18 Desember 2012 - (sumber Batam Pos)
Salah satu persoalan mendasar di Kota Batam
adalah sistem transportasi yang belum aman dan nyaman. Bahkan, jauh
tertinggal dari kota lainnya di Indonesia. Lalu apa progres ke depan?
Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) punya sembilan rencana pembangunan proyek infrastruktur dalam road map BP Batam pada 2011-2015. Beberapa di antaranya adalah proyek multi years dengan anggaran lebih dari sepuluh triliun.
Ilham Eka Hartawan, Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam mengatakan proyek yang diprioritaskan antara lain pembangunan koridor jalan tol rute Pelabuhan Batu Ampar-Kawasan Industri Muka Kuning-Bandara Hang Nadim senilai Rp1,6 triliun, pembangunan monorel tahap I rute Bandara Hang Nadim-Batu Ampar senilai Rp1,1 triliun dan instalasi pengolahan air limbah Batam Center senilai US$55 juta atau Rp550 miliar.
“Infrastruktur ini memang harus dibangun untuk mendukung lalu lintas publik dan barang. Dalam bidang lingkungan yakni water waste treatment plant. Ini dimaksudkan agar Batam menjadi kota yang sustainable, lingkungannya baik, transportasinya baik,” kata Ilham.
Meski demikian pembangunan enam proyek lainnya akan tetap diupayakan yakni pembangunan pelabuhan transhipment Tanjung Sauh dengan PT Pelindo II senilai Rp7 triliun, pengembangan dermaga utara Pelabuhan Batu Ampar Rp 366 miliar, pembangunan penyediaan air baku waduk Tembesi yang 80 persen hampir rampung, pengembangan infrastruktur IT, pembangunan fasilitas MRO di Bandara Hang Nadim dan pembangunan Jembatan Batam-Bintan.
Ilham
mengatakan proyek infrastruktur pembangunan jalan tol dan kereta rel
kemungkinan sudah mulai dikerjakan 2014 mendatang. Meski demikian, ia
mengatakan rencana pembangunan jalan tol rute Batu Ampar-Kawasan
Industri Muka Kuning-Bandara Hang Nadim harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Sebelumnya ketua BP Batam Mustofa Widjaya mengatakan persiapan rencana pembangunan jalan tol ini telah disusun sejak 2010 lalu. Berdasarkan jadwal implementasi, rencananya tendernya dilakukan pada 2012 ini dan masa kontruksi pada 2013-2015. Sementara proyek kereta rel dijadwalkan pengerjaannya dapat dimulai pada 2014 dan bisa beroperasi pada 2017.
Menurut Mustofa, di antara proyek infrastruktur, proyek instalasi pengolahan limbah merupakan proyek yang paling siap untuk ditawarkan ke Korea Selatan mengingat mereka sudah memiliki kajiannya.
Proyek tahap I berkapasitas mengelola limbah cair 230 liter per detik dari kapasitas sebelumnya yang hanya 33 liter per detik sejak dibangun pada 1995.
“Sekarang penduduk Batam terus bertambah dan sudah mencapai 1,2 juta, kami ingin mengantisipasi melonjaknya limbah cair dari rumah tangga yang tidak bisa dikelola,” kata Mustofa. (ian) (41)
Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) punya sembilan rencana pembangunan proyek infrastruktur dalam road map BP Batam pada 2011-2015. Beberapa di antaranya adalah proyek multi years dengan anggaran lebih dari sepuluh triliun.
Ilham Eka Hartawan, Kasubdit Humas dan Publikasi BP Batam mengatakan proyek yang diprioritaskan antara lain pembangunan koridor jalan tol rute Pelabuhan Batu Ampar-Kawasan Industri Muka Kuning-Bandara Hang Nadim senilai Rp1,6 triliun, pembangunan monorel tahap I rute Bandara Hang Nadim-Batu Ampar senilai Rp1,1 triliun dan instalasi pengolahan air limbah Batam Center senilai US$55 juta atau Rp550 miliar.
“Infrastruktur ini memang harus dibangun untuk mendukung lalu lintas publik dan barang. Dalam bidang lingkungan yakni water waste treatment plant. Ini dimaksudkan agar Batam menjadi kota yang sustainable, lingkungannya baik, transportasinya baik,” kata Ilham.
Meski demikian pembangunan enam proyek lainnya akan tetap diupayakan yakni pembangunan pelabuhan transhipment Tanjung Sauh dengan PT Pelindo II senilai Rp7 triliun, pengembangan dermaga utara Pelabuhan Batu Ampar Rp 366 miliar, pembangunan penyediaan air baku waduk Tembesi yang 80 persen hampir rampung, pengembangan infrastruktur IT, pembangunan fasilitas MRO di Bandara Hang Nadim dan pembangunan Jembatan Batam-Bintan.
Sebelumnya ketua BP Batam Mustofa Widjaya mengatakan persiapan rencana pembangunan jalan tol ini telah disusun sejak 2010 lalu. Berdasarkan jadwal implementasi, rencananya tendernya dilakukan pada 2012 ini dan masa kontruksi pada 2013-2015. Sementara proyek kereta rel dijadwalkan pengerjaannya dapat dimulai pada 2014 dan bisa beroperasi pada 2017.
Menurut Mustofa, di antara proyek infrastruktur, proyek instalasi pengolahan limbah merupakan proyek yang paling siap untuk ditawarkan ke Korea Selatan mengingat mereka sudah memiliki kajiannya.
Proyek tahap I berkapasitas mengelola limbah cair 230 liter per detik dari kapasitas sebelumnya yang hanya 33 liter per detik sejak dibangun pada 1995.
“Sekarang penduduk Batam terus bertambah dan sudah mencapai 1,2 juta, kami ingin mengantisipasi melonjaknya limbah cair dari rumah tangga yang tidak bisa dikelola,” kata Mustofa. (ian) (41)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar