(sumber Tanjung Pinang Pos)
Diposting oleh admin pada 8 Juli, 2011
BATAM - Kenaikan tarif air bersih di Batam, agaknya bakal terjadi. Hal itu terlihat dari pertemuan anggota dewan dengan BP Batam serta pihak ATB, dimana sejumlah dewan meminta PT ATB selaku pihak swasta yang mengelola air bersih memperbaiki tarif, dan tidak terlihat ada upaya dan perjuangan dewan agar tarif air tidak naik.
“Kalau tarif naik, lalu bagaimana dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan,” kata Anggota Komisi III, Jeffry Simanjuntak.
Sementara itu, Irwansyah juga dalam pertemuan itu menyebutkan pada konsesi ATB-BP Batam, kondisi infrastruktur air bersih Batam harus dalam kondisi baik.
“Kita bukan bicara pembatalan (tarif) atau tidak. Kita paling penting, ada peningkatan pelayanan. Itu rasionalisasi,” tegasnya.
Menurut Badan Pengusahaan Batam, ada beberapa hal yang mempengaruhi kenaikan, diantaranya, untuk menjaga investasi, perlu menjaga kualitas pipa dan lainnya tetap baik, saat masa kontrak ATB sudah berakhir pada 2020 mendatang.
Demikian pengakuan Kepala Kantor Pengeloaan Air dan Air Limbah, Badan Pengusahaan (BP) Batam, Freddy Tanoto, Kamis (7/7) di ruang komisi III DPRD Batam. Disebutkan, penyesuaian tarif air bersih dilakukan dengan indeksasi. Indeksasi dilakukan atas kebutuhan investasi baru dan meningkatkan biaya operasional.
“Sasaran indeksasi tarif air bersih untuk investasi. Peningkatan pelayanan air bersih di daerah yang masih mengalami stress, seperti Bengkong, Tanjung Sengkuang, Batuampar, Tanjungpiayu dan sebagian Batuaji,” katanya.
Di samping itu, kenaikan juga dilakukan untuk mengembalikan biaya investasi ATB. Ini dilakukan, agar saat serah terima aset dari ATB ke BP Batam, tidak ada yang dibayarkan pihak BP di tahun 2020 mendatang.
“Sekarang tinggal 2 persen agar tidak ada yang dibayarkan ke ATB. Itu sesuai dengan UU. Jadi biar saat ATB selesai kontrak di Batam, sudah nol persen yang harus dibayar BP,” imbuhnya.
Dijelaskan, kenaikan dilakukan untuk rumah tangga di luar keluarga miskin. Dengan demikian, ada subsidi silang. “Di daerah itu, permintaan sambungan air yang tertinggi dengan mayoritas warga berpenghasilan rendah, yang menghuni kavling siap bangun dan kampung tua,” bebernya.
Indeksasi itu juga diakui dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan air di Batam. Dimana BP Batam mengaku, pertumbuhan penduduk Batam pada Mei 2011 mencapai 1.102.762 jiwa.
“Padahal, menurut perjanjian konsesi, jumlah penduduk Batam, diperkirakan 750 ribu orang dengan tingkat pertumbuhan penduduk 7 persen per tahun,” bebernya.
Namun, dengan jumlah penduduk di atas satu juta orang itu, ATB masih mampu menyediakan kebutuhan air. Masih ada surplus air dari ketersediaan dipengelolaan yang dilakukan ATB. Di mana saat ini, produksi air bersih di Batam, sudah 4.450 liter per detik, ditambah dari Rempang Galang, 1.450 per detik.(mbb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar