- Jumat, 28 December 2012 (sumber Haluan Kepri)
Itu pun belum pasti negeri ginseng tersebut akan melakukan pembangunan.
Kepastian itu diperoleh setelah delegasi Korea Selatan bertemu dengan pimpinan Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam di ruangan Marketing Centre, Kamis (27/12).
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Young Sun menyatakan siap mendanai pembangunan Jembatan Batam-Bintan. Namun, sebelum itu pihaknya akan melakukan kajian dulu.
" Tahun depan, kami akan menurunkan tim dari Korea untuk melakukan pra studi kelayakan pembangunan jembatan tersebut. Tim yang akan turun dari lembaga milik pemerintah Korea, namanya Kulka. Mereka ahli dalam pembangunan dan proyek-proyek. Mereka datang dulu ke BP Batam, untuk prastudi," kata Kim usai pertemuan, kemarin.
Dijelaskan dia, setelah melakukan pra studi pengembangan maka prosesnya akan dilakukan bertahap. Mengenai pembangunan belum bisa dipastikan, karena harus menunggu hasil studi dulu.
" Kami akan mencoba melakukannya secara bertahap. Nanti akan kita membahas bagaimana tekhnisnya. Yang jelas pemerintah sangat perhatian akan hal ini. Karena dapat mempererat hubungan kedua negara," jelasnya.
Kim Young Sun menambahkan, jembatan Babin sangat penting bagi perkembangan kawasan bebas Batam dan Bintan. Karena itu, untuk membangunnya perlu ada kajian yang mendalam.
Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja mengatakan, ini merupakan tawaran antara pemerintah dengan pemerintah. Kalau dengan swasta nanti beda lagi.
" Yang jelas ini hanya salah satu inivestor. Ini hanya antara pemerintah dengan pemerintah. Nanti swasta beda lagi, karena itu kita juga menawarkan pada pihak lain. ini, bukan satu-satunya penyandang dana pembangunan. Yang jelas siapa saja yang bisa menguntungkan bangsa Indonesia," kata dia.
Karena masih tahap awal, ia menjelaskan, saat ini belum ada kesepakatan apapun antara Korsel dan Indonesia terkait pembangunan jembatan Babin ini.
Selain membahas pembangunan Jembatan Babin, delegasi Korsel yang terdiri dari Direktur Korea International Cooperation Agency (Koica) Choi sung Ho, Direktur Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Lee Woon Chang juga membahas, teknologi tinggi dalam e-Government dan pengaturan sistem pembuangan air limbah rumah tangga yang ramah lingkungan di Batam.
Pembanguan jembatan Babin dengan panjang 6,7 KM, diperkirakan membutuhkan dana Rp3 triliun. Rencananya, tahap pertama pembangunan Jembatan ini akan menyambungkan Pulau Batam dan Pulau Tanjung Sauh. Dari Tanjung Sauh disambung lagi ke Pulau Buau. Dan yang terakhir menghubungkan Pulau Buau dengan Pulau Bintan.(lim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar