

Ruslan hanya sekitar satu jam di tempat itu. Berikutnya ia pergi meninggalkan restoran masakan Jepang tersebut berbarengan dengan Ketua DPRD Kota Batam Surya Sardi. Sedangkan Zainal Abidin dan Aris Hardi Halim masih tinggal bersama Benny Andrianto.

Penuturan Ruslan dalam pertemuan itulah ia dan pimpinan DPRD Batam lainnya ditawari uang sosialisasi masing-masing Rp15 juta per pimpinan dewan. Namun Ruslan menolaknya. Sedangkan tentang pimpinan dewan lainnya Ruslan tak mengetahuinya, apakah menerima atau menolak. Tapi setelah meninggalkan restoran Jepang, beberapa kali Ruslan menelepon pimpinan dewan lainnya agar menolak uang sosialisasi itu.

Pengakuan ini disampaikan Ruslan di hadapan puluhan anggota SPSI Kota Batam yang menggelar unjuk rasa di DPRD Kota Batam menolak kenaikan tarif air ATB, Rabu (20/7).

Benny mengatakan, tidak ingin mendiskreditkan pihak-pihak tertentu yang telah mengatakan kepada media bahwa ada pertemuan dirinya dengan pimpinan dan anggota DPRD Kota Batam di Kazu Restaurant. Dalam hal ini Benny menyerahkan penilaian sepenuhnya kepada masyarakat. "Intinya saya menegaskan tidak ada pertemuan itu," ujar Benny.

Informasi tersebut menurut benny sangat tidak mixed (sinkron) dan tidak ada relevansinya. Karena menurut Benny ATB ke DPRD Batam bertujuan untuk sosialisasi, tidak lebih dan tidak kurang.

"Apa yang menyebabkan kami minta keputusan dewan? Lagi pula kenaikan tarif ini hanya 5 persen, tidak 55 persen. Ketika datang ke dewan, tujuan kami sosialisasi, tidak lebih tidak kurang. Sosialisasi yang kami inginkan yaitu meminta tanggapan dari dewan, dan dewan perlu tahu tentang kenaikan tersebut. Karena mereka wakil rakyat. Karena itu dewan perlu tahu lebih dulu," ujar Benny didampingi Manager Corporate Communication ATB Enriqo Moreno Ginting.

Menurut Benny, isu yang sama juga terjadi tahun 2010 lalu, dimana ATB juga disebutkan menyogok DPRD Kota Batam.

Tidak hanya Benny yang membantah adanya pertemuan antara empat pimpinan DPRD Kota Batam dengan dirinya di Kazu Restaurant. Sebelumnya beberapa pimpinan DPRD Kota Batam kepada sejumlah media massa terbitan Batam juga membantah pertemuan itu.

Tak mau pengakuan bosnya dianulir oleh pimpinan DPRD lainnya dan juga oleh Wakil Presiden Direktur ATB Benny Andrianto, maka supir Ruslan, Bobby Fernando buka suara. Ia menegaskan pertemuan itu benar adanya. Penjelasan Bobby, Ketua DPRD Kota Batam Surya Sardi datang ke Kazu Restaurant dengan mobil besar jenis Land Cruiser warna silver, namun Bobby lupa nomor plat polisinya. Surya menyetir sendiri, tanpa supir pribadi.

Wakil Ketua II DPRD Kota Batam Zainal Abidin datang dengan mobil besar berwarna hitam dengan plat nomor BP 12 dengan supirnya Ahmad. Sedangkan Wakil Ketua III DPRD Kota Batam Aris Hardy Halim datang menggunakan mobil dinas Nissan X-Trail yang sudah diganti dengan plat hitam bernomor BP 1971. Aris menyetir sendiri, tidak membawa supir pribadi.

Penuturan Bobby pertemuan antara unsur pimpinan DPRD Kota Batam dengan PT ATB dilakukan di lantai II. Restoran ini terletak di simpang lampu merah Kampung Utama dengan lantai dasar digunakan untuk showroom mobil KIA Motors. Sedangkan untuk memasuki restoran ini, melalui bagian belakang bangunan gedung di samping Kampus Putra Batam, Nagoya.

Saat akan naik ke lantai II, Bobby diminta Ruslan untuk membelikan rokok di sekitar tempat tersebut. Namun rokok pesanan Ruslan tersebut urung ia serahkan karena melihat pembicaraan yang serius antara unsur pimpinan DPRD Kota Batam dengan Benny. "Dalam pertemuan tersebut, Pak Benny memakai baju putih dan berkacamata," ujarnya. "Jadi pertemuan itu benar dan memang ada," sebut Bobby.

Sebelumnya anggota Komisi III DPRD Kota Batam yang minta namanya tidak ditulis juga mengatakan pihak ATB menawarkan uang sosialisasi Rp80 juta untuk semua anggota Komisi III. Anggota Komisi III yang sempat bertemu dengan manajemen ATB di Kazu Restaurant sebanyak enam orang. Namun anggota Komisi III dikabarkan menolak uang Rp80 juta tersebut.

Kenaikan Cuma 5,5 Persen

Dalam konferensi pers tersebut, Benny juga menjawab pertanyaan wartawan seputar inflasi yang bisa menjadi pemicu inflasi di Batam. Menurut Benny, kenaikan tarif air ATB bukan satu-satunya penyebab terjadinya inflasi di Batam, karena penyebab inflasi banyak faktor.

"Air naik atau tidak naik, semua kebutuhan juga tetap naik. Jangan menggunakan kata efek domino karena kenaikan tarif air sehingga semua kebutuhan naik, itu tidak tepat. Inflasi terjadi karena menyangkut naiknya harga-harga, berkaitan dengan semua instansi," ujar Benny.

Dalam pertemuan tersebut, Benny juga menerangkan bahwa kenaikan tarif air ATB hanya 5,5 persen. Kenaikan tersebut bahkan tidak signifikan. Apalagi kenaikan tersebut untuk satu rumah, bukan satu orang. Bahkan, sebut Benny, kenaikan tarif untuk rumah sederhana hanya Rp6.750, dan angka tersebut cukup reliable.

Disebutkan Benny, tahun 2010, kenaikan tarif ATB sebesar 18,5 persen, sementara tahun ini hanya 5,4 persen atau akumulasi dari tahun sebelumnya sebesar 6,5 persen. Disebutkannya, untuk rumah tangga biasa (2D) dengan pemakaian 20 meter kubik, pembayaran sebelumnya Rp59.300, jika naik nanti maka pelanggan akan membayar Rp62.850, naik Rp4.550.

Sedangkan untuk pemakaian 25 meter kubik, sebelumnya membayar Rp82.450 menjadi Rp88.600, atau naik 6.150. "Rata-rata rumah tangga biasa dengan jumlah dalam satu keluarga 5 orang, pemakaian perbulannya antara 22 meter kubik-23 meter kubik, itu angka yang sangat tidak memberatkan bila dibandingkan dengan pemakaian pulsa," ujar Benny.

Menurut Benny, Tarif ATB disesuaikan karena adanya kenaikan biaya produksi, adanya pola subsidi silang, dimana tingkat pertumbuhan pelanggan domestik sangat tinggi bila dibandingkan pertumbuhan pelanggan non domestik. Di samping itu, kenaikan tarif tersebut juga akan dikembalikan kepada masyarakat, baik dalam bentuk perbaikan fasilitas, maupun bantuan langsung kepada masyarakat melalui beasiswa dan sebagainya.(pti/lim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar