20 Desember 2012 - (sumber Batam Pos)
Kemacetan di Batam kian parah. Jika bulan lalu,
kemacetan dalam sehari sekitar empat jam, Desember ini durasi kemacetan
bertambah menjadi tujuh jam per hari.
Kepala Seksi Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Batam Andri Kurniawan mengatakan, kemacetan terjadi pada jam sibuk, saat sebagian besar warga pekerja ke dan dari tempat kerja, atau menjalankan aktivitas lainnya sekitar pukul 07.00 hingga 09.00 WIB. Situasi yang nyaris sama terjadi sekitar pukul 16.00 hingga 21.00 WIB, saat warga menyudahi aktivitasnya dan kembali ke kediamannya.
Kemacetan paling panjang berada di jalur-jalur sibuk kendaraan seperti Simpang Jam, Simpang Kabil, Simpang Lubukbaja, Simpang Gelael, serta daerah Pelita. ”Paling parah kendaraan dari Telagapunggur arah Nagoya, baik itu di Simpang Jam maupun Simpang Kabil,” kata Andri di Kantor Dishub Batam, Baloi, Rabu (19/12).
Di Simpang Kabil, antrean kendaraan dari arah Telagapunggur menuju Nagoya bisa mencapai Gerbang Perumahan Legenda Bali atau sekitar satu kilometer. Sementara arah Nagoya menuju Mukakuning, antrean kendaran mencapai perumahan Anggrek Mas atau lebih 700 meter. Sedangkan Batam Centre arah Mukakuning dan Nagoya, antreannya hingga ke depan perumahan Golden Land.
Antrean di Simpang Jam juga tidak kalah panjangnya. Pada jam-jam sibuk itu, antrean kendaraan dari arah Telagapunggur-Nagoya bisa sampai di depan Mapolresta Barelang. Dari arah berlawanan atau Nagoya-Mukakuning antrean kendaraan hingga di depan dealer Indomobil.
”Yang kita sebutkan ini termasuk simpang yang arah antrean kendarannya mencapai 700 meter lebih,” ungkapnya.
Meski begitu, kemacetan di simpang lainnya di kota industri ini juga tidak kalah macet, seperti Simpang BNI, Simpang BI, Simpang Kara, Simpang Kallista, Simpang Baloi serta daerah Pelita.
Petugas Automatic Traffic Contol System (ATCS) Dishub Batam bahkan harus gesit mengatur traffic light untuk mengurai dan menguarangi kemacetan. Di Simpang Jam dan Simpang Kabil ATCS lampu hijau diberikan waktu 60 detik, padahal normalnya hanya 40 hingga 45 detik. Hal ini dipicu kian parahnya kepadatan kendaran. Pun demikian dengan simpang lainnya.
”Dulu
waktunya bisa dikontrol dan dikendalikan dari kantor ATCS. Sekarang
kita lakukan manual, karena sebagian besar alat kita tersambar petir
dari 18 titik, sekitar 15 titik terkena petir,” jelasnya.
Pagi dan sore petugas ATCS harus rajin mengontrol ke lapangan untuk mengatur waktu lampu pada traffic light di setiap persimpangan. ”Saking banyaknya antrean, kita sering kena tegur pengendara, karena terlambat ke tempat kerja. Padahal sebelumnya tidak semacet ini,” tutur Andri Kurniawan.
Andri mengatkan, kemacetan itu bukan hanya terjadi di persimpangan lampu merah saja. Jalan yang berdekatan dengan sekolah dan kawasan sekolah dan industri menjadi imbasnya. Seperti sekitar Kabil, Mukakuning, Batuampar dan Batam Centre.
Jalan yang biasanya sepi, seperti Taman Raya, Simpang MC Dermot Batuampar dan jalan kecil lainnya menjadi padat arus kendaraan. Karena dilewati oleh pekerja, kendaran umum, dan kendaran pribadi lainnya.
470.611 Kendaraan
Di Simpang BI, Dishub Batam bakal membuat traffic light. Tahun 2013 PU Batam bahkan berencana memperlebar jalan mulai dari Pemko Batam tepatnya samping Mega Mall hingga Perumahan KDA menjadi dua. ”Jalan ini untuk mengurangi angka kemacetan,” ujarnya.
Andri mengakui, kemacetan di kota ini sudah semakin parah. Pertumbuhan kendaraan tidak sesuai dengan keadaan jalan. Jika tidak dibatasi dan direncanakan pemecahan dari sekarang, tahun 2013 lalu lintas di Batam akan semakin buruk. ”Kemacetan bukan hanya jam tertentu saja, namun setiap waktu seperti Jakarta,” ungkapnya.
Menurutnya, perlu adanya pengurangan kendaraan, menambah dan emmperbaiki transportasi masal seperti angkutan umum. ”Hal tersebut perlu ada kerjasama antara Bea Cukai, Dishub dan pihak kepolisian,” ujarnya.
Kemudian pemberlakukan parkir mahal di beberapa tempat, mewajibkan kendaraan cc mesin tertentu dan plat merah untuk menggunakan pertamax plus atau pertamax, memberlakukan pajak ganda kepada pemilik kendraan yang mempunyai kendran lebih dari satu. ”Serta banyak lagi solusi lainnya, karena pertambahan kendaraan bukan solusi utama. Pertumbuhan jalan hanya mengobati beberapa tahun saja,” jelasnya.
Sementara itu, jumlah kendaran di Batam per Oktober 2012, mencapai 470.611 unit. Kendaraan roda dua berjumlah 390.163, sedangkan roda empat berjumlah 80.448 unit. Peningkatan jumlah kendaraan tersebut berasal dari kendaraan baru dan kendaraan yang dimutasi dari daerah lain. Kendaraan mutasi, kebanyakan dari daerah daerah Jawa, seperti taksi, kendaran barang, serta kendaraan pribadi. *** (47)
Kepala Seksi Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Batam Andri Kurniawan mengatakan, kemacetan terjadi pada jam sibuk, saat sebagian besar warga pekerja ke dan dari tempat kerja, atau menjalankan aktivitas lainnya sekitar pukul 07.00 hingga 09.00 WIB. Situasi yang nyaris sama terjadi sekitar pukul 16.00 hingga 21.00 WIB, saat warga menyudahi aktivitasnya dan kembali ke kediamannya.
Kemacetan paling panjang berada di jalur-jalur sibuk kendaraan seperti Simpang Jam, Simpang Kabil, Simpang Lubukbaja, Simpang Gelael, serta daerah Pelita. ”Paling parah kendaraan dari Telagapunggur arah Nagoya, baik itu di Simpang Jam maupun Simpang Kabil,” kata Andri di Kantor Dishub Batam, Baloi, Rabu (19/12).
Di Simpang Kabil, antrean kendaraan dari arah Telagapunggur menuju Nagoya bisa mencapai Gerbang Perumahan Legenda Bali atau sekitar satu kilometer. Sementara arah Nagoya menuju Mukakuning, antrean kendaran mencapai perumahan Anggrek Mas atau lebih 700 meter. Sedangkan Batam Centre arah Mukakuning dan Nagoya, antreannya hingga ke depan perumahan Golden Land.
Antrean di Simpang Jam juga tidak kalah panjangnya. Pada jam-jam sibuk itu, antrean kendaraan dari arah Telagapunggur-Nagoya bisa sampai di depan Mapolresta Barelang. Dari arah berlawanan atau Nagoya-Mukakuning antrean kendaraan hingga di depan dealer Indomobil.
”Yang kita sebutkan ini termasuk simpang yang arah antrean kendarannya mencapai 700 meter lebih,” ungkapnya.
Meski begitu, kemacetan di simpang lainnya di kota industri ini juga tidak kalah macet, seperti Simpang BNI, Simpang BI, Simpang Kara, Simpang Kallista, Simpang Baloi serta daerah Pelita.
Petugas Automatic Traffic Contol System (ATCS) Dishub Batam bahkan harus gesit mengatur traffic light untuk mengurai dan menguarangi kemacetan. Di Simpang Jam dan Simpang Kabil ATCS lampu hijau diberikan waktu 60 detik, padahal normalnya hanya 40 hingga 45 detik. Hal ini dipicu kian parahnya kepadatan kendaran. Pun demikian dengan simpang lainnya.
Pagi dan sore petugas ATCS harus rajin mengontrol ke lapangan untuk mengatur waktu lampu pada traffic light di setiap persimpangan. ”Saking banyaknya antrean, kita sering kena tegur pengendara, karena terlambat ke tempat kerja. Padahal sebelumnya tidak semacet ini,” tutur Andri Kurniawan.
Andri mengatkan, kemacetan itu bukan hanya terjadi di persimpangan lampu merah saja. Jalan yang berdekatan dengan sekolah dan kawasan sekolah dan industri menjadi imbasnya. Seperti sekitar Kabil, Mukakuning, Batuampar dan Batam Centre.
Jalan yang biasanya sepi, seperti Taman Raya, Simpang MC Dermot Batuampar dan jalan kecil lainnya menjadi padat arus kendaraan. Karena dilewati oleh pekerja, kendaran umum, dan kendaran pribadi lainnya.
470.611 Kendaraan
Di Simpang BI, Dishub Batam bakal membuat traffic light. Tahun 2013 PU Batam bahkan berencana memperlebar jalan mulai dari Pemko Batam tepatnya samping Mega Mall hingga Perumahan KDA menjadi dua. ”Jalan ini untuk mengurangi angka kemacetan,” ujarnya.
Andri mengakui, kemacetan di kota ini sudah semakin parah. Pertumbuhan kendaraan tidak sesuai dengan keadaan jalan. Jika tidak dibatasi dan direncanakan pemecahan dari sekarang, tahun 2013 lalu lintas di Batam akan semakin buruk. ”Kemacetan bukan hanya jam tertentu saja, namun setiap waktu seperti Jakarta,” ungkapnya.
Menurutnya, perlu adanya pengurangan kendaraan, menambah dan emmperbaiki transportasi masal seperti angkutan umum. ”Hal tersebut perlu ada kerjasama antara Bea Cukai, Dishub dan pihak kepolisian,” ujarnya.
Kemudian pemberlakukan parkir mahal di beberapa tempat, mewajibkan kendaraan cc mesin tertentu dan plat merah untuk menggunakan pertamax plus atau pertamax, memberlakukan pajak ganda kepada pemilik kendraan yang mempunyai kendran lebih dari satu. ”Serta banyak lagi solusi lainnya, karena pertambahan kendaraan bukan solusi utama. Pertumbuhan jalan hanya mengobati beberapa tahun saja,” jelasnya.
Sementara itu, jumlah kendaran di Batam per Oktober 2012, mencapai 470.611 unit. Kendaraan roda dua berjumlah 390.163, sedangkan roda empat berjumlah 80.448 unit. Peningkatan jumlah kendaraan tersebut berasal dari kendaraan baru dan kendaraan yang dimutasi dari daerah lain. Kendaraan mutasi, kebanyakan dari daerah daerah Jawa, seperti taksi, kendaran barang, serta kendaraan pribadi. *** (47)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar