Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 04 April 2013

LION AIR Bangun Hanggar di Hang Nadim Senilai Rp3,5 Triliun


 
Rabu, 3 April 2013  (sumber : Bisnis Kepri)


BISNIS-KEPRI.COM, BATAM–PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) akan mengoperasikan Lini Maintenance Repair and Overhaul (MRO) senilai Rp500 miliar di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau pada Juni mendatang.

MRO tahap kedua dengan investasi Rp3 triliun ditargetkan beroperasi 2016.

Ronny Roozanno, Manager Heavy Maintenance Lion Air Teknik, mengatakan proses pembangunan MRO tersebut saat ini sudah mencapai 60% sejak mulai dikerjakan sejak Juni 2012.

Proses pembangunan lini tersebut diperkirakan akan selesai pada Juni 2013 dan sekaligus beroperasi sebagai hanggar, perawatan serta perbaikan khusus armada pesawat milik Lion Air.

“Lokasi hanggar di Hang nadim ini akan dibangun fasilitas MRO milik Lion Air. Sekarang 60% berjalan sudah berjalan dan resmi Juni mulai kami gunakan,” paparnya usai kunjungan ke lokasi MRO di Hang Nadim Batam, Rabu (3/4/2013).

Dia menjelaskan, proyek MRO tersebut merupakan tahap pertama untuk mengembangkan lini tersebut di Bandara Hang Nadim dengan menggunakkan luas lahan 4 hektar. Lini tersebut khusus digunakan untuk armada pesawat Lion Air.

Untuk investasi awal proyek MRO tahap pertama, Lion Air menganggarkan dana sebesar Rp500 miliar dari total investasi keseluruhan sekitar Rp3,5 triliun di Hang Nadim.

Lion Air membangun hangar tersebut dengan luas awal sebesar 4 hektar lalu kemudian kebutuhannya bertambah menjadi 16 hektar.

Kebutuhan tersebut bertambah menyusul keinginan perseroan yang ingin melakukan ekstensi hangar beserta engine dan component shop di workshop pesawat di Hang Nadim. Proyek tersebut masuk dalam II proyek MRO.

Lini MRO pertama tersebut diperkirakan akan mampu menangani perbaikan dan perawatan  armada pesawat terbang Lion Air dan mengakomodasi sekitar 12 pesawat  kecil dan 4 pesawat besar.

Adapun jika lini MRO tahap dua selesai akan bisa mengakomodasi 28 pesawat kecil.
“Untuk di MRO 4 hektar akan mampu untuk perawatan 12 neurobody dan 1 airbus 74
7,” katanya.

Dia mengatakan pembangunan MRO ini merupakan bagian dari rencana Lion Tehnik yang merupakan divisi perawatan pesawat agar lebih mudah mengawasi kondisi armada mereka.

Batam dipilih dari beberapa lokasi awal termasuk Sulawasi Utara, Medan dan Johor Malaysia karena untuk memudahkan pemasukan suku cadang pesawat dari Singapura untuk kebutuhan perseroan, mengingat kawasan ini memiliki status FTZ.

Selain itu, Hang Nadim juga memiliki landasan pacu yang mampu dilandasi airbus 380.

“Selain landasan di Batam paling panjang jadi airbus 380 sudah bisa landing disini, sparepart yang masuk singapur, lewat Batam jadi lebih dekat. Pemesanan sparepart di FTZ lebih mudah,” tuturnya.

Setelah tahap MRO pertama selesai pada tahun ini, Lion Air akan segera memulai pembangunan proyek MRO tahap kedua dengan nilai investasi sebesar Rp3 triliun. Lini tersebut diperkirakan akan selesai pada 2016 mendatang.

Tahap kedua tersebut akan dibangun lahan seluas 12 hektar. Enam hektar akan digunakan untuk ekstensi hangar dan enam hektar lagi digunakan untuk engine dan component shop sebagai fasilitas workshop komersial pesawat.

“Untuk engine shop kami sudah punya klien dari Pratt and Whitney dan GE. GE sebagai pemasok mesin pesawat kami dan untuk hangar 100% dari Lion Air,” paparnya.

Adapun saat ini, lanjutnya, Lion Air tengah berjuang mendapatkan sertifikasi hangar dari European Aviation Safety Agency (EASA) yang diperkirakan akan diperoleh pada 2015 mendatang.

Selanjutnya, Lion Air juga berupaya mendapat sertifikasi dari The Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat.

“Untuk sertifikasi kami diguide sama airbus. Tujuan sertifikasi ini agar hangar kami setara sama internasional,” katanya.

Direktur PTSP dan Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho mengatakan pembangunan lini MRO di Hang Nadim sesuai dengan rencana pengembangan bandara tersebut sejak 2011.

Pihaknya mengalokasikan lahan seluas 150 hektar untuk bisa digunakan pembangunan lini MRO.

“Kami masih memberi izinnya karena masih ada lahannya. 150 hektar kami siapkan,” paparnya.

Dia mengatakan untuk mendukung pengembangan lini MRO dan pertumbuhan kedatangan pesawat di bandara, pihaknya berencana membangun landasan pacu kedua yang berada disebelah landasan pacu pertama.

“Ada rencana pembangunan runaway kedua. Tapi tergantung kebutuhan kalau sekarang  belum perlu,” sambungnya.(k17/yop)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar