Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 24 April 2013

Singapura Belum Tergarap

Industri Kemasan Perlu Tingkatkan Penetrasi Pasar

Industri packaging atau kemasan di Batam dinilai belum maksimal dalam meraih pasar industri Singapura. Karena itu, industri packaging Batam perlu meningkatkan kemampuan penetrasi pasar guna memanfaatkan pangsa pasar industri asal Singapura yang belum banyak tergarap.

Demikian disampaikan Deputi II Bidang Pelayanan Jasa, Badan Pengusahaan (BP) Batam, Fitrah Kamaruddin, Selasa (23/4) di Batam. Menurut dia, industri kemasan di Batam belum agresif mengenalkan perusahaannya.

”Sehingga sebagian besar proses pengemasan produk banyak dilakukan di Singapura,” ungkapnya.
Saat ini diakui, proses pengemasan untuk industri di Batam sudah masuk dalam proses produksi. Proses produksi itu dirancang perusahaan asal Singapura.

”Kondisi itu banyak dipicu ketidaktahuan Singapura atas industri kemasan di Batam sebagai supporting mereka,” jelas Fitrah.

Diakui Fitrah, saat ini Batam memiliki dua industri kemasan yang berstatus PMDN, namun beberapa industri kemasan skala kecil.

”Ini yang ingin kami dorong agar industri kita ikut serta,” imbaunya.

Terkait dengan Industri Kecil Menengah (IKM), Fitrah menilai perlu peningkatan standar mutu. Saat ini ada 63 pelaku IKM di Batam yang perlu dilatih agar mengimplementasikan standar mutu dengan gugus kendali mutu atau quality control.

”Ini untuk meningkatkan produktivitas dan daya saya saing IKM,” harapnya.

Menurut Fitrah, IKM di Batam yang berkembang pesat lebih banyak di bidang percetakan, sablon dan advertising. Padahal, IKM tidak mengalami kendala dari sisi permodalan mengingat banyaknya perbankan di Batam.

”Hanya, banyak IKM belum menguasai manajemen industri termasuk gugus kendali mutu. Jadi manajemennya salah,” beber Fitrah.

IKM dinilai perlu terlibat di kawasan industri. Untuk itu, perlu disediakan lot khusus bagi IKM. Keterlibatan IKM itu untuk mendapat pembinaan.

”Tapi ini belum dilakukan, karena dikhawatirkan dengan kendala biaya sewa yang mahal,” imbuhnya.

Sementara Kasi Industri Skala Kecil dan Menengah Direktorat Lalu Lintas Barang BP Batam, Asneri mengatakan, gugus kendali mutu, bagian inkubasi untuk IKM yang ada di kota ini.

”Kebanyakan IKM bergerak di bidang usaha makanan, handycraft, batik dan kaos oblong,” kata dia.(MARTUA BUTARBUTAR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar