Rabu, 3 April 2013 (sumber : Batam Pos)
PT Lion Teknik yang tergabung dalam Lion Air Group
membangun hanggar dan fasilitas perbaikan pesawat di Bandara Hang Nadim,
Batam. Hanggar ini berada di atas lahan sekitar 12 hektar dengan nilai
investasi Rp3 triliun. Hanggar ini akan mampu menampung 18 pesawat jenis
boeing 737.
Ronny Roozanne, heavy maintenance manager PT Lion Tehnik mengatakan pembangunan hanggar ini adalah tahap II.
Di hanggar ini juga akan dibangun engine shop, component shop. Untuk perbaikan mesin pesawar lion Tehnik akan bekerjasama dengan perusahaan asing.
“Ini adalah hanggar tahap II. Investasinya pun lebih besar dari tahap satu. Hanggar ini mampu menampung 13 pesawat boeing,” katanya.
Lion air juga sedang berkoordinasi dengan departemen atau otoritas perhubungan internasional untuk mendapatkan sertifikasi dari EASA. Sertifkat ini akan digunakan untuk mendapatkan sertifikat FAA dari Amerika.
Pembangunan hanggar tahap II ini akan menyerap sekitar 3000 tenaga kerja. Ronny mengaku akan memberdayakan sebagian besar tenaga kerja dari dalam negeri.
“Kami akan mendidik anak SMK di Batam dan di daerah lain. Kalau berkompeten akan kami pekerjakan. Intinya kami akan mengutamakan putra daerah,” ujarnya.
Ronny mengaku memilih Batam sebagai tempat pembangunan hanggar karena letaknya yang sangat strategis. Juga karena status free trade zone (FTZ) yang dimiliki Batam.
“Banyak komponen dan perangkat mesin yang kami beli dari Singapura. Dengan status FTZ maka itu akan mudah diimpor,” pungkasnya. (ian)
Ronny Roozanne, heavy maintenance manager PT Lion Tehnik mengatakan pembangunan hanggar ini adalah tahap II.
Di hanggar ini juga akan dibangun engine shop, component shop. Untuk perbaikan mesin pesawar lion Tehnik akan bekerjasama dengan perusahaan asing.
“Ini adalah hanggar tahap II. Investasinya pun lebih besar dari tahap satu. Hanggar ini mampu menampung 13 pesawat boeing,” katanya.
Lion air juga sedang berkoordinasi dengan departemen atau otoritas perhubungan internasional untuk mendapatkan sertifikasi dari EASA. Sertifkat ini akan digunakan untuk mendapatkan sertifikat FAA dari Amerika.
Pembangunan hanggar tahap II ini akan menyerap sekitar 3000 tenaga kerja. Ronny mengaku akan memberdayakan sebagian besar tenaga kerja dari dalam negeri.
“Kami akan mendidik anak SMK di Batam dan di daerah lain. Kalau berkompeten akan kami pekerjakan. Intinya kami akan mengutamakan putra daerah,” ujarnya.
Ronny mengaku memilih Batam sebagai tempat pembangunan hanggar karena letaknya yang sangat strategis. Juga karena status free trade zone (FTZ) yang dimiliki Batam.
“Banyak komponen dan perangkat mesin yang kami beli dari Singapura. Dengan status FTZ maka itu akan mudah diimpor,” pungkasnya. (ian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar