Oleh: Larno
Batam (Antara Kepri) - Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Ewa Polano
dijadwalkan mengunjugi Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama sejumlah
pengusaha untuk menjajaki kerja sama investasi di kawasan Perdagangan
dan Pelabuhan Bebas (free trade zone/FTZ) Batam.
"Senin (29/4) dijadwalkan berkunjung ke BP Batam untuk melakukan pembicaraan dengan Kepala BP Batam mengenai rencana investasi. Salah satu yang akan ditawarkan Swedia ialah pembanguan Eco Airport di Bandara Internasional Hang Nadim," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Jumat.
Eco Airport merupakan bentuk bandara yang ramah lingkungan mengurai emisi kadar CO2, mengganti alat-alat yang hemat listrik, penerapan pembagian sampah, meminimalisir dan mengefisienkan segala kegiatan yang tidak diperlukan dan mengurangi waktu demi ketepatan dan melakukan penghijauan.
"Sebelumnya sudah ada pembahasan dengan SAAB, sebuah perusahaan asal Swedia yang bergerak di bidang industri pertahanan dan aerospace yang mengajak BP Batam untuk mengembangkan Eco Airport. Senin pekan depan akan dilanjutkan pembicaraannya," kata dia.
Dia menambahkan eco airport yang diusung Swedia mempunyai visi global lingkungan hidup untuk menyelenggarakan bandar udara yang mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan secara praktis.
BP Batam mengatakan pada Desember 2012 lalu terdapat 14 bandar udara di Eropa yang dianugerahi sebagai bandara terbaik oleh Airport Carbon Accreditation (ACC) yang mana 10 bandara diantaranya berasal dari Swedia.
SAAB, kata dia, Maret lalu berkunjung ke BP batam yang diwakili oleh Regional Director-South East Asia Business Development Mark Robinson. Selain SAAB hadir juga sejumlah perusahaan internasional juga ambi bagian yakni Cavotec dan LFV Aviation Consulting. Cavotec adalah perusahaan penyuplai peralatan mesin termasuk ke sejumlah hanggar pesawat.
Selain Duta Besar Swedia, kata dia, kunjungan ke kawasan perdagangan bebas juga akan dihadiri Dewan Investasi dan Perdagangan Swedia yang bertugas di Indonesia Erik Milfors.
"Dewan Investasi dan Perdagangan Swedia juga mengajak beberapa perusahaan yang membidangi sektor kedirgantaraan berkunjung ke Batam," kata Djoko.
Djoko berharap, Swedia juga mengajak Indonesia sebagai partner dalam melaksanakan program kerja sama yang saling menguntungkan di bidang kedirgantaraan.
"Mereka melihat lalu lintas udara yang cukup padat di wilayah Pulau Batam. Hal ini menandakan potensi Bandara Hang Nadim dapat dikembangkan lebih luas untuk menuju Eco Airport yang sudah diaplikasikan oleh hampir seluruh negara-negara di Eropa," jelasnya.
Menurut Anggota V Deputi Bidang Pengendalian BP Batam Asroni Harahap, mengatakan BP Batam sudah melakukan pembicaraan yang produktif dalam pendekatan Swedia di Batam.
"Mudah-mudah dapat tercapai kerja sama pengembangan infrastruktur Pulau Batam khususnya Bandara Hang Nadim," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto
"Senin (29/4) dijadwalkan berkunjung ke BP Batam untuk melakukan pembicaraan dengan Kepala BP Batam mengenai rencana investasi. Salah satu yang akan ditawarkan Swedia ialah pembanguan Eco Airport di Bandara Internasional Hang Nadim," kata Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho di Batam, Jumat.
Eco Airport merupakan bentuk bandara yang ramah lingkungan mengurai emisi kadar CO2, mengganti alat-alat yang hemat listrik, penerapan pembagian sampah, meminimalisir dan mengefisienkan segala kegiatan yang tidak diperlukan dan mengurangi waktu demi ketepatan dan melakukan penghijauan.
"Sebelumnya sudah ada pembahasan dengan SAAB, sebuah perusahaan asal Swedia yang bergerak di bidang industri pertahanan dan aerospace yang mengajak BP Batam untuk mengembangkan Eco Airport. Senin pekan depan akan dilanjutkan pembicaraannya," kata dia.
Dia menambahkan eco airport yang diusung Swedia mempunyai visi global lingkungan hidup untuk menyelenggarakan bandar udara yang mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan secara praktis.
BP Batam mengatakan pada Desember 2012 lalu terdapat 14 bandar udara di Eropa yang dianugerahi sebagai bandara terbaik oleh Airport Carbon Accreditation (ACC) yang mana 10 bandara diantaranya berasal dari Swedia.
SAAB, kata dia, Maret lalu berkunjung ke BP batam yang diwakili oleh Regional Director-South East Asia Business Development Mark Robinson. Selain SAAB hadir juga sejumlah perusahaan internasional juga ambi bagian yakni Cavotec dan LFV Aviation Consulting. Cavotec adalah perusahaan penyuplai peralatan mesin termasuk ke sejumlah hanggar pesawat.
Selain Duta Besar Swedia, kata dia, kunjungan ke kawasan perdagangan bebas juga akan dihadiri Dewan Investasi dan Perdagangan Swedia yang bertugas di Indonesia Erik Milfors.
"Dewan Investasi dan Perdagangan Swedia juga mengajak beberapa perusahaan yang membidangi sektor kedirgantaraan berkunjung ke Batam," kata Djoko.
Djoko berharap, Swedia juga mengajak Indonesia sebagai partner dalam melaksanakan program kerja sama yang saling menguntungkan di bidang kedirgantaraan.
"Mereka melihat lalu lintas udara yang cukup padat di wilayah Pulau Batam. Hal ini menandakan potensi Bandara Hang Nadim dapat dikembangkan lebih luas untuk menuju Eco Airport yang sudah diaplikasikan oleh hampir seluruh negara-negara di Eropa," jelasnya.
Menurut Anggota V Deputi Bidang Pengendalian BP Batam Asroni Harahap, mengatakan BP Batam sudah melakukan pembicaraan yang produktif dalam pendekatan Swedia di Batam.
"Mudah-mudah dapat tercapai kerja sama pengembangan infrastruktur Pulau Batam khususnya Bandara Hang Nadim," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar