Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 17 Desember 2012

Perencanaan Batam Jangan Tergantung S'pura

BATAM CENTRE (HK)- Pembangunan Kota Batam, sebaiknya dilakukan dengan perencanaan yang matang tanpa harus bergantung pada Singapura. Karenanya, perlu dilakukan reformasi birokrasi yang mendasar.


Perwakilan Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan Lembaga Administrasi Negara (PK3LAN) Purwastuti mengatakan, Badan Pengusahaan (BP) Batam, perlu melakukan reformasi birokrasi untuk memperbaiki kinerja selama ini.

Dengan adanya reformasi, dapat menentukan program kerja baik jangka panjang dan jangka pendek.Terutama di dalam internal khususnya mengenai pelayanan publik.

"Dengan adanya itu, tentu diiringi perbaikan-perbaikan, hingga ke tingkat manajeman SDM. Hal ini perlu dilakukan agar sistem yang ada di BP Batam bisa lebih baik lagi. Reformasi birokrasi perlu, karena kita ketahui bersama Batam merupakan salah satu kota yang banyak dilirik investor," kata Purwastuti, saat acara pembahasan Road Map Kota Batam, Kamis (13/12).

Dengan demikian, diharapkan kinerja BP Batam dapat naik 11 persen dari saat ini. Karena seperti diketahui, BP Batam tidak seperti kementerian lain.

Sementara itu, Lembaga Konsultan Internasional Frost and Sullivan menyarankan kawasan FTZ Batam agar mewaspadai prediksi lembaganya terkait perubahan perekonomian Singapura yang didorong oleh upah yang tinggi di negara tersebut dan munculnya industri hi-tech.

"Singapura sudah sangat berubah, sekarang industri yang hi-tech tidak membutuhkan tenaga kerja. Hal ini juga harus disikapi dengan hati-hati, apalagi akhir-akhir ini standar upah Singapura sudah di atas Amerika Serikat," kata Vice President Public Sector Practice Frost & Sullivan, Shivaji Das.

Ia mengatakan, sekitar 60 persen pendapatan Batam masih terkonsentrasi untuk industri manufaktur elektronik dan 70 persen -80 persen pasar tersebut diekspor ke Singapura.

"Batam saat ini masih sangat tergantung dengan Singapura. Karenanya Batam perlu mencari pasar lain, karena pasar di Singapura sedang melambat untuk mengurangi resiko ekonomi. Kalau saya lihat, ada tiga industri yang potensial untuk dikembangkan, seperti green technology cocok untuk Eropa dan Amerika, pariwisata dapat dilirik negara Cina dan Australia dan Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti Malaysia," kata Shivaji Das.(mnb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar