Sabtu, 20 April 2013 (sumber : Haluan Kepri)
" Di sana (Pulau Nipah) bukan wilayah Kanpel BP Batam. Sesuai dengan peta titik koordinat labuh kapal atau lego jangkar, itu kawasan Kanpel Sambu. Kanpel Sambu langsung di bawah Kemenhub, jadi izinya kita gak tau," kata Kasubdit Humas dan Publikasi, BP Batam, Ilham Eka Hartawan, kemarin.
Wilayah kerja Kanpel di Bawah BP Batam, kata Ilham, mencakup perairan Batuampar, Kabil, Batam Centre, Tanjung Uncang, Sekupang. Sedangkan perairan Nipah, Galang itu di bawah Kemenhub.
" Labuh jangkar dibawah Kanpel Batam, sudah ada titik koordinatnya. Diluar itu, merupakan wewenang Kemenhub,"kata Ilham.
Sebelumya, ratusan nelayan Kelurahan Pulau Terong, Kecamatan Belakang Padang mendatangi gedung Pemko Batam dan DPRD Batam. Mereka minta instansi terkait menutup kawasan lego jangkar di perairan Pulau Nipah yang dikelola PT Garuda Mahakam.
Alasannya, kawasan tersebut merupakan kawasan tangkapan nelayan. Kehadiran kapal tangker berukuran ribuan Gross Ton (GT) sejak tiga tahun terakhir telah mengganggu aktivitas nelayan di kawasan ini. Sambil berorasi, para nelayan membentang spanduk yang isinya meminta kawasan tersebut steril dari kapal besar
yang sedang melakukan lego jangkar.
Azman, salah seorang nelayan yang ditemui saat aksi mengatakan, sejak dijadikan kawasan tersebut sebagai kawasan lego jangkar kapal besar, hasil tangkapan para nelayan menurun drastis. Belum lagi permasalahan jaring apung yang dibentang di kawasan tersebut rusak akibat terkena kipas kapal.
" Kawasan masyarakat Pulau Terong menjaring ikan memang di sana (Pulau Nipah). Sudah sejak dulu, tapi sekarang, terganggu. Ikan yang kite dapat juge siket. Masalahnya, itulah, tempat kite nangkap ikan banyak kapal tanker, besar-besar. Ada dari luar negeri, di sana berhari-hari,"kata Azman, dengan logat Melayu yang kental. (mnb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar