(sumber Batam Pos) 21 July 2011
Ruslan Kabuslatov
Wakil Ketua DPRD Kota Batam Ruslan Kasbulatov mengungkapkan, ia bersama tiga pimpinan DPRD lainnya, Surya Sardi (Ketua DPRD), Zainal Abidin dan Aris Hardy Halim (Wakil Ketua DPRD) mendapat tawaran dana sosialisasi kenaikan tarif air bersih dari Wakil Presiden Direktur PT Adhya Tirta Batam (ATB) Benny Andrianto, dalam sebuah pertemuan Senin (18/7) lalu. Namun, Ruslan menolak tawaran itu.
Hal itu diungkapkan Ruslan di depan buruh yang berdemonstrasi menolak rencana kenaikan tarif ATB di Kantor DPRD Batam, Rabu (20/7). Ruslan menyebut tawaran itu sebagai suap. “Saya mau disuap, namun saya tolak dengan tegas,” kata Ruslan.
Pertemuan dengan Benny itu, Ruslan menuturkan, berlangsung di Kazu, restoran Jepang, di Jalan Raden Patah, Nagoya, Senin (18/7) sekitar pukul 19.00 WIB.
Menurut Ruslan, ia datang ke restoran itu karena undangannya hanya makan malam. Di restoran itu, ternyata sudah ada Surya, Aris, dan Zainal. “Saya tak tahu mereka ada di situ. Kaget ya, tapi saya duduk saja, ngobrol biasa sama mereka, sambil memesan makanan,” ujar Ruslan.
Saat sedang berbincang, dan baru minum teh pesanannya, menurut Ruslan, Benny langsung mengemukakan tujuannya bertemu dengan unsur pimpinan Dewan tersebut, yakni memberikan sejumlah uang sebagai biaya sosialisasi kenaikan tarif air oleh DPRD. “Saat perwakilan ATB menyatakan itu, saya langsung bentak dan bilang tak mau terima. Saya tolak kenaikan air sampai kapan pun,” ujar Ruslan.
Sontak pernyataan Ruslan disambut tepuk tangan dan teriakan dukungan lebih dari 100 pendemo dari SP TSK SPSI dan LSE LEM SPSI. Mereka mendukung Ruslan supaya tetap tegas membatalkan kenaikan tarif air seperti tujuan mereka berdemo kemarin.
Ruslan yang dikonfirmasi ulang soal pernyataannya itu, setelah demonstrasi bubar, tak mengubah pernyataannya. Ia menegaskan, apa yang ia ucapkan benar-benar terjadi dan bukan pernyataan bohong. “Upaya penyuapan itu langsung saya tolak, itu duit setan, ngapain saya terima. Saya bahkan bilang ke dia, jangan coba-coba suap saya,” ujarnya.
Menurut Ruslan, proses kenaikan tarif air ini rentan penyuapan. Dia juga merasa bersalah karena langsung menolak pemberian uang suap dari Benny Andrianto tersebut. “Maunya saya terima dulu ya, lalu saya foto, terus serahkan langsung ke kejaksaan. Tapi saya bodoh juga, saya sudah terlalu emosi di situ,” ujarnya.
Ruslan mengaku sudah mengkoordinasikan upaya penyuapan tersebut ke kejaksaan. Ia menolak penyuapan ini, karena dia juga pernah dikaitkan dengan kasus serupa di tahun 2006. “Saya tak mau dikait-kaitkan lagi,” ujarnya.
Ketua DPRD Kota Batam Surya Sardi membantah ikut dalam pertemuan tersebut. “Itu pernyataan orang mabuk, saya sudah tahu siapa itu,” ujar Surya.
Surya membantah pernah bertemu ATB. “Tidak ada itu, apalagi undangan makan-makan dari pihak ATB. Saya tak ikut, kita sudah serahkan ke Komisi III mengenai ATB, biar mereka yang handle,” ujarnya.
Aris Hardy Halim dan Zainal Abidin yang dihubungi terpisah tidak memberi jawaban saat dikonfirmasi lewat telepon seluler mereka.
ATB Membantah
Wakil Presiden Direktur PT ATB Benny Andrianto melalui Manager Marketing dan Publikasi Enriqo Moreno Ginting membantah pernyataan Ruslan.
“Saya sudah telepon Bapak (Benny), dia masih sibuk, dan menyerahkan semua jawaban dugaan suap kepada saya. Bapak mengatakan itu tak benar,” ujar Enriqo. “Itu mengada-ada, itu saja kata Bapak,” kata Enriqo menambahkan.
Tapi apakah ada pertemuan antara Benny dengan pimpinan DPRD? Enriqo menjawab, “Waduh kalau itu saya lupa tanya, tapi setahu saya sih tak mungkin ada pertemuan. Kalau saya memandang, tidak ada suap menyuap.”
Dia juga mengatakan, seharusnya masyarakat tetap fokus pada kenaikan tarif, dan jangan melihat dugaan skandal suap menyuap. “Jadi kemana-mana sekarang ini, jangan sampai melebar, sebaiknya kita fokus ke kenaikan saja,” ujar Enriqo.
Sementara Anton, resepsionis Restoran Kazu mengaku tak hapal, apakah ada pertemuan ATB dengan pimpinan DPRD, pada Senin lalu (18/7) itu. “Saya tak hapal tamu-tamu yang memesan tempat untuk makan di sini. Apalagi pesannya sudah Senin lalu. Sebab, pejabat Batam semuanya rata-rata sering makan di sini,” ujar Anton.
Anton mengatakan, Senin itu memang ada beberapa pejabat yang sebelumnya pesan tempat di Restoran Kazu. Namun, siapa pejabat itu dan dari instansi mana dia tak hapal persis. (cha/gas/spt/amr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar